Pada tabel 4.7. di atas hasil penelitian ditinjau dari jumlah batang rokok yang dihisap per harinya sebelum mendampingi keluarga rawat inap adalah: 1-5 batang
perokok ringan sejumlah 6 orang 11,8, 6-12 batang perokok sedang sejumlah 43 orang 83,3, dan 12 batang perokok berat sejumlah 2 orang 3,9.
Sedangkan sesudah mendampingi keluarga rawat inap adalah: 1-5 batang perokok ringan sejumlah 0 orang 0,0, 6-12 batang perokok sedang sejumlah 16 orang
31,4, dan 12 batang perokok berat sejumlah 35 orang 68,6.
4.3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara masing- masing variabel yang diteliti yaitu: faktor sosial-budaya dan personal dengan perilaku
merokok pada keluarga pasien rawat inap di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam, adalah dengan uji statistik chi-square
dengan derajat kepercayaan 95 α = 5. Untuk mengetahui kekuatan antara faktor resiko dengan perilaku merokok
digunakan perhitungan Odds Ratio OR. Berdasarkan hasil uji statistik tersebut diatas maka diperoleh nilai p p value 0,05, hal ini berarti terdapat pengaruh
variabel faktor sosial-budaya dan personal terhadap perilaku merokok pada keluarga pasien rawat inap di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam.
4.3.1. Hubungan Faktor Sosial-Budaya dengan Perilaku Merokok Keluarga Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam
Hasil analisis bivariat dari variabel faktor sosial-budaya terhadap perilaku
merokok pada keluarga pasien rawat inap di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam, dapat dilihat lebih rinci pada tabel 4.8. di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8. Hubungan Faktor Sosial-Budaya dengan Perilaku Merokok Keluarga Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam
No. Variabel
Perilaku Merokok Nilai
p p value
OR 95 CI
Kasus Kontrol
Jumlah Jumlah
Faktor Sosial-Budaya 0,001
4,778 1,878–
12,155 1
Baik 24
47,1 8
15,7
2 Tidak Baik
27 52,9
43 84,3
Total 51
100 51
100
Pada tabel 4.8. di atas hasil analisis bivariat dari variabel faktor sosial-budaya terhadap perilaku merokok, maka diperoleh nilai p = 0,001 0,05 artinya ada
hubungan faktor sosial-budaya terhadap perilaku merokok keluarga pasien rawat inap di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam, dan nilai Odds Ratio OR sebesar
4,778 95 CI = 1,878–12,155. Maka dapat disimpulkan bahwa faktor sosial-budaya keluarga pasien rawat inap yang tidak baik memiliki resiko 5 kali lebih tinggi untuk
tejadinya perilaku merokok dibandingkan dengan faktor sosial-budaya keluarga pasien yang baik.
4.3.2. Hubungan Faktor Personal dengan Perilaku Merokok Keluarga Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam
Hasil analisis bivariat dari variabel faktor personal terhadap perilaku merokok
pada keluarga pasien rawat inap di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam, dapat dilihat lebih rinci pada tabel 4.9. di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9. Hubungan Faktor Personal dengan Perilaku Merokok Keluarga Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam
No. Variabel
Perilaku Merokok Nilai
p p value
OR 95 CI
Kasus Kontrol
Jumlah Jumlah
Faktor Personal
0,002 0,253
0,108– 0,591
1 Baik
12 23,5
28 54,9
2 Tidak Baik
39 76,5
23 45,1
Total 51
100 51
100
Pada tabel 4.9. di atas hasil analisis bivariat dari variabel faktor personal terhadap perilaku merokok keluarga pasien rawat inap di Rumah Sakit Grand
Medistra Lubuk Pakam, diperoleh nilai p = 0,002 0,05 artinya ada pengaruh faktor personal terhadap perilaku merokok, dan nilai Odds Ratio OR sebesar 0,253 95
CI = 0,108–0,591. Maka dapat disimpulkan bahwa faktor personal dari keluarga pasien rawat inap yang tidak baik memiliki resiko 1 kali lebih tinggi untuk tejadinya
perilaku merokok dibandingkan dengan faktor personal keluarga pasien rawat inap yang baik.
4.4. Analisis Multivariat