5 Stres dan dukungan sosial, mencakup: a menghindari stres yang tinggi atau
menghadapi stres dengan baik; b hidup sesuai dengan penghasilan dan menghindari kebangkrutan; dan c mengembangkan hubungan sosial dengan
keluarga dan teman. 6
Berat badan dan jantung sehat, mencakup: a mempertahankan berat badan yang ideal; b menjaga tekanan darah normal; dan c kolesterol yang lebih rendah.
7 Tembakau dan rokok, meliputi: a tidak merokok atau menggunakan produk
tembakau; b tidak bekerja atau tinggal di daerah yang berasap; dan c menghindari menggunakan obat-obatan terlarang.
2.2. Konsep Perilaku Merokok 2.2.1. Definisi Perilaku Merokok
Menurut Armstrong 1990 dalam Komalasari 2000, perilaku merokok adalah menghisap
asap tembakau
yang dibakar
kedalam tubuh
dan menghembuskannya kembali keluar. Sedangkan menurut Levy 1984 dalam
Komalasari 2000 mendefinisikan perilaku merokok sebagai sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisap rokok serta dapat menimbulkan asap
yang dapat terhisap oleh orang-orang di sekitarnya.
2.2.2. Tahapan dalam Perilaku Merokok
Menurut Levental dan Clearly dalam Komalasari 2000 menyatakan ada 4 empat tahap dalam perilaku merokok seseorang sehingga menjadi perokok, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1 Tahap perpatory, seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan
mengenai merokok dengan cara: mendengar, melihat atau dari hasil bacaan sehingga timbul minat untuk merokok.
2 Tahap initiation, tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan
meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok. 3
Tahap becoming a smoker, bila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4 empat batang per hari, maka akan mempunyai kecenderungan menjadi perokok.
4 Tahap maintenance of smoking, pada tahap ini merokok sudah menjadi salah satu
bagian dari cara pengaturan diri untuk memperoleh efek psikologis yang menyenangkan.
2.2.3. Tipe-tipe Perilaku Merokok
Tipe perilaku merokok dibedakan berdasarkan berbagai aspek, sebagai berikut:
1 Berdasarkan tempat aktivitas merokok dilakukan, Mu’tadin 2002 dalam
Komalasari 2000 menggolongkan tipe perilaku merokok menjadi: a Merokok di tempat umum atau ruang publik, meliputi: 1 kelompok homogen yang sama
perokok, secara berkelompok mereka menikmati kebiasaannya; 2 kelompok heterogen atau merokok di tengah orang lain yang tidak merokok, seperti: anak
kecil, orang jompo, orang sakit, dan sebagainya; dan b merokok di tempat yang bersifat pribadi, meliputi: 1 kantor atau kamar tidur pribadi; dan 2 Toilet,
perokok jenis ini dapat digolongkam sebagai orang yang suka berfantasi.
Universitas Sumatera Utara
2 Berdasarkan manajemen terhadap afeksi yang ditimbulkan rokok, Silvan dalam
Mu’tadin 2002 ada 4 empat tipe perilaku merokok berdasarkan management theory of affect, keempat tipe tersebut adalah: a tipe perokok yang dipengaruhi
oleh perasaan positif, meliputi: 1 pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah di dapat; 2
stimulation to pick them up, perilaku merokok hanya dilakukan sekedar menyenangkan perasaan; dan 3 pleasure of handling the cigarette, kenikmatan
yang diperoleh dari memegang rokok; b tipe perokok yang dipengaruhi perasaan negatif, banyak orang yang merokok untuk mengurangi perasaan
negatif yang dirasakannya; c tipe perokok yang adiktif, perokok yang sudah adiksi akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari
rokok yang dihisapnya berkurang; dan d tipe perokok yang sudah menjadi kebiasaan, mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk
mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena sudah menjadi kebiasaan. 3
Berdasarkan jumlah rokok yang dihisap dalam sehari, menurut Sitepoe 2000 dalam Alamsyah R.M 2009 membagi perokok atas 4 empat bagian, yaitu: 1
perokok ringan, adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok antara 1-10 batang perhari; 2 perokok sedang, adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok antara
11-20 batang perhari; 3 perokok berat, adalah sesorang yang mengkonsumsi rokok lebih dari 20 batang perhari; dan 4 perokok yang menghisap rokok dalam-
dalam.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Dampak Perilaku Merokok