66 Pada
daerah di luar Jawa, tingkat keterjangkauan pelayanan pos paling rendah ada di Wilpos I
Sumatera Utara dan NAD yang hanya mencapai 19,8 dan Wilpos IX Kalimantan yang hanya
mencapai 24,5. Tingkat keterjangkauan yang lebih baik justru ditunjukkan di wilpos VIII
Bali dan Nusa Tenggara dan X Sulawesi yang meskipun berada di luar Jawa, namun tingkat
keterjangkauan pelayanan pos di desa mencapai lebih dari 50.
5.4.3. Produksi Pos PT. Pos Indonesia
Produksi perposan digambarkan dengan produksi jumlah suratpaket yang dilayani oleh
PT. Pos dari mulai surat biasa sampai kilat khusus dalam negeri, paket biasa dan khusus dan
pengiriman surat ke luar negeri EMS dan Express Post dan paket pos luar negeri. Tabel
5.16 menunjukkan terjadinya penurunan produksi PT. Pos hampir pada semua jenis kecuali
untuk pengiriman paket kilat khusus dalam negeri dan EMS. Namun secara total, produksi
PT. Pos mengalami penurunan yang signifikan. Penurunan drastis produksi dialami PT. Pos
terutama sejak tiga tahun terakhir.
Tabel 5.16. Produksi Perposan Indonesia Tahun 2004‐2009
No. Produksi Pos Regule Satuan
2004 2005
2006 2007
2008 2009
Dalam Negeri
Surat Biasa
ribu pucuk
299.254 298.967
284.473 91.038
39.925 10.245
Surat Kilat
ribu pucuk
22.351 21.321
20.381 14.821
15.380 1.979
Surat Kilat Khusus
ribu pucuk
71.184 71.255
71.834 54.600
24.380 31.543
Paket Biasa
ribu pucuk
60.547 65.367
78.887 82.779
12.003 15.134
Paket Kilat Khusus ribu pucuk
1.275 1.472
1.557 2.221
8.050 8.156
Keluar Negeri
EMS ribu
pucuk 6.425
6.225 6.198
14.949 6.579
14.075 Express
Post ribu
pucuk 1.453
1.413 381
752 151
163 Paketpos
Biasa LN ribu
pucuk 2.455
2.434 2.234
3.021 494
40 Paketpos
Cepat LN ribu pucuk 498
496 490
486 7
7 1
2 sampai Juni 2009
Grafik trend produksi PT. Pos yang ditunjukkan oleh Gambar 5.15 mempelihatkan untuk
produksi dalam negeri, penurunan paling tajam dialami oleh surat biasa yang menurun
Berdasarkan tingkat keterjangkauan pelayanan pos terlihat bahwa tingkat keterjangkauan desa oleh pelayanan pos belum
cukup tinggi, bahkan menunjukkan angka yang cukup rendah untuk daerah yang aksesnya seharusnya tidak sulit seperti
Wilpos I.
67 tajam
dari 2006 ke 2007 dan terus menurun pada 2009. Pola yang sama terjadi pada produksi
surat kilat khusus. Sementara untuk paket biasa, penurunan tajam baru terjadi dari 2007
ke 2008. Sedangkan untuk pengiriman ke luar negeri, penurunan tajam pada semua jenis
produk terjadi dari 2007 ke 2008 .
Penurunan produksi untuk surat biasa yang sangat tajam diduga terkait dengan semakin
sedikitnya penggunaan surat melalui pos sebagai sarana pemberi kabarinformasi, seiring
dengan semakin berkembangnya teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi
yang pesat seperti penggunaan sarana telekomunikasi dalam bentuk telepon selular dan
internet yang semakin mudah dan murah menyebabkan bergesernya sarana penyampaian
informasi dari surat manual ke surat elektronik dan pesan singkat. Semakin terjangkaunya
penggunaan internet dan telepon selular diduga menyebabkan masyarakat menjadikan
penggunaan surat manual terutama yang bersifat biasa menjadi alternatif terakhir dalam
penyampaian informasi atau dokumen ketika sarana yang lain seperti pesan singkat dan
surat elektronik tidak dapat digunakan. Akibatnya pengiriman surat terutama surat biasa
juga
mengalami penurunan tajam. Penurunan yang juga terjadi pada paket terutama paket biasa
diduga terkait dengan pesaingan yang semakin ketat dalam bisnis pengiriman paketkurir
untuk pengiriman dokumen dan terutama barang dengan semakin banyaknya usaha
pada bidang tersebut. Akibatnya PT. Pos harus bersaing secara ketat dengan pelaku usaha
sejenis.
68
Gambar 5.15. Trend Produksi Perposan Indonesia menurut jenis Tahun 2004‐2009
a. Pos Reguler Dalam Negeri.