15
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
Dalam kajian pustaka dipaparkan mengenai kerangka teori, kajian empiris, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
2.1 Kerangka Teori
Kerangka teori dalam penelitian ini akan membahas mengenai pengertian belajar, arti belajar bagi siswa SD, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar,
pengertian mengajar dan pembelajaran, hakekat mengajar di sekolah dasar, aktivitas belajar siswa, hasil belajar, karakteristik siswa SD, dan performansi guru.
Selanjutnya, membahas mengenai hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial IPS, pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi,
manfaat mempelajari IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi, dan model pembelajaran kooperatif, serta model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
2.1.1 Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut para ahli memiliki definisi yang berbeda-beda, bergantung pada sudut pandang dan pola pikir para ahli. Menurut Skiner dalam
Anni, dkk. 2006: 20, mengemukakan bahwa “belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku.” Sementara, menurut Winkel 1989 mendefinisikan bahwa
Belajar sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan
lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan yang relatif menetap bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif,
maupun psikomotorik Kurnia 2007: 1-3.
16
Kedua pernyataan tersebut ditegaskan lagi oleh Gagne memberikan dua definisi tentang belajar. Pertama, belajar ialah suatu proses yang mendorong
individu mendapatkan sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan, maupun perubahan tingkah laku. Kedua, belajar adalah kegiatan yang dilakukan
oleh individu secara sengaja untuk menguasai suatu pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh melalui suatu perintah Slameto 2010: 13.
Berdasarkan pendapat Gagne, belajar diartikan sebagai suatu sistem di mana didalamnya terdapat komponen-komponen yang sistematis dan saling
berkaitan. Komponen tersebut meliputi input siswa, proses, dan output perubahan perilaku. Dalam sistem tersebut, mencakup beberapa unsur yang
saling berkaitan dan berkelanjutan. Menurut Gagne, unsur-unsur belajar terbagi atas empat unsur, yaitu sebagai berikut:
1 Siswa
Siswa merupakan individu yang memiliki organ penginderaan untuk menangkap rangsangan, diantaranya yaitu otak untuk
mentransformasikan hasil penginderaan ke dalam memori yang kompleks, dan syaraf atau otot untuk mempraktekkan atas apa yang
telah dipelajari. 2
Rangsangan stimulus Rangsangan dapat diterima oleh siswa melalui alat indera. Dalam
proses belajar siswa perlu memfokuskan pada rangsangan tertentu terhadap apa yang siswa lihat, dengar, dan rasakan.
17
3 Memori
Memori pada siswa berisi sejumlah kemampuan, baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilan hasil dari kegiatan belajar sebelumnya.
4 Respon
Respon merupakan aktivitas siswa terhadap memori yang diwujudkan dalam bentuk tindakan. Respon tersebut dapat diamati melalui setelah
siswa melakukan kegiatan belajar Rifai dan Anni 2009: 84-5. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor melalui interaksi dengan lingkungan.
Perubahan tingkah laku tersebut terlihat dengan bertambahnya kemampuan, misalnya dengan belajar siswa yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak bisa
menjadi bisa dan memiliki sejumlah keterampilan yang bermanfaat dalam kehidupannya. Selain itu, perubahan tingkah laku tersebut sebagai hasil belajar
yang terjadi secara sadar, bersifat berkelanjutan, relatif permanen, dan mengarah pada tujuan serta bersifat progresif.
Selanjutnya, Syah 2009: 109, menambahkan bahwa “proses belajar diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor
yang terjadi dalam diri siswa.” Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk memperoleh
perubahan tingkah laku meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor melalui interaksi antara stimulus dengan isi memori. Perubahan tingkah laku tersebut
terlihat dengan bertambahnya kemampuan, misalnya dengan belajar siswa yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak bisa menjadi bisa, dan memiliki sejumlah
18
keterampilan yang bermanfaat dalam kehidupannya. Selain itu, perubahan yang terjadi merupakan hasil belajar yang diperoleh secara sadar, berkelanjutan, relatif
permanen, dan mengarah pada tujuan serta bersifat progresif. Guru yang profesional dan kompeten, mempunyai wawasan landasan atau
teori yang dapat dipakai dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang menarik dan menantang. Teori yang dapat digunakan oleh guru dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran IPS yaitu teori belajar konstruktivisme. Menurut Isjoni 2010: 46, menyatakan bahwa “konstruktivisme
adalah suatu pandangan bahwa siswa membina sendiri pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada.” Sementara,
Suprijono 2010: 39, mengemukakan bahwa “konstruktivisme juga memberikan kerangka pemikiran belajar sebagai proses sosial atau belajar kolaboratif dan
kooperatif. Belajar merupakan hubungan timbal balik dan fungsional antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, serta kelompok dan
kelompok.” Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa belajar dimaknai sebagai
proses perubahan tingkah laku aktif yang ditunjukkan dengan adanya upaya membangun pengetahuan sendiri dan keterlibatan antarindividu dalam interaksi
sosial untuk mencapai pemahaman bersama. Proses interaksi sosial tersebut meliputi siswa bekerja dalam kelompok dan saling bertukar pendapat atau
informasi, sehingga diperoleh pengetahuan dan pemahaman yang utuh.
2.1.2 Arti Belajar bagi Siswa SD