42 f. Emosi anak dapat diketahui dari gejala tingkah lakunya.
g. Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya. h. Perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional.
Penggunaan media pembelajaran dapat mempengaruhi tingkat perkembangan emosi anak. Misalnya dalam berdiskusi, anak akan menerima sikap yang lain teman
yang satu dengan yang lain, menerima perbedaan pendapat, dan lain sebagainya. Dengan belajar seperti itu, tingkat perkembangan emosi pada anak akan
terpengaruhi.
3. Perkembangan Sosial
Kegiatan sosial di lingkungan sekitar tidak bisa dihindari, bahkan keadaan sosial berperan serta dalam perkembangan anak. Selain itu, perkembangan
emosional tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan sosial, yang sering disebut dengan perkembangan tingkah laku sosial. Sejak awal kehidupan anak, kehidupan
sosial dan emosi selalu terlibat setiap kali anak berinteraksi dengan orang lain. Izzaty, 2008: 114 menyebutkan bahwa perkembangan sosial anak dapat dilihat
dari cara mereka bermain, dan bergaul dengan teman sebaya, yakni sebagai berikut: a. Kegiatan bermain
Anak pada masa kanak-kanak akhir sudah masuk sekolah, sehingga waktu bermain lebih berkurang. Bermain sangat penting bagi anak, karena akan
memberikan sebuah pengalaman sosial, yakni berinteraksi dengan berbagai karakter anak lainnya. Pada masa ini, anak-anak cenderung menyukai permainan
yang berkelompok, bermain yang sifatnya menjelajah serta permainan yang sifatnya konstruktif.
b. Teman sebaya
43 Pengaruh teman sebaya sangat besar bagi perkembangan sosial anak, baik
bersifat positif atau negatif. Pengaruh positif yang diperlihatkan, teman sebaya akan memberikan pelajaran bagaimana cara bergaul dimasyarakat. Sebaliknya teman
sebaya juga memungkinkan membawa pengaruh negatif, seperti membolos sekolah, mencuri, dan sebagainya. Ada kecenderungan bahwa anak laki-laki
memiliki teman sebaya yang lebih luas daripada anak perempuan. Pada masa ini, kegiatan kelompok sebaya mulai timbul.
Perkembangan kognitif, emosional, dan sosial merupakan perkembangan yang akan menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam mengembangkan produk. Hal
tersebut bertujuan agar produk yang digunakan dapat berdampak positif sesuai dengan perkembangan siswa. Pada perkembangan kognitif, konten produk harus
ditekankan pada contoh dan gambar yang sudah akrab dengan siswa dari hal yang bersifat sederhana ke yang bersifat kompleks, penyajian konten singkat dan
terorganisir dengan baik, dan berikan latihan-latihan soal yang sekiranya siswa mudah memahami. Pada perkembangan emosional, konten produk harus
menggunakan bahasa yang komunikatif, hal ini dilakukan untuk menjaga emosi senang atau bahagia dalam belajar. Sedangkan pada perkembangan sosial, konten
produk diselingi dengan penugasan yang melibatkan dua siswa atau lebih, hal ini berguna untuk melatih siswa berinteraksi atau bersosialisasi.
E. Penelitian yang Relevan