Faktor yang Memengaruhi Perilaku Merokok

kematian, tetapi dapat mendorong munculnya jenis penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Menurut Sitepoe 2001 dalam Nasution 2007 berbagai jenis penyakit yang dapat dipicu karena merokok, antara lain: penyakit kardiolovaskular, neoplasma kanker, saluran pernafasan, peningkatan tekanan darah, memperpendek umur, penurunan vertilitas kesuburan dan nafsu seksual, sakit mag, gondok, gangguan pembuluh darah, penghambat pengeluaran air seni, ambliyopia penglihatan kabur, kulit menjadi kering, pucat dan keriput, serta polusi udara dalam ruangan sehingga terjadi iritasi mata, hidung dan tenggorokan.

2.2.5. Faktor yang Memengaruhi Perilaku Merokok

Ada banyak faktor yang menyebabkan perilaku merokok pada remaja, menurut Aditama 1997 dalam Sulistyorini I.R 2008 menyebutkan bahwa perilaku merokok pada remaja ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya, adalah: 1 Faktor kepribadian personal Seseorang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. 2 Faktor sosio-kultural Seseorang merokok karena pengaruh orang tua dan “peer group” atau teman dan kelompoknya. Perilaku merokok akan lebih kuat pengaruhnya apabila orang tua juga merokok dan berbagai fakta mengungkapkan bahwa remaja yang merokok kemungkinan besar teman-temannya adalah perokok. Universitas Sumatera Utara 3 Faktor lingkungan Seseorang merokok oleh karena iklan, seseorang dengan melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kematangan, kedewasaan, popularitas, dan bahkan lambang kejantanan. Sehingga menyebabkan remaja menganggap kalau mereka merokok, maka mereka akan mendapatkan semua predikat tersebut. Mu`tadin 2002 dalam Kemalasari 2007 mengemukakan faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja diantaranya sebagai berikut: 1 Pengaruh orang tua Remaja perokok adalah anak-anak yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anaknya dibandingkan dengan remaja yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Remaja yang berasal dari keluarga konservatif akan lebih sulit untuk terlibat dengan rokok maupun obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif, dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi contoh figur yaitu perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya. Perilaku merokok lebih banyak didapati pada mereka yang tinggal dengan orang tua tunggal single parent. Remaja berperilaku merokok apabila ibu mereka merokok daripada ayah yang merokok yang lebih terlihat pada remaja putrid. Universitas Sumatera Utara 2 Pengaruh teman Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman- temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Ada dua kemungkinan yang terjadi dari fakta tersebut, pertama remaja tersebut terpengaruh oleh teman-temannya atau sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87 mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok 3 Faktor kepribadian Seseorang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Satu sifat kepribadian yang bersifat pada pengguna obat-obatan termasuk rokok ialah konformitas sosial. Pendapat ini didukung Atkinson 1999 yang menyatakan bahwa orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih menjadi perokok dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah. 4 Pengaruh iklan Dengan melihat iklan di media masa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. Sedangkan menurut Maman 2009 beberapa faktor yang berperan dalam perilaku merokok pada seseorang, antara lain: Universitas Sumatera Utara 1 Faktor individu Perilaku merokok pada seseorang juga timbul karena pengaruh emosi yang menyebabkan seorang individu mencari relaksasi. Saat ini seseorang menghadapi berbagai tuntutan, harapan, resiko-resiko, dan godaan-godaan yang nampaknya lebih banyak dan kompleks dari pada yang dihadapi pada generasi sebelumnya. Semua ini sangat berpotensi menyebabkan seseorang merasa tertekan dan stress. Seseorang yang mengalami stress ini sangat mengembangkan perilaku merokok sebagai suatu cara untuk mengatasi stres yang mereka hadapi karena kurangnya perkembangan keterampilan menghadapi masalah secara kompeten dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Individu dengan dimensi kepribadian tertentu juga dapat menyebabkan mereka lebih sering mengalami stres pribadi sehingga lebih mungkin untuk berprilaku merokok. 2 Faktor lingkungan Bandura dalam teori social learning berasumsi bahwa perilaku dan sistem nilai seseorang terbentuk oleh sekumpulan interaksi yang kompleks antara hubungan- hubungan sosial interpersonal. Menurut Jessor dalam Maman 2009 perilaku bermasalah pada seseorang termasuk merokok, merupakan hasil interaksi dari kepribadian, sikap, dan perilaku dengan sistem lingkungan termasuk lingkungan keluarga dan teman sebaya. 3 Faktor demografis Beberapa faktor demografis yang berhubungan dengan perilaku merokok adalah usia, jenis kelamin, ras dan etnik serta tingkat sosial ekonomi. Status sosial Universitas Sumatera Utara ekonomi yang terdiri dari tingkat pekerjaan, pendidikan dan penghasilan juga mempunyai hubungan yang cukup signifikan dengan perilaku merokok. Sebuah penelitian di Finlandia Timur, ditemukan bahwwa status sosial ekonomi khususnya tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang kuat dengan perilaku merokok. Hasil penelitian Rachiotis dkk 2008 menemukan bahwa usia yang semakin tua, jenis kelamin pria dan tingkat pendidikan orang tua yang semakin rendah berhubungan secara signifikan dengan perilaku merokok. Selain itu, Hansen dalam Nasution 2007 juga menyatakan beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok, yaitu: 1 Faktor biologis Banyak penelitian menunjukkan bahwa nikotin dalam rokok merupakan salah satu bahan kimia yang berperan penting pada ketergantungan merokok. Hal ini didukung oleh penemuan kadar nikotin dalam darah perokok yang cukup tinggi. 2 Faktor psikologis Merokok dapat bermakna untuk meningkatkan konsentrasi, menghalau rasa kantuk, mengakrabkan suasana sehingga timbul rasa persaudaraan, juga dapat memberikan kesan modern dan berwibawa, sehingga bagi individu yang sering bergaul dengan orang lain, perilaku merokok sulit untuk dihindari. Universitas Sumatera Utara 3 Faktor lingkungan sosial Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan dan perhatian individu pada perokok. Seseorang akan berperilaku merokok dengan memperhatikan lingkungan sosialnya 4 Faktor demografis Faktor ini meliputi umur dan jenis kelamin. Orang yang merokok pada usia dewasa semakin banyak. Namun, pengaruh jenis kelamin saat ini tidak terlalu berperan karena baik pria maupun wanita sudah merokok. 5 Faktor sosial-budaya Kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan, penghasilan, dan gengsi pekerjaan akan mempengaruhi perilaku merokok pada individu 6 Faktor sosial-politik Faktor ini menambahkan kesadaran umum berakibat pada langkah-langkah politik yang bersifat melindungi bagi orang-orang yang tidak merokok dan usaha melancarkan kampanye promosi kesehatan untuk mengurangi perilaku merokok.

2.3. Konsep Interaksi Sosial