Hasil belajar Berpikir kraetif

pertanyaan yang kemudian menuntun siswa mendapatkan suatu teori yang benar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lembar diskusi sebagai kegiatan inquiry terbimbing lembar diskusi tersebut merupakan materi yang akan didiskusikan dalam kelompok yang kemudian juga akan di presentasikan oleh kelompok di depan kelas. 3. Kegiatan demonstrasi seperti yang telah dilaksanakan guru sebelumnya dilakukan kegiatan demonstrasi hal tersebut untuk melatih kemampuan psikomotorik siswa. Pada penelitian ini kegiatan demonstrasi dilakukan oleh guru dengan mengajak partisipasi siswa. 4. Dalam penelitian ini peneliti menambahkan beberapa komponen yaitru pemberian tugas rumah dan kuis di akhirr pembelajaran. Tugas rumah digunakan agar siswa tetap belajar sedangkan kuis digunakan sebagai evaluasi. Di akhir pekan peneliti memberikan latihan soal, soal yang diberikan didalamnya terdapat beberapa soal dengan kriteria berpikir kreatif yaitu soal yang mempunyai kriteria kefasihan, fleksibility dan originality Diharapkan dengan beberapa perbaikan model pembelajaran yang selama ini diterapkan dapat membuat siswa mencapai ketuntasan belajar baik KKM individual ataupun KKM klasikal serta mampu melatih kemmapuan berpikir kreatif.

2.1.7 Hasil belajar

Hal yang akan dimati dalam penelitian ini sebagai variabel terikat adalah hasil belajar dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Gagne menyatakan bahwa ”hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar ” Anni, 2005:5. ”Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan setelah mengalami proses belajar ” Hamalik, 2008: 31. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang meliputi pola-pola perbuatan, nilai- nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan setelah mengalami proses belajar.

2.1.8 Berpikir kraetif

Berpikir kreatif seperti halnya hasil belajar merupakan variable terikat dalam penelitian. Berpikir kreatif adalah suatu pemikiran yang berusaha menciptakan gagasan yang baru. Munandar 1999: 9 menjelaskan pola berpikir divergen merupakan indikator berpikir kreatif, berpikir divergen adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keberagaman jawaban. Menurut Guilford sebagaimana dikutip dalam munandar 1999:12 berpikir kreatif adalah proses berpikir yang memiliki ciri- ciri kelancaran fluency, keluwesan flexibility, keaslian atau originalitas originality dan merinci atau elaborasi elaboration. Kelancaran adalah kemampuan mengeluarkan ide atau gagasan yang benar sebanyak mungkin secara jelas. Keluwesan adalah kemampuan untuk mengeluarkan banyak ide atau gagasan yang beragam dan tidak monoton dengan melihat dari berbagai sudut pandang. Originalitas adalah kemampuan untuk mengeluarkan ide atau gagasan yang unik dan tidak biasanya, misalnya yang berbeda dari yang ada di buku atau berbeda dari pendapat orang lain. Elaborasi adalah kemampuan untuk menjelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi dan menambah detail dari ide atau gagasannya sehingga lebih bernilai. Pengembangan tingkat berpikir kreatif sebenarnya telah dilakukan peneliti sebelumnya, seperti dalam Siswono Kurniawati 2005. Tingkat berpikir kreatif siswa didasarkan pada produk berpikir kreatif yang terdiri dari 3 komponen, yaitu kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan dalam memecahkan masalah dan mengajukan masalah. Tingkat berpikir kreatif TBK ini terdiri dari 5 tingkat, yaitu tingkat 4 sangat kreatif, tingkat 3 kreatif, tingkat 2 cukup kreatif, tingkat 1 kurang kreatif, dan tingkat 0 tidak kreatif. Teori hipotetik tingkat berpikir kreatif ini dinamakan draf tingkat berpikir kreatif . 1. Tingkat berpikir kreatif 4 Siswa mampu menyelesaikan suatu masalah dengan lebih dari satu alternatif jawaban maupun cara menyelesaikan atau membuat masalah yang berbeda-beda dengan lancar fasih dan fleksibel. Siswa yang mencapai tingkat ini dinamakansebagai siswa yang sangat kreatif. 2. Tingkat berpikir kreatif 3 Siswa mampu menunjukkan suatu jawaban yang baru dengan cara penyelesaian yang berbeda fleksibel meskipun tidak fasih atau membuat berbagai jawaban yang baru meskipun tidak dengan cara yang berbeda tidak fleksibel. Selain itu, siswa dapat membuat masalah yang berbeda dengan lancar fasih meskipun jawaban masalah tunggal atau membuat masalah yang baru dengan jawaban divergen. Siswa yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai siswa kreatif. 3. Tingkat berpikir kreatif 2 Siswa mampu membuat satu jawaban atau masalah yang berbeda dari kebiasaan umum meskipun tidak dengan fleksibel atau fasih, atau mampu menunjukkan berbagai cara penyelesaian yang berbeda dengan fasih meskipun jawaban yang dihasilkan tidak baru. Siswa yang mencapai tingkatini dapat dinamakan sebagai siswa cukup kreatif. 4. Tingkat berpikir kreatif 1 Siswa tidak mampu membuat jawaban atau membuat masalah yang berbeda baru, meskipun salah satu kondisi berikut dipenuhi, yaitu cara penyelesaian yang dibuat berbeda-beda fleksibel atau jawabanmasalah yang dibuat beragam fasih. Siswa yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai siswa kurang kreatif. 5. Tingkat berpikir kreatif 0 Siswa tidak mampu membuat alternative jawaban maupun cara penyelesaian atau membuat masalah yang berbeda dengan lancar fasih dan fleksibel. Siswa yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai siswa tidak kreatif.

2.1.9 Kalor

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament Terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa (Quasi Eksperimen Di Mts Nur-Attaqwa Jakarta Utara)

1 51 179

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Perbandingan Model Teams Games Tournament Termodifikasi Dengan Teams Games Tornament Orisinal Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa

0 16 0

The Effectiveness of Using Teams-Games-Tournament (TGT) on Students' Reading Comprehension on Descriptive Text (A Quasi-experimental Study at the Eighth Grade of SMPN 166 Jakarta in the Academic Year 2016/2017

1 8 99

STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA.

0 3 17

“Pengembangan Media Pembelajaran Majalah Fisika PhysicsMagz Berbasis Clenovio Apps untuk Meningkatkan Minat Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik SMA”.

2 38 596

Efektifitas Penerapan Model Pembelajan Teams Games Turnament Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Peserta Didik SMP Negeri 2 Majene

0 0 129