131
7.2 Monitoring
dan Penertiban Penggunaan Frekuensi oleh UPT
Kegiatan monitoring penggunaan frekuensi dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis UPT Balai
Monitoring yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan monitoring dilakukan
untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran dalam penggunaan frekuensi di masing‐masing
wilayah berdasarkan hasil pantauan terhadap kegiatan yang menggunakan frekuensi.
Terdapat tiga kategori pelanggaran dalam penggunaan frekuensi ini yaitu penggunaan
frekuensi yang tidak memiliki izin illegal, izin penggunaan frekuensi yang sudah
kadaluarsa, dan penggunaan frekuensi yang tidak sesuai peruntukannya. Selanjutnya
berdasarkan temuan pelanggaran tersebut dilakukan penertiban terhadap kegiatan yang
menggunakan frekuensi yang melanggar tersebut. Ada empat jenis tindakan penertiban
yang dilakukan yaitu dari mulai SOS, peringatan, penyitaan sampai penyegelan atas kegiatan
tersebut.
7.2.1. Monitoring dan Penertiban UPT Tahun 2008.
Sepanjang tahun 2008, ditemukan 1.536 pelanggaran dalam penggunaan frekuensi dari
monitoring yang dilakukan diseluruh 33 UPT monitoring yang tersebar di seluruh propinsi di
Indonesia. Pelanggaran paling banyak ditemukan di wilayah UPT Semarang sebanyak 179
pelanggaran, diikuti wilayah UPT Bandung 97 pelanggaran dan UPT Jambi sebanyak 94
pelanggaran. Berdasarkan wilayahnya, pelanggaran penggunaan frekuensi ini paling banyak
terjadi di wilayah Jawa sesuai dengan banyaknya penggunaan frekuensi di wilayah ini,
disusul dengan wilayah Sumatera. Kedua wilayah ini masing‐masing memberi kontribusi
32,8 dan 33 dari total pelanggaran penggunaan frekuensi.
Namun meskipun intensitas pelanggaran cenderung tinggi pada daerah dengan penggunaan
frekuensi tinggi seperti Jawa dan Sumatera, namun jumlah pelanggaran ini tidak
proporsional dengan jumlah penggunaan frekuensi antar daerah. Wiayah Jawa dengan
penggunaan frekuensi jauh lebih besar daripada Sumatera ternyata jumlah pelanggarannya
hampir sama dengan wilayah Sumatera. Bahkan beberapa daerah dengan penggunaan
frekuensi tidak terlalu banyak dan aktivitas sosial ekonomi juga tidak tergolong padat
seperti Sulawesi Utara dan Sulawesi tengah menunjukkan tingkat pelanggaran tinggi.
132
Berdasarkan monitoring tahun 2008, jumlah pelanggaran di UPT Manado dan Palu masing‐
masing sebesar 83 dan 73.
Tabel 7.4. Hasil Penertiban Frekuensi oleh UPT Tahun 2008
PELANGGARAN TINDAKAN
PENERTIBAN No
WILAYAH PENERTIBAN
Ilegal Izin
Kadalu a
‐rsa Tidak
Sesuai Peruntu
kkannya Jumlah
SO S
Disit a
Dise ‐
gel Diperi
‐ ngatka
n
1 UPT
NAD 36
4 7
47 33
12 23
5 2
UPT MEDAN
42 15
57 7
7 4
21 3
UPT PADANG
32 32
19 3
6 4
UPT PEKANBARU
68 68
19 10
9 5
UPT JAMBI
76 18
94 16
48 5
6 UPT
BABEL 7
UPT BATAM
43 43
8 10
8 UPT
PALEMBANG 37
37 2
5 35
9 UPT
BENGKULU 88
88 11
5 66
10 UPT
LAMPUNG 23
15 38
3 26
11 UPT
DKI JAKARTA 45
45 1
5 39
12 UPT
BANTEN 57
57 6
4 4
13 UPT
BANDUNG 67
28 2
97 42
8 67
14 UPT
YOGYAKARTA 48
10 4
62 22
11 15
UPT SEMARANG
86 87
6 179
13 141
16 UPT
SURABAYA 69
69 8
9 19
38 17
UPT DENPASAR
57 2
4 63
1 5
37 18
UPT MATARAM
19 UPT
KUPANG 20
UPT SAMARINDA
37 10
47 10
24 13
21 UPT
BALIKPAPAN 32
32 11
9 3
22 UPT
PONTIANAK 23
UPT PALANGKARAYA
41 41
22 24
UPT BANJARMASIN
25 UPT
MANADO 83
83 8
8 3
36 26
UPT PALU
73 73
50 23
27 UPT
MAKASAR 30
30 28
UPT AMBON
13 13
5 29
UPT GORONTALO
36 36
3 18
2 18
30 UPT
TERNATE 31
UPT KENDARI
32 UPT
JAYAPURA 3
3 3
33 UPT
MERAUKE 76
26 102
1
Jika dilihat dari jenis pelanggarannya, paling banyak pelanggaran dalam bentuk penggunaan
frekuensi yang tanpa izin, diikuti dengan pelanggaran dalam bentuk izin yang sudah
kadaluarsa. Dari total pelanggaran penggunaan frekuensi yang terjadi, sebanyak 84,5
133
adalah pelanggaran dalam bentuk penggunaan frekuensi tanpa izin illegal. Sementara
pelanggaran dalam bentuk izin kadaluarsa dan peruntukan yang tidak sesuai, proporsinya
masing ‐masing 10,9 dan 4,6. Dari pola pelanggaran ini terlihat bahwa masih banyak
terdapat kerawanan dalam pemanfaatan penggunaan frekuensi dengan menggunakan
frekuensi secara illegal. Untuk itu bukan hanya penertiban yang perlu dilakukan, namun juga
pembinaan pada stakeholder terkait. Disamping itu patut dipertimbangkan pula untuk
memberikan kemudahan dalam legalisasi pemanfaatan penggunaan frekuensi.
Gambar 7.7. Komposisi Jenis Pelanggaran dan Tindakan Penertiban oleh UPT Tahun 2008
Jenis Pelanggaran
Jenis Tindakan
Berdasarkan jenis tindakan terhadap pelanggaran yang terjadi, gambar 7.7 juga
menunjukkan bahwa tindakan paling banyak dilakukan adalah dalam bentuk peringatan
disusul dengan tindakan SOS. Dari total tindakan atas pelanggaran yang dilakukan pada
tahun 2008, 54,1 adalah dalam bentuk peringatan dan dalam bentuk SOS 20,9.
Sementara tindakan dalam bentuk penyitaan sebanyak 9,1 dan tindakan dalam bentuk
penyegelan sebanyak 15,9. Dari komposisi tersebut terlihat bahwa tindakan yang
dilakukan oleh UPT sebagian besar masih tindakan persuasif dalam rangka mendorong
tumbuhnya industri telekomunikasi dan pemanfaatan frekuensi masih tindakan penertiban
tetap tegas dilakukan.
134
7.2.2. Monitoring dan Penertiban UPT Tahun 2009.