Percobaan Fisika telah memenuhi KKM individual sebesar ≥ 68 dan
ketuntasan klasikal sebesar 75. 2. Mengetahui apakah rata-rata kemampuan kemampuan berpikir kreatif dan
hasil belajar peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Sukorejo yang diajar menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament berbasis
Percobaan Fisika lebih baik daripada peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran yang ada di SMA N 1 Sukorejo.
3. Mengetahui deskripsi kemampuan aspek afektif dan aspek psikomotorik siswa yang diajar menggunakan teams games tournament berbasis percobaan
fisika dan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran yang ada di SMA N 1 Sukorejo.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapakan akan memberi manfaat bagi: 1. Peserta didik
a. Terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan. b. Tercapainya ketuntasan belajar peserta didik dalam pembelajaran fisika.
c. Melatih kemampuan berpikir kreatif peserta didik. 2. Guru
a. Memberikan informasi kepada guru tentang model pembelajaran teams games tournament.
b. Sebagai referensi guru tentang model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
3. Sekolah a. Dapat memberikan sumbangan yang baik dalam rangka perbaikan proses
pembelajaran untuk dapat meningkatkan prestasi siswa. b. Mendapat masukan tentang penelitian yang dapat memajukan sekolah.
1.5 PEMBATASAN MASALAH
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan rumusan masalah di atas. permasalahan yang dikaji oleh peneliti terfokus pada penerapan teams games
tournament berbasis percobaan untuk terhadap hasil belajar serta kemampuan berpikir kreatif siswa. Adapun materi yang dipilih menjadi sasaran dalam
penelitian ini adalah kalor karena materi tersebut memerlukan gambaran fenomena yang jelas, sehingga membutuhkan suatu metode pengajaran yang
memberikan pengalaman
secara langsung
percobaan. Penelitian
dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 1 Sukorejo tahun ajaran 20112012.
1.6 PENEGASAN ISTILAH
Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah
a. Teams games tournament
Model belajar mengajar
Turnamen-permainan-timteams game
tournament yang dikembangkan oleh Robert Slavin, merupakan teknik belajar dengan menggabungkan kelompok belajar dengan kompetensi tim
dan dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta, konsep dan ketrampilan. Siswa dibagi dalam kelompok tim yang
beranggotakan antara 5-6 orang. Beberapa komponen dalam team games tournament antara lain 1 Presentasi kelas yaitu penyajian materi dalam
kelas dalam penelitian ini penyajian materi berupa kegiatan peercobaan fisika, 2 belajar kelompok yaitu kegiatan pembelajaran dalam bentuk tim
atau kelompok, 3games terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat peserta didik dari
penyajian kelas dan belajar kelompok. 4Tournament, 5 Penghargaan kelompok team recognise
b. Percobaan fisika Percobaan adalah suatu prosedur atau tata cara yang dijalankan pada
kondisi tertentu dan dapat di ulang sebanyak beberapa kali pada kondisi yang sama, dan setelah selesai maka hasilnya dapat di amati. Dalam kata
lain praktikum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk
menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dalam teori; pelajaran praktik. Jadi dapat disimpulkan percobaan fisika
adalah suatu bagian dari pengajaran yang bertujuan menguji suatu teori
fisika dengan prosedur tertentu pada kondisi tertentu dimana prosedur tersebut dapat di ulang sebanyak beberapa kali pada kondisis yang sama
dan hasilnya dapat di amati. c. Model pembelajaran yang diterapkan di SMA
Model pembelajaran yang selama ini diterapkan di SMA secara garis besar memiliki komponen sebagai berikut: 1 adanya kegiatan diskusi
kelas, 2 penggalian materi dilakukan dengan teknik inquiry terbimbing dan 3 dilakukan beberapa percobaan meskipun intensitasnya masih
sangat kurang. d. Hasil belajar
Gagne menyatakan bahwa ”hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belaja r” Anni, 2005:5.
”Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan setelah
mengalami proses belajar ” Hamalik, 2008: 31.
e. Berpikir kreatif Pola berpikir divergen merupakan indikator berpikir kreatif Munandar
1999: 9, berpikir divergen adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya
pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keberagaman jawaban. Berpikir kreatif ditandai dengan karakteristik berpikir fleksibel, kefasihan dan
kebaruan Munandar 1999:91. Siswono dalam penelitiannya siswono dan kurniawati 2005, menemukakan 5 tingkat berpikir kreatif yaitu:
1. Tingkat berpikir kreatif 4, sangat kreatif 2. Tingkat berpikir kreatif 3, kreatif
3. Tingkat berpikir kreatif 2, cukup kreatif 4. Tingkat berpikir kreatif 1, kurang kreatif
5. Tingkat berpikir kreatif 0, tidak kreatif Dari tingkatan tersebut dapat diketahui seberapa besar tingkat kekreatifan
sisiwa. Tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dieketahui menggunakan tes kemampuan berpikir kreatif.
f. Kalor Kalor merupakan salah satu materi pokok dalam pelajaran fisika yang
diajarkan di SMA kelas X semester 2. Pokok bahasan dalam penelitian ini meliputi kalor sebagai bentuk energy, kalor jenis dan kapasitas kalor,
perubahan wujud dan perpindahan kalor serta asas black.
11
BAB II LANDASAN TEORI