113 Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
Keterangan : Me = Mean atau rata-rata
∑ = Epsilon Jumlah X = Nilai x ke pertama sampai n
n = jumlah subjek penelitian KKM untuk kompetensi kognitif membuat pola kemeja pria adalah 75.
Apabila siswa sudah mencapai nilai 75 dan di atas 75, maka siswa tersebut dinyatakan tuntas. Agar memudahkan dalam memahami data hasil
kompetensi siswa, kriteria ketuntasan minimal disajikan berdasarkan dua kategori yaitu Tuntas dan Belum Tuntas. Berikut ini adalah tabel kategori
penilaian kompetensi membuat pola kemeja pria berdasarkan kriteria ketuntasan minimal dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
Tabel 33.Kriteria Ketuntasan Minimal Nilai
Kategori
75 Belum tuntas atau belum memenuhi KKM
75 - 100 Tuntas atau memenuhi KKM
Berdasarkan kategori tabel di atas, jika nilai yang diperoleh siswa kurang dari 75, maka siswa dinyatakan Belum tuntas. Namun jika nilai yang
diperoleh siswa lebih dari atau sama dengan 75, maka siswa dinyatakan Tuntas.
J. Interpretasi Data
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian kasus di suatu kelas yang hasilnya tidak untuk digeneralisasikan ke kelas atau tempat lain, maka
analisis data dan interpretasi data cukup dengan mendeskripsikan data yang terkumpul. Data-data yang disimpulkan berasal dari lembar observasi, lembar
penilaian unjuk kerja, instrumen tes, dan catatan lapangan. Dalam penelitian tindakan kelas ini hasil analisis yang dilaporkan mencakup: 1 perencanaan
Me =
∑�� �
114 tindakan yang telah direncanakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan
sampai dengan refleksi hasil tindakan dalam proses belajar mengajar pada tiap siklus, 2 pelaksanaan pembelajaran membuat pola kemeja pria dengan
menerapkan metode collaborative learning, 3 data tentang pencapaian kompetensi membuat pola kemeja pria, meliputi kompetensi ranah belajar
afektif, kognitif, dan psikomotor.
K. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Dilihat dari keterlaksanaan pembelajaran, indikator keberhasilan penelitian
ini mengacu pada fase metode collaborative learning. Apabila seluruh fase metode collaborative learning telah diterapkan maka pembelajaran
membuat pola kemeja pria sudah terlaksana baik sesuai dengan metode collaborative learning.
2. Dari segi motivasi belajar, mengacu pada E Mulyasa 2006:131 bahwa dari segi proses pembelajaran atau pembentukan kompetensi dikatakan
berhasil dan berkualitas apabila seluruh kelas atau sebagian besar setidak-tidaknya 75 peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental,
maupun sosial dalam proses pembelajaran. Maka pada penelitian ini motivasi belajar siswa dikatakan meningkat apabila 75 siswa terlibat
secara aktif dalam pembelajaran membuat pola kemeja pria. Siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi apabila tingkah lakunya
menunjukkan beberapa indikator motivasi belajar sebagai berikut : tekun, ulet, mandiri, perhatian, dan kehadiran
. 3. Dari segi kompetensi siswa, mengacu pada Departemen Pendidikan
Nasional dalam kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran 2008
115 yang menyatakan bahwa sebuah pembelajaran dikatakan tuntas apabila
lebih dari 75 siswa telah memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan oleh pihak sekolah. Dalam hal ini sekolah yang
bersangkutan adalah SMK N 6 Yogyakarta, yang menentukan KKM untuk mata pelajaran membuat pola kemeja pria adalah 75, maka
keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila ≥ 75 siswa mencapai
nilai KKM yaitu 75. Apabila peningkatan yang terjadi disetiap siklus belum memenuhi
indikator maka penelitian ini berlanjut pada siklus berikutnya. Namun apabila peningkatan yang terjadi sudah memenuhi indikator keberhasilan maka
penelitian ini dapat diakhiri.
116
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Prosedur Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK N 6 Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Kenari No. 4, RT. 28 RW. 08, Desa Semaki, Kecamatan Umbulharjo,
Kabupaten Yogyakarta, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 55166. Letaknya juga sangat kondusif untuk melaksanakan proses pembelajaran karena jauh
dari keramaian seperti pasar. Sekolah ini dibangun di atas tanah 6325 m2 dengan luas bangunan 4985 m 2, luas taman 385 m2, luas lapangan olahraga
110 m2, luas kebun 685 m2 dan lain-lain 160 m2. Berada pada lokasi yang strategis dan dekat dengan pusat kegiatan olahraga. Secara geografis letak
SMK Negeri 6 Yogyakarta di sebelah utara berbatasan dengan jalan Kenari,sebelah timur berbatasan dengan Kampus II FIP Universitas Negeri
Yogyakarta, sebelah selatan berbatasan dengan Asrama Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan
Hotel Training Center “EDOTEL Kenari”. Demikian letak geografis SMK Negeri 6 Yogyakarta. Letak yang strategis ini sangat mendukung dalam proses
pendidikan, karena tempat tersebut jauh dari keramaian dan mudah dijangkau oleh siswa, guru, karyawan maupun orang lain yang berkepentingan, baik
dengan jalan kaki, kendaraan pribadi maupun kendaraan umum SMK Negeri 6 Yogyakarta berdiri sebelum 1946, dengan nama SGKP
Sekolah Guru Kepandaian Putri dan pada tahun tersebut pindah dari Jakarta ke Yogyakarta karena Yogyakarta menjadi ibukota Republik Indonesia.
Beralamat di jalan Hayam Wuruk No . 11. Dengan kepala sekolah ibu Kartini