32
2 Aktivitas Lisan, meliputi kegiatan bercerita, bertanya, berpendapat,
menanggapi, wawancara, dan sebagainya. 3
Aktivitas Pendengaran, meliputi kegiatan mendengarkan penjelasan, musik, pidato, percakapan, diskusi, dan sebagainya.
4 Aktivitas Menulis, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes,
angket, menyalin, dan sebagainya. 5
Aktivitas Menggambar, seperti kegiatan menggambar maupun membuat diagramgrafik, peta, polamotif, dan sebagainya.
6 Aktivitas Motorik, seperti melakukan percobaan, membuat
konstruksimodel, bermain, berkebun, membatik, dan sebagainya. 7
Aktivitas Mental, seperti mengingat, memecahkan soal, memutuskan, menganalisis, menghubungkan, dan sebagainya.
8 Aktivitas Emosional, seperti berminat, merasa senang, berani, tenang,
ragu, malu, dan sebagainya Hamalik 2008: 172-3. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu
proses interaksi antara guru dan siswa dalam suatu kegiatan pembelajaran baik secara fisik maupun non fisik yang dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan
belajar yakni adanya perubahan tingkah laku baik pada aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
2.1.7 Pengertian Hasil Belajar
Menurut Anni 2006: 5, “hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.” Perubahan
perilaku tersebut merupakan hasil dari apa yang telah dipelajari oleh siswa. Sudjana 2010: 22, mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan-
33
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.” Pengalaman tersebut berupa perubahan tingkah laku baik pengetahuan, sikap
maupun keterampilan. Menurut Suprijono 2010: 7, mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan, bukan hanya salah satu
aspek potensi kemanusiaan saja.” Dalam hal ini, hasil belajar tersebut tidak terlihat secara terpisah, melainkan secara keseluruhan komprehensif.
Selain itu, Sugandi, dkk 2007: 63, mengemukakan bahwa hasil belajar “merupakan uraian untuk menjawab pertanyaan ‘apa yang harus digali, dipahami,
dikerjakan siswa?’ Hasil belajar ini merefleksikan keleluasaan, kedalaman dan kompleksitas secara bergradasi dan digambarkan secara jelas serta dapat diukur
dengan teknik penilaian tertentu.” Dalam hal ini, proses penilaian hasil belajar dirancang sedemikian rupa untuk mengukur ketercapaian kompetensi dan
menggambarkan penguasaan konsep tertentu dengan teknik penilaian yang disesuaikan dengan tujuan penilaian yang dilakukan.
Menurut Bloom, secara garis besar hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
1 Ranah Kognitif, yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan intelektual,
meliputi enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek pertama dan kedua
merupakan kognitif tingkat rendah dan aspek selanjutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
2 Ranah Afektif, yaitu berkenaan dengan sikap, meliputi lima aspek,
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
34
3 Ranah Psikomotoris, yaitu berkenaan dengan keterampilan dan
kemampuan bertindak, meliputi enam aspek, yakni gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan,
gerakan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif Sudjana 2010: 22.
Selanjutnya, salah satu keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat melalui hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Sudjana 2010: 62, mengemukakan
bahwa aspek hasil belajar yang dilihat melalui: 1
Perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya;
2 Kualitas dan kuantitas penguasaan tujuan instruksional oleh para
siswa; 3
Jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional minimal 75 dari jumlah instruksional yang harus dicapai;
4 Hasil belajar tahan lama diingat dan dapat digunakan sebagai
dasar dalam mempelajari bahan berikutnya.
Dalam KTSP, tidak lagi menggunakan istilah tujuan instruksional, melainkan dengan istilah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar
kompetensi terdiri atas beberapa kompetesi dasar, kompetensi dasar dijabarkan ke dalam sejumlah indikator, dan indikator dirinci pula menjadi tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran inilah yang hendak dicapai oleh siswa melalui pengukuran dan pengamatan oleh guru.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ialah perubahan perilaku yang dimiliki siswa sebagai hasil pengalaman dan belajar yang dilakukan dengan cara
diamati dan diukur. Adapun perubahan perilaku tersebut meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor khususnya dalam pembelajaran IPS berupa kemampuan
35
untuk menguasai materi IPS dan memiliki sikap positif serta keterampilan yang bermanfaat di kehidupan sekolah maupun di masyarakat.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu nilai yang diperoleh siswa setelah pembelajaran IPS dengan materi Teknologi Produksi, Komunikasi,
dan Transportasi. Pembelajaran IPS dikatakan berhasil jika terjadi pencapaian hasil belajar siswa memperolah angka lebih dari 71. Nilai tersebut sesuai dengan
kriteria ketuntasan minimal KKM yang telah ditetapkan oleh SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal tahun pelajaran 2011 2012. Selain itu, keberhasilan
pembelajaran IPS dipengaruhi pula nilai ketuntasan belajar secara klasikal.
2.1.8 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar