Kinerja Wilayah Pos Data Statistik Smt 1 09

72 pangsanya terus meningkat sehinga pada 2009, produksi paket pos udara dari luar negeri lebih tinggi dari produksi paket laut dengan pangsa mencapai 55,2. Gambar 5.20. Proporsi Produksi Paket dari Luar Negeri Tahun 2004‐2009

c. Kinerja Wilayah Pos

Jika dilihat sebaran produksi perposan menurut wilpos, terlihat bahwa konsentrasi produksi pos baik dalam negeri maupun luar negeri masih terpusat di Pulau Jawa yang dicerminkan oleh produksi di wilayah pos IV, V, VI dan VII. Tabel 5.18 menunjukkan produksi perposan dalam negeri dan luar negeri paling tinggi ada di wilayah pos IV yang mencakup Banten dan Jabotabek, diikuti dengan Wilpos VI yang meliputi Jawa Tengah dan DIY. Sementara untuk Wilpos XI yang mencakup wilayah Papua dan Maluku menunjukkan produksi yang sangat rendah. Untuk wilayah luar Jawa, produksi pos yang tinggi terdapat di Wilpos III yang mencakup 5 propinsi di Sumatera Bagian Selatan dan Wilpos II Sumatera Barat dan Riau namun dengan total produksi yang masih jauh di bawah Wilpos IV dan VI. Pergeseran ini menunjukkan masyarakat cenderung hanya memilih pelayanan dari PT. Pos untuk pelayanan yang lebih cepat karena PT. Pos memiliki keunggulan jangkauan pelayanan yang lebih luas dan jauh. 73 Pada masing‐masing Wilpos, produksi tertinggi untuk wilayah yang banyak bercorak perkotaan seperti Wilpos IV, VI dan VIII adalah untuk jenis surat biasa. Wilpos I dan X juga menunjukkan produksi surat biasa paling tinggi. Namun untuk wilayah pos VII dan IX justru menunjukkan produksi tertinggi untuk jenis surat kilat khusus. Sementara untuk Wilpos III, produksi paling tinggi justru untuk jenis paket kilat khusus. Tidak ada pola yang jelas antar wilayah pos terhadap produksi pos yang paling banyak dilayani. Namun daerah dengan aktivitas sosial‐ekonomi yang tinggi memang menunjukkan produksi perposan yang lebih tinggi baik untuk surat maupun paket karena adanya kebutuhan untuk pelayanan yang mendukung aktivitas tersebut. Untuk produksi pos ke luar negeri, hampir pada semua wilayah paling tinggi adalah untuk jenis EMS kecuali untuk Wilpos I dan X. Tabel 5.18. Produksi Perposan Indonesia di Setiap Wilayah Pos Tahun 2008 I II III IV V VI VII VIII IX X XI Dalam Negeri Surat Biasa 2.500 764 671 16.484 2.658 11.431 1.996 2.414 426 578 4 39.925 Surat Kilat 1.034 5.923 285 816 1.201 2.717 779 2.185 201 234 4 15.380 Surat Kilat Khusus 992 1.057 1.052 9.785 1.513 2.114 3.144 1.199 3.067 442 17 24.380 Paket Biasa 24 218 39 3.511 2.012 4.096 62 55 1.971 14 12.003 Paket Kilat Khusus 37 192 7.412 85 28 71 164 35 18 6 2 8.050 Keluar Negeri - - - - - - - - - - - - EMS 11 312 15 5.516 108 296 195 101 22 3 6.579 Express Post 27 4 5 63 14 17 4 8 1 8 - 151 Paketpos Biasa LN 476 1 9 7 - 494 Paketpos Cepat LN 3 1 1 2 - - 7 2 No. Wilayah Pos JUMLA H 1 Produksi Pos Reguler Hal yang menarik adalah ternyata produksi pos untuk Wilpos V dan VII yang merupakan daerah dengan penduduk yang juga cukup padat dan wilayah administratif yang banyak dengan tingkat sosial ekonomi yang relatif lebih baik, ternyata menunjukkan produksi perposan yang tidak terlalu tinggi, bahkan dibawah wilpos III. 74 Gambar 5.21. Rasio antara produksi dengan jumlah pegawai menurut Wilpos Jika dibuat perbandingan antara produksi pos reguler dengan jumlah pegawai pada setiap wilayah pos, terlihat adanya perbedaan “produktivitas” yang cukup tajam antar wilayah pos. Daerah ‐daerah di luar Jawa seperti di Wilayah pos II dan III justru menunjukkan produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah pelayanan di Pulau Jawa, kecuali untuk Wilpos VI yang memiliki produktivitas cukup tinggi. Wilpos II dan III misalnya memiliki produktivitas yang cukup tinggi yaitu 7,98 dan 8,06. Sementara untuk Wilpos V dan VII yang berada di Jawa dengan jumlah penduduk dan kepadatan cukup tinggi ternyata justru menunjukkan produktivitas yang rendah yaitu 3,32 dan 2,43. Produktivitas yan paling rendah ditunjuukkan oleh wilayah pos yang berada di Kawasan Timur Indonesia seperti Wilpos X dan XI.

d. Pos Express dan AdMail