116
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Prosedur Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK N 6 Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Kenari No. 4, RT. 28 RW. 08, Desa Semaki, Kecamatan Umbulharjo,
Kabupaten Yogyakarta, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 55166. Letaknya juga sangat kondusif untuk melaksanakan proses pembelajaran karena jauh
dari keramaian seperti pasar. Sekolah ini dibangun di atas tanah 6325 m2 dengan luas bangunan 4985 m 2, luas taman 385 m2, luas lapangan olahraga
110 m2, luas kebun 685 m2 dan lain-lain 160 m2. Berada pada lokasi yang strategis dan dekat dengan pusat kegiatan olahraga. Secara geografis letak
SMK Negeri 6 Yogyakarta di sebelah utara berbatasan dengan jalan Kenari,sebelah timur berbatasan dengan Kampus II FIP Universitas Negeri
Yogyakarta, sebelah selatan berbatasan dengan Asrama Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan
Hotel Training Center “EDOTEL Kenari”. Demikian letak geografis SMK Negeri 6 Yogyakarta. Letak yang strategis ini sangat mendukung dalam proses
pendidikan, karena tempat tersebut jauh dari keramaian dan mudah dijangkau oleh siswa, guru, karyawan maupun orang lain yang berkepentingan, baik
dengan jalan kaki, kendaraan pribadi maupun kendaraan umum SMK Negeri 6 Yogyakarta berdiri sebelum 1946, dengan nama SGKP
Sekolah Guru Kepandaian Putri dan pada tahun tersebut pindah dari Jakarta ke Yogyakarta karena Yogyakarta menjadi ibukota Republik Indonesia.
Beralamat di jalan Hayam Wuruk No . 11. Dengan kepala sekolah ibu Kartini
117
Prawirotanoyo, sekolah ini mempunyai kelas A = Masak, B = Menjahit dan C = Kerajinan. Pada tahun 1964 berganti nama menjadi SKKA Sekolah
Kesejahteraan Keluarga Atas, dan pada 1971 sekolah ini menempati gedung di jalan Kenari 2, kemudian di jalan Kenari 4. Dengan kepala sekolah ibu
Roemijati Soegiharto sekolah ini mempunyai Jurusan Tata Boga, Tata Busana dan Tata Graha. Pada saat kepemimpinan beliau sekolah ini mulai
dipergunakan untuk mengawali lahirnya Sekolah Menengah Teknologi Kerumahtanggan SMTK yang sekarang menjadi SMKN 4.
Pada tahun 1974 nama sekolah bukan lagi SKKA melainkan SMKK Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga sekolah ini dikepalai oleh Ibu
Suwarni, sampai dengan beliau purna tugas dan dilanjutkan oleh PLH ibu Supartini selama belum ada kepala sekolah pengganti 1980 s.d 1990, adapun
jurusan yang ada adalah Boga, Busana dan Rumah Tangga. Tahun 1996 nama SMKK berubah menjadi SMKN 6 Sekolah Menengah Kejuruan. Tahun 1996-
2000 kepala sekolah adalah Drs.Rudjito. Selanjutnya, tahun 2000-2002 kepala sekolah adalah Dra. Ida Farida. Pada periode ini mulai dibuka program keahlian
Tata Kecantikan Rambut dan Tata Kecantikan Kulit. Tahun 2002-2003 kepala sekolah diganti oleh Drs.Sumartono. Pada tahun 2003-2007 kepala sekolah
diganti oleh Dra. Nur Istriatmi, pada periode ini tahun 20062007 membuka bidang keahlian Pariwisata dengan program keahlian Hotel Restoran. Januari
2008 Drs. Sugeng Sumiyoto, M .M menggantikan Dra. Nur Istriatmi menjadi kepala SMK Negeri 6 Yogyakarta. Pada tahun ajaran 20082009 sekolah ini
membuka program keahlian baru yaitu Patiseri, dibawah bidang keahlian Tata Boga, dan program keahlian UJP di bawah bidang keahlian Pariwisata. Dan
Pada tahun 2012 kepala sekolah diganti oleh Dra. Darwestri.
118
Visi SMK Negeri 6 Yogyakarta yaitu “Menjadi SMK Adiwiyata. Menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia, berjiwa Enterpreneur dan
kompetitif di dunia kerja. Untuk menjalankan visi tersebut, maka misi SMK Negeri 6 Yogyakarta antara lain: a Menyiapkan SDM yang : PRODUKTIF:
Profesional, Ramah Ligkungan, Orientasi ke depan, Dedikasi Tinggi, Unggul, Kreatif, Tangguh, Inovatif. b Menciptakan suasana yang BERIMAN: Bersih,
Empati, Rukun, Indah, Menyenangkan, Aman dan Nyaman.
2. Prosedur Pelaksanaan
Sebelum penelitian ini dilaksanakan, terlebuh dahulu peneliti melakukan observasi untuk mendapatkan masukan awal tentang keadaan siswa yang akan
menjadi subjek dalam penelitian ini. Peneliti mengadakan pertemuan awal dengan guru mata pelajaran membuat pola yang mengajar dikelas XI Busana
Butik. Pertemuan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi kompetensi siswa dan tingkat motivasi dalam membuat pola, serta kesulitan
dalam pembelajaran pada kelas subjek penelitian. Dari kegiatan observasi yang dilakukan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kompetensi membuat pola teknik
konstruksi merupakan kompetensi yang dianggap peserta didik melelahkan dan membosankan. Peserta didik kurang termotivasi, kurang aktif dan kurang
bersemangat dalam mengerjakan tugas, dan tugas yang menjadi pekerjaan rumah banyak yang tidak mengerjakan dengan berbagai alasan, ada juga yang
mengerjakannya asal jadi saja, kemudian metode pembelajaran yang dilakukan masih konvensional, sehingga siswa merasa jenuh, motivasi siswa menjadi
rendah dan nilai yang diperoleh kurang maksimal.khususnya kelas XI Busana Butik 2. Jumlah keseluruhan siswa kelas XI Busana Butik 2 pada observasi
awal sesuai data tercatat 33 siswa yang semuanya perempuan.
119
Sebagai upaya pemecahan masalah yang dihadapi oleh SMK N 6 Yogyakarta, khususnya bidang keahlian Busana Butik, maka peneliti mencoba
menerapkan metode untuk meningkatkan motivasi belajar untuk pencapaian kompetensi membuat pola Kemeja melalui metode Collaborative Learning.
Metode ini lebih memudahkan siswa dalam membuat pola Kemeja karena pada metode ini, siswa dapat bekerja sama dalam kelompok, saling tukar pendapat
dalam memecahkan tugas yang diberikan oleh guru. Setelah proses evaluasi yang didiskusikan bersama guru mata pelajaran
membuat pola disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Collaborative Learning, bisa dijadikan salah satu alternatif solusi dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa untuk pencapaian kompetensi membuat pola kemeja. Dalam hal koordinasi dengan guru mata pelajaran membuat pola,
dicapai kesepakatan untuk menjadikan kelas XI Busana Butik 2 sebagai kelas subyek penelitian. Guru mata diklat tersebut sangat menanggapi karena
menginginkan motivasi belajar siswa untuk pencapaian kompetensi membuat pola kemeja dapat meningkat.
Pelaksanaan tindakan adalah guru mata diklat membuat pola kelas XI, karena peneliti sebagai pengamat ingin mengamati secara lebih dalam sejak
proses pemberian tindakan sampai tindakan berakhir. Dalam melaksanakan tindakan, peneliti dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer
II. Adapun waktu yang disediakan untuk pemberian tindakan dalam satu siklus adalah disesuaikan dengan kompetensi dasar materi yang akan dibahas.untuk
siklus I dilaksanakan satu kali tindakan 3 x 45 menit, dari hasil refleksi siklus I baru dapat ditentukan perencanaan siklus II. Siklus II dilaksanakan satu kali
tindakan 3 x 45 menit.
120
B. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Kelas Sebelum Tindakan Pra Siklus