Aktivitas Belajar Siswa Pemaknaan Temuan Penelitian

156

4.2.1.2 Aktivitas Belajar Siswa

Slavin 2010: 100, mengemukakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif bukan hanya sebuah teknik pengajaran yang ditujukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, melainkan memiliki manfaat penting untuk memperluas perkembangan interpersonal dan keefektifan dengan cara menciptakan keceriaan dan lingkungan yang prososial di dalam kelas. Manfaat tersebut terjadi pula pada meningkatnya aktivitas belajar siswa, baik secara individu maupun kelompok yang tersaji dalam tabel 4.25. Tabel 4.25 Data Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Belajar Siswa No. Aspek yang Diamati Hasil Aktivitas Belajar Siswa Siklus I II 1. Kegiatan Pendahuluan 73,30 89,78 2. Kegiatan Eksplorasi Penjelasan materi 68,56 85,80 3. Kegiatan Elaborasi 1 Pembentukan kelompok asal dan pembagian tugas 74,06 89,40 4. Kegiatan Elaborasi 2 Diskusi kelompok ahli 65,35 86,74 5. Kegiatan Elaborasi 3 Diskusi kelompok asal 63,45 87,31 6. Kegiatan Konfirmasi Pelurusan kasalahpahaman dan penyimpulan 67,24 87,12 7. Kegiatan Penutup Tes formatif dan tindak lanjut 78,79 92,61 Jumlah 490,73 618,75 Rata-rata 70,10 88,39 Kriteria Tinggi Sangat Tinggi Berdasarkan tabel 4.25, dapat diketahui bahwa ada peningkatan aktivitas belajar siswa, baik pada siklus I maupun siklus II. Pada siklus I memperoleh rata- rata 70,10 dengan kriteria tinggi dan pada siklus II meningkat menjadi 88,39 dengan kriteria sangat tinggi. Perolehan angka tersebut telah mencapai indikator 157 keberhasilan 70, sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Selanjutnya, menurut Slavin 2010: 35-6 “dalam kelompok kooperatif, pembelajaran menjadi sebuah aktivitas yang bisa membuat para siswa lebih unggul di antara teman-teman sebayanya.” Keunggulan siswa ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa. Selain itu, data hasil pengamatan terhadap aktivitas kelompok siswa tersaji pada tabel 4.26. Tabel 4.26 Data Hasil Aspek Pengamatan terhadap Aktivitas Kelompok Siswa No. Aspek yang Diamati Rerata Nilai Siklus I Reraata Nilai Siklus II 1 Mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang akan dipelajari secara garis besar. 70 90 2 Mempelajari submateri yang telah diberikan guru 63,75 91,25 3 Kerjasama siswa dalam belajar dengan kelompok ahli 75 92,50 4 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat tanggapan 70 96,25 5 Ketekunan siswa dalam tugas yang menjadi tanggung jawab individu 86,25 91,25 6 Kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil kerja dengan dengan kelompok ahli kepada anggota kelompok asal 72,50 98,75 7 Kerjasama siswa dalam kelompok asal untuk menyatukan hasil kerja dari masing-masing tim ahli 81,25 95 8 Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya kepada teman sekelas 80 91,25 9 Pembagian peran dan tugas anggota dalam kelompok 82,50 93,75 10 Ketepatan waktu menyelesaikan tugas 70 83,75 Jumlah 751,25 923,75 Rata-rata 75,13 92,38 Kriteria Sangat Tinggi Sangat Tinggi 158 Berdasarkan tabel 4.26, dapat diketahui bahwa ada peningkatan aktivitas kelompok. Rata-rata aktivitas kelompok pada siklus I sebesar 75,13 dengan kriteria sangat tinggi dan pada siklus II meningkat menjadi 92,38 dengan kriteria sangat tinggi. Perolehan persentase tersebut telah mencapai indikator keberhasilan 70, sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga meningkatkan aktivitas kelompok siswa kelas IV di SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Selanjutnya, Allport 1954 mengemukakan bahwa dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif, posisi anggota tim yaitu setara, artinya setiap siswa memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi yang substansial kepada timnya Slavin 2010: 103. Demikian juga dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dimana setiap siswa dalam kelompok asal mendapatkan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan insentif kepada siswa untuk berpartisipasi aktif, saling membantu, dan memotivasi siswa agar melakukan usaha yang maksimal. Salah satu prinsip dasar motivasi terpenting dalam penerapan pembelajaran kooperatif bahwa tujuan kooperatif yaitu menciptakan norma-norma kelompok yang mendukung pencapaian tinggi Slavin 2010: 127. Pencapaian tinggi yang dimaksud yaitu perolehan aktivitas kelompok siswa dalam pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang tersaji pada tabel 4.27. 159 Tabel 4.27 Data Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Kelompok Siswa Nama Kelompok Siklus I Siklus II Hasil Aktivitas kelompok Kriteria Hasil Aktivitas kelompok Kriteria Diponegoro 72,75 Tinggi 85 Sangat Tinggi Pattimura 82 Sangat Tinggi 96,88 Sangat Tinggi Soedirman 76,5 Sangat Tinggi 95,63 Sangat Tinggi Imam Bonjol 76,5 Sangat Tinggi 95,63 Sangat Tinggi Antasari 69,75 Tinggi 91,25 Sangat Tinggi Jumlah 377,50 464,38 Rata-rata 75,50 92,88 Kriteria Sangat Tinggi Sangat Tinggi Berdasarkan tabel 4.27 di atas, manunjukkan bahwa ada peningkatan persentase aktivitas dari tiap kelompok. Pada siklus I rata-rata hasil pengamatan terhadap aktivitas dari tiap kelompok memperoleh 75,50 dengan kriteria sangat tinggi. Pada siklus II meningkat menjdi 92,88 dengan kriteria sangat tinggi. Perolehan angka tersebut telah mencapai indikator keberhasilan 70. Dengan demikian, pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa, baik secara individu maupun kelompok. Hal tersebut dibuktikan melalui penerapan model tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk sukses. Siswa berusaha mencapai kesuksesan dan tujuan yang bermakna. Tujuan yang dimaksud sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS yang tertuang dalam Permendiknas Nomor 14 tahun 2007, salah satunya yaitu agar siswa memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik di tingkat lokal, nasional maupun global. 160

4.2.1.3 Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI BELAJAR DIENES TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI PECAHAN SENILAI SISWA KELAS IV SDN PESURUNGAN LOR 1 KOTA TEGAL

0 28 287

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SLARANG LOR 02 TEGAL

0 8 163

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI, DAN TRANSPORTASI MELALUI METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 01 MOGA

1 35 256

PENINGKATAN PEMBELAJARAN PERUBAHAN LINGKUNGAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI RANDUGUNTING 3 KOTA TEGAL

0 12 265

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATERI PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI MELALUI MODEL JIGSAW PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 01 GONDANG PEMALANG

0 19 201

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw terhadap Peningkatan Keterampilan Sosial Siswa : studi kuasi eksperimen pada mata pelajaran IPS Kelas IV dalam pencapaian materi teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi di Sekolah Dasar.

0 0 30

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS FLASH CARDS PADA SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 5

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Materi Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi Melalui Penerapan Modelling the Way Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Agung

0 0 6

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS FLASH PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

0 3 14

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS FLASH PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

0 0 25