Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pengembangan Board Game ular tangga berbasis keragaman budaya mengikuti model pengembangan ADDIE yang terdiri dari lima tahapan yaitu tahap analisis analysis, desain design, pengembangan development, implementasi implementation, dan evaluasi evaluation. Keseluruhan prosedur pengembangan penelitian ini akan dijelaskan rinci pada uraian berikut.

a. Tahap Analisis Analysis

Pada tahap analisis, kegiatan yang dilakukan adalah untuk mengetahui permasalahan yang terdapat di lapangan. Tahap analisis dilakukan di SD N Kotagede 5 dengan metode wawancara dan observasi. Kegiatan wawancara dilakukan pada bulan September 2016 kepada guru kelas III, sedangkan kegiatan observasi dilakukan pada bulan Juli – September 2016 dan pada tanggal 29 dan 31 Oktober 2016. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas III SD N Kotagede 5, ditemukan permasalahan bahwa mata pelajaran PKn kurang disukai oleh siswa. Guru kelas III menjelaskan banyak siswa yang menganggap materi keberagaman budaya Indonesia sulit untuk dipahami dan dihafalkan. Berdasarkan observasi lanjutan di kelas III melalui angket respon kebutuhan siswa, dari 28 siswa sebanyak 16 siswa tidak suka, 4 siswa cukup suka, 5 siswa suka dan 3 siswa sangat suka dengan mata pelajaran PKn. Selain itu, guru juga menjelaskan bahwa materi akhir semester genap KD 4 di kelas III dalam beberapa tahun ini nilai ulangan hariannya lebih rendah dari materi yang lain. Materi keragaman budaya Indonesia KD 4 74 merupakan suatu materi yang kompleks, karena siswa akan diminta untuk memahami berbagai macam kebudayaan adat seluruh daerah di Indonesia. Namun guru belum secara penuh menemukan cara maupun media yang tepat dalam menyampaikan materi tersebut. Guru biasanya hanya menggunakan gambar- gambar atau video yang ditayangkan dalam slide. Hal ini dijelaskan oleh guru kelas III bahwa seluruh siswa dapat mempelajari dengan memperhatikan slide, namun keterlibatan siswa belum secara penuh terpenuhi. Hanya sebagian siswa yang aktif terlibat dalam proses diskusi. Berdasarkan angket mengenai respon siswa kelas III SD Kotagede 5 tentang media yang sering digunakan guru dalam mengajar dari 28 siswa, sebanyak 13 siswa menyatakan bahwa guru menggunakan video, 10 siswa menyatakan guru menggunakan gambar dan 5 siswa menyatakan guru menggunakan benda-benda nyata. Hal ini sangat berbanding terbalik jika dilihat dari hasil angket respon siswa tentang media yang disukai oleh siswa dari 28 siswa sebanyak 17 siswa menyukai media permainan, 4 siswa menyukai media gambar, dan 7 menyukai media berupa video. Berdasarkan hasil analisis kurikulum, kompetensi, dan kebutuhan siswa diperoleh hasil bahwa materi pokok yang dikembangkan adalah keragaman budaya Indonesia yang meliputi kebhinnekaan, keragaman budaya Indonesia, serta cara menghargai perbedaan budaya di Indonesia. Rangkuman tahapan analisis adalah sebagai berikut. 75 1 Analisis Kurikulum Penyesuaian isi materi pada Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya dilakukan pada konteks pembelajaran yang mengarahkan untuk siswa lebih aktif stundent center. Materi yang termuat berdasarkan KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan muatan berbasis tematik karena digunakan untuk kelas rendah. 2 Analisis Kebutuhan Siswa Setelah dilakukan observasi lanjutan, peneliti menyimpulkan dari hasil respon siswa terhadap angket yang diberikan oleh peneliti bahwa siswa membutuhkan suatu media pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan. Hasil angket respon siswa pada tahap analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran 2. Siswa kelas III SD Negeri Kotagede 5 merupakan siswa yang heterogen gaya belajar, kecerdasan dan cara berpikirnya. Oleh karena itu berdasarkan sifat heterogen yang dimiliki siswa di kelas III, pengembangan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya ini dimaksudkan untuk melatih anak belajar secara aktif, mampu menguasai segala aspek gaya belajar serta saling bertukar informasi. Dengan menggunakan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya dapat melatih tiga macam gaya belajar yang dimiliki siswa. Anak yang mempunyai gaya belajar visual akan belajar menggunakan media dengan gambar- gambar dan segala informasi yang terdapat pada media. Anak yang mempunyai gaya belajar audio akan belajar dengan teman-teman saat berdiskusi. Mereka akan 76 mendengarkan penjelasan dari teman-teman yang lebih mengetahui. Anak yang belajar dengan gaya kinestetik, ia akan belajar dengan senang karena media ini berbentuk permainan. Sehingga dalam belajar mereka akan merasa tertantang. Dengan perbedaan cara berpikir dan tingkat kecerdasan pada siswa yang berbeda, menggunakan media ini akan mampu melatih dan saling bertukar pikiran. Karena pada saat menggunakan media ini anak akan dituntut untuk berdiskusi dalam kelompok. 3 Analisis Kompetensi Berdasarkan analisis kurikulum dan materi pokok tentang keberagaman budaya Indonesia, materi tersebut terdapat secara khusus pada mata pelajaran PKn di Kelas III Sekolah Dasar. Berdasarkan silabus KTSP yang dikembangkan tahun 2016, peneliti menentukan Kompetensi Dasar KD, indikator, dan materi pokok yang akan termuat di dalam media yang dikembangkan. Kompetensi Dasar KD yang dimuat adalah KD 4.1 mengenal kekhasan bangsa Indonesia, seperti kebhinnekaan, kekayaan, dan keramahtamahan dan 4.2 menampilkan rasa bangga sebagai anak Indonesia. Berdasarkan Kompetensi Dasar tersebut, peneliti menentukan beberapa indikator yang termuat di dalam media yaitu: 4.1.1 mengidentifikasi arti kebhinekaan, 4.1.2 mengidentifikasi ciri khas suatu provinsi di indonesia, dan 4.1.3 mengidentifikasi cara menghargai perbedaan budaya adat antardaerah. Dan materi pokok yang termuat adalah kebhinnekaan, budaya Indonesia, dan cara menghargai perbedaan budaya di Indonesia. Materi-materi tersebut disampaikan secara tematik dan dipadukan dengan mata pelajaran yang lain. Cakupan materi Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, 77 dan PKn yang dipadukan dalam tema Kegemaran, Pendidikan dan Permainan dengan materi utama keberagaman budaya Indonesia dapat dilihat pada silabus yang terdapat pada lampiran 1. Berdasarkan analisis kebutuhan siswa, siswa membutuhkan media pembelajaran yang menarik, mudah dipahami dan dapat membantu siswa untuk belajar dengan mudah. Salah satu media yang dapat dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah media yang dapat digunakan dalam konsep belajar dan bermain. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan salah satu media pembelajaran yang berupa Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya.

b. Tahap Desain Design

Pada tahap desain design beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut. 1 Perancangan desain produk, 2 Perancangan materi, 3 Perancangan peraturan, 4 Perancangan flowcharts, dan 5 Perancangan instrumen penilaian produk. 1 Perancangan Desain Produk Konsep desain produk awal Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya pada dasarnya sama dengan konsep permainan ular tangga pada umumnya yang kelengkapannya terdiri dari papan bermain ular tangga yang terdapat petak- petak angka, gambar ular, dan gambar tangga; bidak; dan dadu. Namun pada Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya ini beberapa kelengkapan 78 permainan dimodifikasi berdasarkan tingkat perkembangan anak untuk lebih menarik perhatian anak, mudah dipahami, dan aman digunakan untuk bermain. Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah merancang produk secara konvensional. Yang dilakukan peneliti dalam perancangan produk awal adalah sebagai berikut. a Mencetak peta Indonesia pada kertas A4 sebagai desain papan ular tangga. b Membagi papan ular tangga menjadi 49 kotak dengan memperhitungkan ukuran kertas. c Menentukan kotak yang akan diberikan tanda ular dan tangga, bintang bonus, gambar rumah adat, alat musik, pakaian adat, tarian dan makanan tradisional. Setelah itu peneliti menentukan kelengkapan media yang akan dikembangkan selanjutnya. Kelengkapan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya adalah sebagai berikut. a 1 buah papan Ular Tangga Kebudayaan, b 6 buah bidak hijau, ungu, biru, kuning, pink, dan orange, c 1 buah dadu, d 1 set kartu soal yang diberi nama kartu budaya 41 buah, e 1 set kartu jawaban yang diberi nama kartu adat 41 buah, f 1 buah buku panduan, dan g 1 buah papan miniatur media. 2 Perancangan Materi Pada tahap perancangan materi, peneliti membuat soal dan jawaban yang akan dicantumkan dalam media yang dikembangkan. Soal dan jawaban yang 79 dimuat disesuaikan dengan materi yang terdapat pada silabus mata pelajaran PKn materi tentang keragaman budaya Indonesia yaitu meliputi kebhinnekaan, keragaman budaya Indonesia, dan cara menghargai perbedaan budaya di Indonesia. Bentuk soalnya berupa soal isian singkat sebanyak 41 satu kartu soal. Setiap 1 kartu soal kartu budaya terdapat 5 soal yang terdiri dari pertayaan mengenai pakaian adat, rumah adat, tarian daerah, lagu daerahalat musik serta makanan khas. sedangkan bentuk soalnya berupa isian singkat dilengkapi dengan sedikit penjelasan mengenai jawaban tersebut. Penyajian materi dalam Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya ini bisa juga digunakan untuk pembelajaran tematik. Pada pengembangan media ini mengandung unsur mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan SBdP seni meskipun secara tersirat dan bisa juga dikembangkan dalam mata pelajaran yang lain. Unsur mata pelajaran Matematika yang dimaksud adalah kemampuan siswa dalam mengenali perpindahan kotak setelah melempar dadu, mendapatkan tangga, dan mendapatkan kepala ular. Dari kegiatan tersebut siswa akan menerapkan konsep penjumlahan dan pengurangan. Selain itu siswa juga dikenalkan dengan bentuk-bentuk bangun datar melalui bentuk board game ataupun bentuk-bentuk bangun yang terdapat pada board game yang merupakan dalam materi geometri. Unsur mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dimaksudkan, guru dapat meminta siswa untuk menceritakan pengalamannya setelah berjelajah budaya- budaya Indonesia. Siswa dapat diminta untuk menuliskan membuat karangan tentang keunikan bangsa Indonesia dengan banyaknya budaya di Indonesia. 80 Sedangkan unsur mata pelajaran SBdP seni yang terdapat dalam permainan ini adalah jika siswa yang mendapatkan bintang ber not musik pada suatu kesempatan akan mendapatkan perintah melalui “kartu budaya” untuk menyanyikan lagu daerah. Oleh karena itu, siswa dapat mengetahui macam-macam lagu daerah di Indonesia. 3 Perancangan Peraturan Pada tahap ini, peneliti membuat peraturan permainan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya. Peraturan permainan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya hampir sama dengan peraturan permainan ular tangga pada umumnya, namun ada modifikasi pada hal tertentu. Adapun beberapa aturan permainan yang disusun oleh peneliti adalah sebagai berikut. a Permainan ini dimainkan paling sedikit oleh 2 anak dan paling banyak oleh 6 anak. b Urutan bermain ditentukan dengan pingsut atau hompimpa. c Setiap pemain mendapatkan 1 buah bidak untuk menjalankan permainan. d Dadu yang dipakai sebanyak 1 buah. Pemain berjalan sesuai jumlah angka dadu yang muncul. e Jika bidak pemain mendapati kotak yang terdapat tangga, maka bidak pemain naik ke kotak sesuai dengan tangga. f Jika bidak pemain mendapati kotak yang terdapat kepala ular, maka bidak pemain turun ke kotak yang terdapat ekor ular. 81 g Jika bidak pemain mendapati kotak yang terdapat gambar bintang bergambar not musik, mak pemain harus menyanyikan lagu daerah tersebut. Pemain yang berhasil menyanyikan lagu akan mendapatkan bonus 2 poin. h Jika bidak pemain mendapati kotak yang terdapat gambar pakaian adat, rumah adat, makanan khas, alat musik atau tarian daerah maka pemain harus langsung menebak gambar tersebut. Jika salah pemain tidak mendapat bonus poin, sedangkan yang berhasil menjawab benar akan mendapatkan bonus 2 poin. i Pemenang bukanlah pemain yang tercepat sampai pada kotak “Finish”, namun pemain yang mendapatkan skor poin terbanyak. 4 Perancangan instrumen penilaian produk. Pada tahap ini peneliti menyusun kisi-kisi instrumen penilaian produk dan angket penilaian produk berupa daftar isian check list untuk ahli materi, ahli media, praktisi guru, dan siswa. Kisi-kisi instrumen penilaian produk untuk validasi ahli materi, ahli media, praktisi dan respon siswa sebelum divalidasi dapat dilihat pada lampiran 3., lampiran 4., lampiran 5., dan lampiran 6. Validasi instrumen penilaian produk untuk ahli materi, ahli media, praktisi dan siswa dilakukan oleh Ibu Sekar Purbarini Kawuryan, M. Pd., dosen jurusan Pendidikan Sekolah Dasar FIP UNY. Validasi dilakukan dua kali sehingga instrumen penilaian produk yang berupa angket layak digunakan oleh ahli materi, ahli media, praktisi dan siswa untuk menilai produk yang dikembangkan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan aspek-aspek penilaian yang sesuai. Validasi kisi-kisi instrumen penilaian produk dilakukan pada tanggal 21 Maret 2017 di ruang dosen Kampus UPP I Jalan Kenari. Pada validasi instrumen 82 tahap pertama, ada beberapa masukan dan saran dari validator instrumen yaitu sebagai berikut. a Pada instrumen penilaian untuk ahli materi, indikator yang terdapat pada kisi- kisi belum sesuai dengan media yang disusun. Pada kisi-kisi menyebutkan “kesesuaian materi dengan kompetensi dasar, indikator dan tujuan”. Namun pada media kompetensi dasar, indikator, dan tujuan belum disebutkan sehingga peneliti perlu memperbaiki dengan cara menyesuaikan apa yang ada pada kisi-kisi instrumen penilaian dengan apa yang ada pada media yang dikembangkan. b Pada instrumen penilaian untuk ahli media, indikator yang terdapat belum sesuai dengan media yang disusun. Pada kisi-kisi instrumen menyebutkan “Kejelasan petunjuk penggunaan media” namun pada prototype media yang dikembangkan langkah-langkah penggunaan media belum dijelaskan secara rinci. c Pada instrumen penilaian untuk praktisi, indikator kisi-kisi penilaian terlalu banyak. Lebih baik dikurangi atau diringkas. d Pada instrumen penilaian untuk siswa, kalimat yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa SD. Jangan terlalu panjang dan mudah dipahami oleh siswa. Berdasarkan saran dan masukan dari validator instrumen, diperoleh hasil revisi kisi-kisi instrumen penilaian untuk ahli materi, ahli media, praktisi dan siswa pada lampiran 12., lampiran 13., lampiran 14., dan lampiran 15. 83 Berdasarkan hasil validasi kisi-kisi instrumen penilaian produk tahap pertama, maka dilanjutkan dengan validasi kisi-kisi instrumen tahap kedua. Validasi kisi-kisi instrumen tahap kedua dilakukan pada tanggal 22 Maret 2017 di kantor jurusan Pendidikan Sekolah Dasar FIP UNY. Pada validasi kisi-kisi instrumen penilaian produk tahap kedua, kisi-kisi instrumen penilaian produk yang disusun oleh peneliti dinyatakan layak digunakan untuk penelitian tanpa revisi. Selanjutnya untuk angket yang telah disusun dapat dilihat secara rinci pada lampiran .

c. Tahap Pengembangan Development

1 Pembuatan Produk Produk yang dikembangkan oleh adalah kelengkapan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya adalah sebagai berikut. a Papan Ular Tangga Kebudayaan. Pembuatan papan ular tangga diawali dengan mendesain papan menggunakan aplikasi Corel Draw X4. Papan ular tangga didesain berbentuk persegi panjang dengan ukuran kertas A2 61 cm x 43 cm yang terdapat 49 kotak. Papan ular tangga ini didesain dengan background peta Indonesia yang terdapat beberapa gambar ular; tangga; gambar beberapa alat musik, pakaian, rumah adat, makanan khas; gambar yang menunjukkan persatuan budaya; gambar garuda; serta gambar bintang berlambang not musik. Selain gambar-gambar tersebut, pada bagian kiri papan peneliti mendesain 3 kotak untuk meletakkan kartu budaya, kartu adat, dan bidak saat bermain nantinya. 84 Berikut ini tampilan papan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya sebelum divalidasi. Gambar 4. Papan Board Game Ular Tangga Kebudayaan b Bidak Bidak ini terbuat dari plastik. Bidak dalam Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya didapatkan dari bidak bagian kelengkapan permainan catur yang kemudian ditempel stiker dengan warna yang berbeda-beda. Berikut ini tampilan bidak dalam Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya sebelum divalidasi. 85 Gambar 5. Bidak c Dadu Dadu dibuat menggunakan kayu berukuran 3 cm x 3 cm x 3 cm. Kayu tersebut dihaluskan menggunakan amplas penghalus kayu kemudian dicat agar lebih halus. Setelah itu kayu kubus yang sudah dicat ditempel dengan stiker angka-angka dadu. Berikut ini tampilan dadu dalam Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya sebelum divalidasi. Gambar 6. Dadu d Kartu Budaya Kartu Budaya merupakan kartu yang berisi soal. Kartu budaya didesain menggunakan aplikasi Corel Draw X4. Kartu budaya didesain dengan ukuran 10 cm x 6 cm. Kartu Budaya dibuat sebanyak 35 kartu yang berupa 33 kartu soal provinsi, 1 kartu soal kebhinnekaan, dan 1 kartu soal persatuan. Kartu budaya dicetak menggunakan kertas Ivory 210. Berikut ini tampilan Kartu Budaya dalam Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya sebelum divalidasi. 86 Gambar 7. Bagian Depan Kartu Budaya Gambar 8. Bagian Belakang Kartu Budaya e Kartu Adat Kartu Adat merupakan kartu yang berisi jawaban. Kartu Adat ini berupa amplop dan kartu-kartu jawaban. Kartu Adat didesain menggunakan aplikasi Corel Draw X4. Amplop Kartu Adat didesain dengan ukuran 10 cm x 8 cm, sedangkan kartu jawaban didesain dengan ukuran 8 cm x 3 cm. Kartu Adat dibuat sebanyak 35 amplop kartu yang berupa 33 kartu soal provinsi, 1 kartu soal kebhinnekaan, dan 1 kartu soal persatuan. Di dalam satu amplop terdapat 5 kartu jawaban yang meliputi pakaian adat, rumah adat, tarian daerah, alat musik dan lagu, serta makanan khas. Kartu budaya dicetak menggunakan kertas Ivory 210. Berikut ini tampilan Kartu Adat dalam Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya sebelum divalidasi. 87 Gambar 9. Bagian Depan Kartu Adat Gambar 10. Bagian Belakang Kartu Adat Gambar 11. Kartu-kartu Jawaban f Buku Panduan Buku Panduan didesain menggunakan aplikasi Corel Draw X4. Buku panduan berisi aturan permainan dan daftar perlengkapan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya. Buku panduan berukuran kertas A6 10,5 cm x 14,8 cm. Berikut ini tampilan Buku Panduan dalam Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya sebelum divalidasi. 88 Gambar 12. Bagian Luar Buku Panduan Gambar 13. Bagian Dalam Buku Panduan 2 Validasi dan Revisi Media yang sudah selesai didesain kemudian divalidasi. Tahap validasi ini bertujuan untuk memperoleh pengakuan berupa kelayakan media dan masukan perbaikan media yang dikembangkan. Tahap validasi dilakukan oleh ahli materi dan ahli media. a Validasi Materi Validasi materi tahap I dilakukan oleh Bapak Fathurrohman, M. Pd., dosen Pendidikan Kewarganegaraan jurusan Pendidikan Sekolah Dasar FIP UNY. Proses validasi dilakukan sebanyak dua kali sehingga menghasilkan produk yang layak diujicobakan. 89 Validasi Materi dan Revisi Tahap I Validasi materi tahap I dilakukan pada tanggal 31 Maret 2017. Validasi materi ditinjau dari aspek pembelajaran. Untuk memperoleh data mengenai validasi ahli materi, peneliti menggunakan angket jenis skala Likert dengan lima alternatif jawaban sangat layak, layak, cukup layak, kurang layak, dan sangat kurang layak. Angket untuk ahli materi memiliki 12 indikator penilaian. Hasil penilaian validasi ahli materi tahap I dapat dilihat pada lampiran 20. Berdasarkan lampiran 20. dapat diketahui bahwa hasil validasi materi dalam media yang dikembangkan ditinjau dari kelayakan aspek pembelajaran oleh ahli materi diperoleh skor 4,235 yang dibulatkan menjadi 4,24. Berdasarkan tabel 10. mengenai konversi skor ke dalam nilai skala lima, hasil validasi ahli materi pada aspek pembelajaran berada pada rentang X 4,20 sehingga mendapat nilai “A” dengan kategori “Sangat Layak”. Dengan demikian, Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya layak digunakan sebagai media pembelajaran ditinjau dari aspek pembelajaran. Akan tetapi, ahli materi memberikan saran dan masukan untuk pengembangan materi agar layak digunakan dalam proses uji coba lapangan. Berikut ini saran dan masukan dari ahli materi. 1 Jumlah provinsi seharusnya 34 provinsi. Provinsi yang belum tercantum adalah Kalimantan Utara. 2 Penulisan jawaban pada Kartu Adat belum konsisten, seharusnya dibuat konsisten agar siswa mudah memahami. Misalnya “Rumah Adat Krongbade”, “Pakaian Adat Ulee Balaang”, “Tari Saman”, “Serune Kalee”, dan “Bungong 90 Jeumpa”. Ini merupakan penulisan yang belum konsisten karena awalan kata “Alat Musik” dan “Makanan” belum dituliskan. 3 Buku panduan belum dilengkapi dengan kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, serta aturan yang lebih detail seperti a bagaimana pemain bisa mendapatkan soal, b apa yang harus dilakukan ketika di dalam 1 kotak terdapat dua provinsi atau lebih, c bagaimana jika mendapatkan kotak kosong, dan d bagaimana pemberian poin. 4 Pertanyaan masih belum bervariasi. Soal yang memuat materi kebhinnekaan, persatuan, cara menghargai dan lain-lain baru ada dua soal. Carilah soal tambahan dan hubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Berikut merupakan hasil revisi berdasarkan saran dari ahli materi. 1 Papan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya Bagian papan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya khususnya Pulau Kalimantan yang sebelumnya baru ada 4 provinsi, setelah direvisi sudah lengkap menjadi 5 provinsi dengan tambahan provinsi Kalimantan Utara, sehingga keseluruhan provinsi yang terdapat pada papan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya sudah berjumlah 34 provinsi. Gambar 14. Papan Board Game Ular Tangga Kebudayaam Sebelum Revisi Gambar 15. Detail papan Ular Tangga bagian pulau Kalimantan Sebelum Revisi 91 Gambar 16. Papan Board Game Ular Tangga Kebudayaam Revisi Ahli Mteri Tahap I Gambar 17. Papan Ular Tangga bagian pulau Kalimantan Revisi Ahli Mteri Tahap I 2 Konsistensi penulisan pada kartu-kartu jawaban Kartu Adat. Sebelum revisi awalan kata penulisan belum konsisten. Misalnya “Rumah Adat Krongbade”, “Pakaian Adat Ulee Balaang”, “Tari Saman”, “Serune Kalee”, dan “Bungong Jeumpa”. Ini merupakan penulisan yang belum konsisten karena awalan kata “Alat Musik” dan “Makanan” belum dituliskan. Setelah dilakukan revisi ahli materi penulisan kartu-kartu jawaban pada Kartu Adat sudah konsisten. Revisi dilakukan pada semua kartu-kartu jawaban pada Kartu Adat semua provinsi. Tabel 11. Hasil Revisi Penulisan Kartu Jawaban pada Kartu Adat Sebelum Revisi Revisi Ahli Materi Tahap I Penulisan “Mie Aceh” Penulisan “Makanan Mie Aceh” Penulisan “Serune Kalee” Penulisan “Alat Musik Serune Kalee” Gambar 18. Kartu-kartu jawaban pada Kartu Adat Sebelum Revisi 92 Gambar 19. Kartu-kartu jawaban pada Kartu Adat Revisi Ahli Materi Tahap I 3 Buku Panduan Sebelum dilakukan revisi di dalam buku panduan belum dilengkapi dengan kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, serta aturan permainan belum detail. Berikut merupakan hasil revisi ahli materi tahap I. a Aturan Permainan Sebelum dan Setelah Revisi Tahap I. Sebelum Revisi 1. Permainan ini dimainkan paling sedikit oleh 2 anak dan paling banyak oleh 6 anak. 2. Urutan bermain ditentukan dengan pingsut atau hompimpa. 3. Setiap pemain mendapatkan 1 buah bidak untuk menjalankan permainan. 4. Dadu yang dipakai sebanyak 1 buah. Pemain berjalan sesuai jumlah angka dadu yang muncul. 5. Jika bidak pemain mendapati kotak yang terdapat tangga, maka bidak pemain naik ke kotak sesuai dengan tangga. 6. Jika bidak pemain mendapati kotak yang terdapat kepala ular, maka bidak pemain turun ke kotak yang terdapat ekor ular. 7. Jika bidak pemain mendapati kotak yang terdapat gambar bintang bergambar not musik, mak pemain harus menyanyikan lagu daerah 93 tersebut. Pemain yang berhasil menyanyikan lagu akan mendapatkan bonus 2 poin. 8. Jika bidak pemain mendapati kotak yang terdapat gambar pakaian adat, rumah adat, makanan khas, alat musik atau tarian daerah maka pemain harus langsung menebak gambar tersebut. Jika salah pemain tidak mendapat bonus poin, sedangkan yang berhasil menjawab benar akan mendapatkan bonus 2 poin. 9. Pemenang bukanlah pemain yang tercepat sampai pada kotak “Finish”, namun pemain yang mendapatkan skor poin terbanyak. Hasil Revisi Ahli Materi Tahap I 1. Peraturan Sebelum Bermain a. Sebelum bermain, cermati buku panduan ini terlebih dahulu. b. Bukalah papan permainan dengan hati-hati. c. Letakkan kotak kartu budaya, kotak kartu adat, dan kotak dadu bidak pada kotak yang tersedia di papan permainan. d. Permainan ini dimainkan paling sedikit oleh 2 anak dan paling banyak oleh 6 anak. e. Urutan bermain ditentukan dengan pingsut atau hompimpa. f. Setiap pemain mendapatkan 1 buah bidak dengan warna yang berbeda. g. Dadu yang dipakai sebanyak 1 buah. h. Permainan dilakukan selama 30 menit. 94 2. Peraturan Saat Bermain a. Lemparlah dadu sesuai urutan bermain. b. Satu pemain mendapatkan satu kesempatan melempar dadu, dalam satu putaran bermain. c. Pemain berjalan sesuai jumlah angka dadu yang muncul. d. Jika bidak mendapat kotak kosong tanpa gambar yang berisi soal atau provinsi seperti contoh di bawah, pemain tidak mendapatkan poin. e. Jika bidak mendapatkan kotak yang berisi gambar atau provinsi, maka wajib menjawab soal. Jika benar menjawab mendapat 1 poin. f. Jika bidak mendapatkan kotak yang berisi lebih dari satu provinsi, pemain harus memilih salah satu provinsi dan menjawab soal. Jika benar menjawab mendapat 1 poin. g. Jika bidak mendapati kotak yang terdapat tangga, maka bidak harus naik ke kotak sesuai dengan tangga. h. Jika bidak mendapati kotak yang terdapat ular, maka bidak harus turun ke kotak sesuai dengan ekor ular. Jika sudah turun, pemain harus menunjukkan sikap gotong royong, ramah tamah, bangga dengan bangsa Indonesia, atau sikap persatuan kepada pemain yang lain dalam kelompok. i. Jika bidak menempati kotak provinsi yang terdapat gambar bintang berlambang not musik, maka pemain harus menyanyikan lagu daerah tersebut. Pemain yang berhasil menyanyikan mendapat bonus 2 poin. 95 j. Jika bidak menempati kotak yang terdapat gambar pakaian daerah, rumah adat, makanan tradisional, alat musik atau tarian daerah, maka pemain harus menebak gambar tersebut dengan benar. Jika menjawab benar, pemain mendapatkan 2 poin. k. Soal yang sudah dijawab, tidak boleh dijawab lagi oleh pemain yang lain. l. Pemain yang sudah sampai kotak Finish, tidak boleh bermain lagi. m. Pemenang bukan pemain yang tercepat sampai finish. Tetapi yang memperoleh skor terbanyak. n. Setelah guru memberikan tanda berhenti, semua harus berhenti bermain. b Sebelum revisi kalimat yang digunakan dalam buku panduan terlalu panjang. Hasil setelah revisi memilih kalimat yang mudah dipahami dengan kalimat yang pendek. c Tampilan buku panduan sebelum revisi dan setelah revisi. Pada gambar b di dalam buku panduan belum terdapat KD, indikator, dan tujuan pembelajaran. Setelah dilakukan revisi terlihat pada gambar c halaman 2 sudah terdapat KD, indikator dan tujuan. 96 Gambar 20. Halaman 1 dan 4 sebelum revisi Gambar 21. Halaman 2 dan 3 Sebelum Revisi Gambar 22. Halaman 1-8 Revisi Ahli Materi Tahap I 4 Kartu Budaya Kartu Budaya merupakan kartu soal. Revisi yang dilakukan pada Kartu Budaya adalah menambah jumlah kartu yang muatannya tentang materi kebhinnekaan, persatuan, cara menghargai, pelestarian budaya dan lain-lain agar soalnya lebih bervariatif. Sebelum revisi hanya ada dua Kartu Budaya yaitu tentang kebhinnekaan dan persatuan. Setelah direvisi ada 5 Kartu Budaya tambahan 97 sehingga menjadi 7 Kartu Budaya, dan secara keseluruhan jumlah Kartu Budaya ada 41 buah. Gambar 23. Dua Kartu Budaya Tentang Kebhinnekaan Sebelum Revisi Gambar 24. Tujuh Kartu Budaya Tentang Kebhinnekaan Revisi Ahli Materi Tahap I 98 Validasi Materi dan Revisi Tahap II Validasi materi tahap kedua dilakukan pada tanggal 18 April 2017, di ruang dosen kampus UPP II PGSD FIP UNY. Hasil penilaian validasi materi tahap II dapat dilihat pada lampiran 21. Berdasarkan lampiran 21 . dapat diketahui bahwa hasil validasi materi tahap kedua dalam media yang dikembangkan ditinjau dari kelayakan aspek pembelajaran oleh ahli materi diperoleh skor 4,53. Berdasarkan tabel 10. mengenai konversi skor ke dalam nilai skala lima, hasil validasi ahli materi pada aspek pembelajaran berada pada rentang X 4,20 sehingga mendapat nilai “A” dengan kategori “Sangat Layak”. Dengan demikian, berdasarkan hasil validasi ahli materi tahap II materi pada Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya dinyatakan layak diujicobakan tanpa revisi. Adapun diagram hasil tahapan validasi materi tersaji pada diagram sebagai berikut. Gambar 25. Diagram Tahapan Hasil Validasi Ahli Materi 4,24 4,53 4,05 4,1 4,15 4,2 4,25 4,3 4,35 4,4 4,45 4,5 4,55 4,6 Tahap I Tahap II R er ata Sk o r Nilai Hasil Validasi Materi Nilai 99 b Validasi Media. Validasi media tahap pertama dilakukan oleh Ibu Unik Ambarwati, M. Pd., dosen jurusan Pendidikan Sekolah Dasar FIP UNY. Proses validasi dilakukan sebanyak tiga kali sehingga menghasilkan produk yang layak diujicobakan. Validasi Media Tahap I Validasi media tahap pertama dilakukan pada tanggal 31 Maret 2017, dilakukan di kantor jurusan Pendidikan Sekolah Dasar FIP UNY. Hasil penilaian validasi tahap pertama dapat dilihat pada lampiran 22. Berdasarkan lampiran 22. hasil validasi media tahap pertama ditinjau dari kelayakan media aspek rekayasa produk mendapat hasil skor rata-rata 4,00 dan ditinjau dari aspek komunikasi visual mendapat hasil skor rata-rata 3,20. Sehingga apabila dijumlahkan dan dirata-rata hasil validasi media tahap pertama menunjukkan skor rata-rata sebesar 3,578. Berdasarkan tabel 10. mengenai konversi skor ke dalam nilai skala lima, hasil validasi media tahap pertama berada pada rentang 3,40 X ≤ 4,20 sehingga mendapat nilai “B” dengan kategori “Layak”. Dengan demikian, Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya layak digunakan sebagai media pembelajaran ditinjau dari aspek rekayasa produk dan komunikasi visual. Akan tetapi, ahli media memberikan saran dan masukan untuk pengembangan materi agar layak digunakan dalam proses uji coba lapangan. Berikut ini saran dan masukan dari ahli media pada validasi media tahap pertama. 1 Jenis huruf pada papan yang digunakan belum sesuai dengan tingkat perkembangan siswa kelas III Sekolah Dasar. 100 2 Layout antarprovinsi pada papan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya masih tidak beraturan penempatannya. Sehingga dapat menimbulkan ketidakpahaman siswa apabila mendapati kotak tersebut. 3 Gambar Ular dan Tangga jangan bertumpuk-tumpuk. 4 Gambar tangga sebaiknya lebih konsisten dan rapi. 5 Gambar tarian adat, pakaian adat, rumah adat atau yang lain yang akan dimasukkan dalam papan permainan sebaiknya penempatannya sesuai dengan provinsi yang bersangkutan. Diusahakan berada di dalam satu kotak. 6 Amplop kartu Adat sebaiknya dibuat yang lebih sederhana dan tidak mudah sobek. 7 Jenis huruf pada kartu-kartu jawaban Kartu Adat belum sesuai dengan tingkat perkembangan siswa kelas III SD. 8 Perlu adanya punishment kepada pemain yang mendapati ular dan turun kotak. Bisa berupa penilaian afektif atau soal-soal kognitif agar siswa tetap dapat dibelajarkan meskipun mendapati ular. 9 Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya sebaiknya dicetak dengan bahan yang lebih awet. Karena jika hanya menggunakan kertas akan mudah sobek apabila digunakan untuk bermain anak usia sekolah dasar. 10 Pengemasan media sebaiknya menggunakan bahan yang tidak mudah sobek dan mudah untuk dibawa-bawa. 101 Berikut ini merupakan hasil revisi validasi media tahap pertama. 1 Jenis Huruf Jenis yang digunakan pada papan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya awalnya adalah Comic Sans MS. Setelah dilakukan revisi jenis huruf yang digunakan dalam papan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya adalah Candara. Gambar 26. Papan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya Sebelum Revisi Gambar 27. Detail Bagian Papan Media dengan Font yang Salah Sebelum Revisi Gambar 28. Papan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya Revisi Ahli Media Tahap I Gambar 29. Detail Bagian Papan Media dengan Font Benar Revisi Ahli Media Tahap I 2 Layout antarprovinsi pada papan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya. Layout nama provinsi dengan kotak belum jelas penempatannya. masih tidak beraturan penempatannya. Sehingga dapat menimbulkan ketidakpahaman siswa apabila mendapati kotak tersebut. 102 Gambar 30. Layout Nama Provinsi Sebelum Revisi Gambar 31. Layout Nama Provinsi Revisi Validasi Ahli Media Tahap I Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui pada gambar a tulisan “Maluku Selatan” menempati dua kotak, sehingga pada saat bermain nantinya akan menimbulkan kebingungan bidak di kotak mana yang bisa menjawab soal tentang Maluku Selatan. Setelah dilakukan revisi menjadi seperti pada gambar b di mana tulisan “Maluku Selatan” menempati satu kotak, sehingga penempatan bidak jelas pada kotak yang mana. Revisi tentang kesesuaian layout nama provinsi dengan kotak tidak hanya satu pada provinsi Maluku Selatan saja, namun ada beberapa provinsi lain yang telah dilakukan revisi. 3 Gambar Ular dan Tangga Gambar ular dan tangga sebelum revisi dapat dilihat seperti pada gambar a yaitu letak ekor atau kepala ular bertumpukan dengan ujung tangga. Sehingga apabila tidak teliti dapat menjadikan salah dalam permainan. Setelah dilakukan revisi, maka letak gambar ular dan tangga diberikan jarak yang tidak membingungkan seperti yang terlihat pada gambar b. 103 Gambar 32. Letak Gambar Ular dan Tangga pada Papan Permainan Sebelum Revisi Gambar 33. Letak Gambar Ular dan Tangga pada Papan Permainan Hasil Revisi Ahli Media Tahap I 4 Gambar Tangga pada Papan Permainan Berdasarkan saran dari ahli media, bentuk gambar tangga sebaiknya lebih konsisten, rapi, dan cukup dengan satu warna saja. Setelah dilakukan revisi, gambar dan bentuk tangga dapat dilihat pada gambar b. Gambar 34. Bentuk Gambar Tangga Sebelum Revisi 104 Gambar 35. Bentuk Gambar Tangga Hasil Revisi Ahli Media Tahap I a Penempatan gambar tarian adat, pakaian adat, rumah adat atau yang lainnya pada papan permainan. Berdasarkan saran dari ahli media sebaiknya gambar tarian adat, pakaian adat, rumah adat atau yang lainnya yang akan dimasukkan dalam papan permainan sebaiknya penempatannya sesuai dengan provinsi yang bersangkutan. Antara gambar dengan provinsi yang bersangkutan diusahakan berada di dalam satu kotak. Pada gambar a tidak jelas pemain yang bisa mengambil soal Pulau Bali berada pada kotak yang nomor berapa. Karena gambar Pulau Bali di kotak nomor 11 sedangkan gambar dan nama Pulau Bali di kotak nomor 18. Sehingga direvisi menjadi seperti pada gambar c dengan menghilangkan gambar tarian dan antara gambar Pulau dan nama Pulau Bali berada di dalam satu kotak. Hal yang sama pada contoh gambar b letak gambar bintang berlambang not musik letaknya tidak tepat pada provinsi yang bersangkutan. Sehingga direvisi menjadi seperti pada gambar d dan gambar e letak gambar bintang berlambang not musik terletak tepat pada pulau yang bersangkutan. 105 Gambar 36. Bagian Pulau Bali dan Gambar Tarian Adat Sebelum Revisi Gambar 37. Bagian Penempatan Gambar Bintang dengan Provinsi Sebelum Revisi Gambar 38. Bagian Pulau Bali Hasil Revisi Ahli Media Tahap I Gambar 39. Bagian Penempatan Gambar Bintang dengan Provinsi Hasil Revisi Ahli Media Tahap I. b Amplop Kartu Adat Pada bagian amplop kartu adat, saran dan masukan yang diberikan oleh ahli media adalah amplop dibuat dari bahan kertas yang tidak mudah sobek dan bentuknya lebih sederhana. Pada awalnya amplop bagian depan dicetak menggunakan kertas Ivory 230 dan bagian belakang menggunakan kertas ArtPaper 80. Amplop bagian belakang dipasang dengan cara ditempel sehingga kekurangannya adalah mudah lepas, dan jenis kertas ArtPaper 80 lebih mudah sobek. Berdasarkan saran tersebut di atas, perubahan desain amplop Kartu Adat dapat di lihat pada gambar di bawah ini. 106 Gambar 40. Bagian Depan Amplop Kartu Adat Sebelum Revisi Gambar 41. Bagian Belakang Amplop Kartu Adat Sebelum Revisi Gambar 42. Desain Amplop Kartu Adat Hasil Revisi Ahli Media Tahap I Gambar 43. Bagian Depan Amplop Kartu Adat Hasil Revisi Ahli Media Tahap I Gambar 44. Bagian Belakang Amplop Kartu Adat Hasil Revisi Ahli Media Tahap I c Jenis huruf pada kartu-kartu jawaban Kartu Ada Berdasarkan saran dan masukan dari ahli media jenis huruf yang digunakan sebaiknya sesuai dengan tingkat perkembangan siswa kelas III SD. Pada awalnya jenis huruf yang digunakan pada kartu-kartu jawaban Kartu Adat adalah Century Gothic. Setelah dilakukan revisi, jenis huruf yang digunakan adalah Candara. 107 Gambar 45. Kartu Jawaban Pada Kartu Adat Sebelum Revisi Gambar 46. Kartu Jawaban Pada Kartu Adat Hasil Revisi Ahli Media Tahap I d Bentuk punishment dari pemain yang mendapatkan ular. Berdasarkan saran dari ahli media, apabila pemain mendapati ular saat turun ke kotak lain sebaiknya diberikan punishment. Bisa berupa penilaian afektif atau soal-soal kognitif agar siswa tetap dapat dibelajarkan meskipun mendapati ular dan mengajarkan sikap bertanggungjawab. Hasil revisi atas saran ahli media tercantum di dalam aturan permainan. 108 Gambar 47. Hasil Revisi tentang Punishment Dicantumkan dalam Buku Panduan e Papan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya Berdasarkan saran dari ahli media sebaiknya papan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya dicetak menggunakan bahan yang lebih awet. Pada awalnya papan permainan dicetak menggunakan kertas Ivory berukuran A2. Namun jika dilipat papan tersebut lebih mudah sobek. Oleh karena itu sesuai saran yang diberikan ahli media, peneliti kembali mencetak papan menggunakan bahan banner. 109 Gambar 48. Papan Permainan Sebelum Revisi Berbahan Dasar Kertas Ivory 260 A2 Gambar 49. Papan Permainan Hasil Revisi Ahli Media Tahap I Berbahan Dasar Banner f Pengemasan Media Pengemasan media pada awalnya menggunakan kertas Ivory 260 yang disusun menjadi bentuk balok sebagai box kotak kemasan media secara keseluruhan. Namun dengan bahan tersebut, box media tidak bisa menahan berat isi perlengkapan media. Sehingga ahli media menyarankan untuk mengganti dengan bahan yang lebih tebal. Setelah dilakukan revisi, peneliti mengganti box kemasan media menggunakan bahan dasar karton. 110 Gambar 50. Box Kemasan Dan Perlengkapan Media Sebelum Revisi Gambar 51. Box Kemasan Dan Perlengkapan Media Hasil Revisi Ahli Media Tahap I Validasi Media Tahap II Validasi media tahap kedua dilakukan pada tanggal 12 April 2017, dilakukan di kantor jurusan Pendidikan Sekolah Dasar FIP UNY. Hasil penilaian validasi tahap kedua dapat dilihat pada lampiran 23. Berdasarkan lampiran 23. hasil validasi media tahap kedua ditinjau dari kelayakan media aspek rekayasa produk mendapat hasil skor rata-rata 4,22 dan ditinjau dari aspek komunikasi visual mendapat hasil skor rata-rata 3,50. Sehingga apabila dijumlahkan dan dirata-rata hasil validasi media tahap kedua menujukkan 111 skor rata-rata sebesar 3,84. Berdasarkan tabel 10. mengenai konversi skor ke dalam nilai skala lima, hasil validasi media tahap kedua berada pada rentang 3,40 X ≤ 4,20 sehingga mendapat nilai “B” dengan kategori “Layak”. Akan tetapi, ahli media memberikan saran dan masukan untuk pengembangan media agar layak digunakan dalam proses uji coba lapangan. Berikut ini saran dan masukan dari ahli media pada validasi media tahap kedua. a Ukuran kartu-kartu jawaban pada kartu adat disesuaikan dengan bentuk dan ukuran amplop. b Tulisan pada papan permainan pecah. Warna dasar pada papan permainan disarankan untuk mengganti dengan warna yang lebih cerah agar tidak pecah. Berdasarkan saran dari ahli media, maka berikut ini merupakan hasil revisi oleh ahli media tahap kedua. a Kartu Jawaban pada Kartu Adat Berdasarkan validasi media tahap kedua, kartu jawaban pada Kartu Adat ukurannya belum proporsional dengan ukuran amplop. Sehingga ahli media menyarankan untuk mengubah kartu-kartu jawaban dengan ukuran yang lebih proporsional dengan amplop Kartu Adat. Pada awalnya kartu jawaban pada Kartu Adat dibuat dengan ukuran 8 cm x 3 cm. Setelah dilakukan revisi maka kartu-lartu jawaban pada Kartu Adat dibuat menjadi ukuran 8 cm x 5 cm. Berikut ini merupakan hasil revisi tahap kedua kartu-kartu jawaban pada Kartu Adat. 112 Gambar 52. Ukuran Kartu Jawaban Pada Kartu Adat Sebelum Revisi Gambar 53. Ukuran Kartu Jawaban Pada Kartu Adat Hasil Revisi Tahap II b Papan Permainan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya Berdasarkan hasil revisi validasi ahli media tahap pertama, papan permainan dicetak menggunakan bahan dasar banner. Namun masih ada beberapa kesalahan, sehingga pada validasi media tahap kedua dilakukan revisi. Tulisan nama-nama provinsi terlihat pecah dan sulit untuk dibaca. Namun ada sebagian pada papan dengan dasar warna putih tulisannya dapat dibaca dengan jelas. Sehingga ahli media menyarankan untuk mengganti warna dasar papan permainan dengan warna yang lebih cerah agar tulisan mudah di baca. Berdasarkan saran dari ahli media pada validasi media tahap kedua, maka peneliti mencetak papan dengan dua macam bahan yaitu berbahan dasar banner dan berbahan dasar kertas stiker dengan jenis kertas Chromo. Papan media yang dicetak menggunakan kertas stiker chromo ditempelkan pada papan keras berbahan dasar 113 triplek. Triplek dibuat dengan ukuran masing-masing 33 cm x 48 cm dan digabungkan dengan engsel sehingga membentuk papan yang dapat dibuka dan ditutup. Setelah kedua triplek digabung kemudian dihaluskan dengan amplas kayu dan kemudian ditutup penuh dengan kertas stiker. Bentuk dan tampilan papan media dapat dilihat pada gambar57., gambar 58., dan gambar 59. Berikut merupakan hasil revisi validasi media tahap kedua. Gambar 54. Papan Permainan dengan Bahan Banner Sebelum Revisi Gambar 55. Detail Bagian Tulisan Nama-Nama Provinsi Sebelum Revisi Gambar 56. Papan Permainan dengan Bahan Banner Hasil Revisi Ahli Media Tahap II Gambar 57. Bagian Dalam Papan Permainan dengan Bahan Dasar Triplek Hasil Revisi Tahap II 114 Gambar 58. Papan Permainan dengan Bahan Dasar Triplek Jika Dilihat Secara Vertikal Hasil Revisi Tahap II Gambar 59. Bagian Luar Sampul Papan Permainan dengan Bahan Dasar Triplek Hasil Revisi Tahap II Validasi Media Tahap III Validasi media tahap ketiga dilakukan pada tanggal 17 April 2017, dilakukan di Kampus UPP I PGSD FIP UNY. Hasil penilaian validasi tahap ketiga dapat dilihat pada lampiran 24. Berdasarkan lampiran 24. hasil validasi media tahap ketiga ditinjau dari kelayakan media aspek rekayasa produk mendapat hasil skor rata-rata 4,33 dan ditinjau dari aspek komunikasi visual mendapat hasil skor rata-rata 4,40. Sehingga apabila dijumlahkan dan dirata-rata hasil validasi media tahap ketiga menunjukkan skor rata-rata sebesar 4,36. Berdasarkan tabel 10. mengenai konversi skor ke dalam nilai skala lima, hasil validasi media tahap ketiga berada pada rentang X 4,20 sehingga mendapat nilai “A” dengan kategori “Sangat Layak”. Dengan demikian, Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya layak digunakan sebagai media pembelajaran ditinjau dari aspek rekayasa produk dan komunikasi visual. Berdasarkan hasil validasi ketiga, kelengkapan media yang disetujui untuk diujicobakan adalah sebagai berikut. 115 1. Papan Permainan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya dengan bahan dasar tripeks. 2. Dadu dengan bahan dasar kayu yang berlapis stiker angka dadu dengan ukuran 3 cm x 3 cm x 3 cm. 3. Bidak plastik. 4. Kartu Budaya berjumlah 41 satu kartu. 5. Kartu Adat berjumlah 41 set dengan kartu-kartu jawaban dengan ukuran kartu 8 cm x 5 cm. 6. Buku Panduan berukuran A5 dengan jumlah 4 lembar 8 halaman. Adapun diagram hasil tahapan validasi materi tersaji pada diagram sebagai berikut. Gambar 60. Diagram Tahapan Hasil Validasi Ahli Media 4 4,22 4,33 3,2 3,5 4,4 3,578 3,84 4,36 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 Tahap I Tahap II Tahap III R er ata Sk o r Hasil Validasi Media Aspek Rekayasa Produk Aspek Komunikasi Visual Rata-rata Skor 116

d. Tahap Implementasi Implementation

Pada tahap ini, produk yang telah selesai divalidasi dan dinyatakan layak untuk diujicobakan diimplementasikan kepada siswa. Pada tahap implementasi, peneliti melakukan dua tahap yaitu uji coba kelompok awal dan uji coba lapangan. 1 Uji Coba Kelompok Awal Uji coba kelompok awal dilakukan di kelas III SD N Kotagede 5 Yogyakarta. Uji coba kelompok awal dilaksanakan pada tanggal 29 April 2017. Pada tahap ini media diujicobakan kepada dua siswa dengan kemampuan yang berbeda. Teknis pelaksanaannya adalah sebagai berikut. a Siswa menyimak penjelasan guru tentang perlengkapan apa saja yang ada pada media. b Siswa diminta untuk membaca buku panduan permainan. c Siswa menggunakan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya selama 30 menit. d Setelah selesai menggunakan media, siswa mengisi angket respon siswa tentang Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya. Hasil Uji coba kelompok awal Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya dapat dilihat pada lampiran 25. Berdasarkan data uji coba pada lampiran 25., Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya memperoleh skor 99 dengan rata-rata 4,95. Jika dikonversikan ke dalam data kualitatif maka Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya masuk ke dalam kriteria “Sangat Layak”. Tidak ada saran dan masukan dari siswa pada Uji coba kelompok awal. 117 Pada uji coba kelompok awal siswa terlihat senang dan antusias menggunakan media. Dengan dibatasi waktu selama 30 menit dalam satu putaran permainan, mereka mengungkapkan bahwa waktunya kurang lama untuk mengeksplor budaya-budaya lebih banyak lagi. 2 Uji Coba Lapangan Uji coba lapangan dilakukan di kelas III SD N Kotagede 5 Yogyakarta. Uji coba lapangan dilaksanakan pada tanggal 29 April 2017. Pada tahap ini media diujicobakan kepada dua belas siswa dengan kemampuan yang berbeda yaitu 6 siswa dengan nilai rata-rata atas dan 6 siswa dengan nilai rata-rata bawah. Teknis pelaksanaannya adalah sebagai berikut. a Siswa menyimak penjelasan guru tentang perlengkapan apa saja yang ada pada media. b Siswa dibagi menjadi dua kelompok. Media yang digunakan dalam uji coba lapangan ada 2 media. Masing-masing kelompok menggunakan satu media. c Siswa diminta untuk membaca buku panduan permainan secara bergantian. d Siswa menggunakan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya selama 30 menit. e Setelah selesai menggunakan media, siswa mengisi angket respon siswa tentang Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya. Hasil uji coba lapangan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya dapat dilihat pada lampiran 26. Berdasarkan data uji coba pada lampiran 26., Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya memperoleh skor 571 dengan rata-rata 4,75. Jika dikonversikan ke dalam data kualitatif maka Board 118 Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya masuk ke dalam kriteria “Sangat Layak”. Tidak ada saran dan masukan dari siswa pada lapangan. Pada uji coba lapangan siswa terlihat sangat antusias dan aktif. Mereka yang bermain enjoy melakukan permainan. Sedangkan siswa yang belum main berebut untuk segera memainkan media. Selain penilaian oleh siswa, saat uji coba lapangan Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya juga dinilai oleh guru kelas III SD N Kotagede 5 Yogyakarta. Hasil penilaian Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya oleh praktisi dapat dilihat pada lampiran 27. Berdasarkan data penilaian praktisi pada lampiran 27., Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya memperoleh skor 175 dengan skor rata-rata 5,00. Jika dikonversikan sesuai tabel 10. maka Board Game Ular Tangga Berbasis Keragaman Budaya masuk kategori “Sangat Layak”. Guru menilai media yang dikembangkan dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar, mampu meningkatkan keinginan siswa yang slow learner untuk belajar. Adapun hasil rekapitulasi penilaian pada tahap implementasi adalah sebagai berikut. 119 Gambar 61. Diagram Rekapitulasi Hasil Uji Coba

e. Tahap Evaluasi Evaluation

Setelah melalui tahap implementasi atau sering disebut uji coba lapangan, tahap selanjutnya adalah tahap evaluasi. Tahap evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas pengembangan media. Namun pada penelitian ini, tahap evaluasi tidak dilakukan dan penelitian pengembangan ini sampai pada uji coba lapangan.

B. Pembahasan