ket nta sa
be la
= +
+ =
= −
1 −
1 keterangan:
z : nilai t yang dihitung;
x
: banyaknya peserta didik yang tuntas secara individual;
: nilai yang dihipotesiskan, dengan
75 n : jumlah anggota sampel Sudjana, 2005: 235.
Kriteria pengujian H ditolak jika z
hitung
≤ -z
0,5-
dengan taraf signifikansi 5 dapat diperoleh dengan menggunakan daftar tabel distribusi z Sudjana, 2005:
235.
3.9.2.4 Uji Proporsi Ketuntasan Belajar Uji Pihak Kanan Merupakan Uji Hipotesis II
Uji proporsi ketuntasan belajar digunakan untuk mengetahui mana yang lebih baik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas mana yang
kentutasan belajarnya lebih besar. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
: =
, artinya proporsi kelas eksperimen yang mencapai u
n jar sama dengan kelas kontrol
: , artinya proporsi kelas eksperimen yang mencapai
ketuntasan belajar lebih dari kelas kontrol Rumus yang digunakan adalah.
………. 3.15
1 −
Kriteria pengujian H ditolak jika z
hitung
≥ z
0,5-
dengan taraf signifikansi 5 dapat diperoleh dengan menggunakan daftar
tabel distribusi z Sudjana:2005:246-247.
Kemampuan berpikir kreatif sendiri dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi menurut draft tingkat berpikir kreatif klasifikasi berpikir
kreatif dapat dijabarkan menjadi sangat kreatif, kreatif, cukup kreatif, kurang kreatif dan tidak kreatif. Draft berpikir kreatif tersebut memperhatikan tiga aspek
yaitu kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan.
3.9.2.5 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Uji Pihak Kanan Merupakan Uji Hipotesis II
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui mana yang lebih baik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menguji kesamaan dua
rata-rata digunakan uji rata-rata satu pihak yaitu uji pihak kanan. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.
H : µ
1
µ
2
rata- rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang diajar menggunakan model TGT berbasis percobaan fisika kurang
dari atau sama dengan rata-rata kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran yang
ada di SMA N 1 Sukorejo H
1
: µ
1
µ
2
rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang diajar menggunakan model TGT berbasis percobaan fisika lebih
baik daripada yang diajar menggunakan model pembelajaran yang ada di SMA N 1 Sukorejo
rum =
s: ,
= ,
2
Karena
1
2
, maka digunakan ………. 3.16
………. 3.17 Kriteria pengujian: H
diterima jika t t
1 – α
dan tolak H jika
t mempunyai harga lain, dimana t
1 – α
, didapat dari daftar distribusi t dengan dk
= n
1
+ n
2
– 2 dan α = 5 Sudjana, 2005:239-243. Rumusan yang digunakan
2
untuk mengklasifikasikan kemampuan berpikir kreatif siswa digunakan rumusan analisis deskriptif presentase.
Jumlah skor yang diperoleh N =
Jumlah skor total × 100
Tabel 3.9. Kriteria kemampuan berpikir kreatif siswa Interval Skor
Kriteria 25.00x 44
kurang kreatif 44 x
≤ 63 cukup kreatif
63 x ≤ 82
Kreatif 82 x ≤100
Sangat kreatif Tim Peneliti Program Pasca Sarjana UNY 2003-2004:21
Untuk kriteria siswa yang tidak kreatif memiliki poin nilai 0 sampai 25 , dalam penelitian ini tidak ditemukan kriteria siswa tidak kreatif yaitu siswa yang
tidak mmapu memberikan alternative jawaban atau membuat masalah dengan fasih dan fleksibel, atau dengan kata lain siswa tidak mampu memberikan
jawaban dengan kata-katanya sendiri .
3.9.2.6 Analisis Lembar Observasi