Proses Pembelajaran Evaluasi Proses Process

76 peserta didik, orientasi siswa baru, mengatur kehadiran, ketidakhadiran siswa di sekolah, mengatur evaluasi peserta didik, mengatur kenaikan tingkat siswa, mengatur siswa yang mutasi dan drop out. Dari penelitian yang dilakukan, catatan dari peniliti bagi para kepala sekolah SMA adalah meningkatkan manajemen kesiswaan yang sudah secara baik dilakukan di Kabupaten Belu. Keberhasilan kepala sekolah dalam memanajemen sekolah akan menjadi kunci keberhasilan implementasi kurikulum.

3. Evaluasi Proses Process

Worthen Sanders 1981 dalam Widoyoko 2009 menjelaskan bahwa, evaluasi proses menekankan pada tiga tujuan: Pertama: evaluasi proses digunakan untuk mendeteksi atau memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, Kedua: menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Ketiga: Evaluasi proses meliputi koleksi data penilaian yang telah ditentukan dan diterapkan dalam praktik pelaksanaan program. Dalam penelitian ini, evaluasi proses terdiri dari Evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi proses penilaian.

a. Proses Pembelajaran

Indikator aspek keterlaksanaan proses pembelajaran dalam penelitian ini terdiri atas pemahaman guru tentang materi pelajaran yang 77 ada di buku pelajaran siswa, pemahaman guru tentang cara pencapaian kompetensi spiritual KI-1 dan sosial KI-2 dalam pembelajaran, pemahaman guru tentang penggunaan pendekatan saintifik, kesesuaian prosedur pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan keterlaksanaan pembelajaran remedial dan pengayaan. Tabel 4.6 Analisis hasil data kuesioner proses pembelajaran No Responden Jumlah n N DP Kesimpulan 1 Kepala Sekolah 7 100 28 71,42 Baik 2 Guru 70 1117 280 79,78 Sangat Baik 3 Siswa 70 894 280 79,82 Sangat Baik 4 Pengawas 2 31 8 75 Baik Jumlah 151 76,51 Sangat Baik Keterangan: n : skor nilai yang diperoleh dari jawaban responden N : skor ideal seluruh responden. Untuk aspek pelatihan karena seluruh pertanyaan dalam kuesioner berjumlah 5 maka dikalikan dengan 5 DP : Deskripsi Persentase Persepsi guru terhadap proses belajar mengajar K-13 diperoleh hasil yang sangat baik. Data yang diperoleh dari hasil analisis kuesioner 78 yang diisi oleh guru adalah sebesar 79,78 dan hasil peersepsi siswa adalah 79, 82. Data lain yang diperoleh dari kepala sekolah tentang pelaksanaan pembelajaran adalah sebesar 71,42. Sedangkan dari pendapat pengawas mengenai proses pembelajaran K-13 diperoleh skor 75. Hasil analisis tentang kelayakan dan pemahaman guru terhadap K- 13 menunjukkan bahwa SMA Kabupaten Belu yang sudah mengikuti pelatihan dapat dikatakan mampu dan memiliki kompetensi baik dalam melaksanakan proses belajar mengajar berdasarkan K-13. Bagi guru yang belum sempat mengikuti pelatihan atau beberapa guru penguasaannya kurang baik, beberapa kendala yang dihadapi adalah strategi pembelajaran karena terbatasnya sarana prasarana untuk mengimplementasikan K-13. Kelemahan pada umumnya dalam pengembangan kontekstual, karena diperlukan pengatahuan guru yang luas. Sementara pada umumnya, guru masih mengajar berdasarkan teks dalam buku. Dari persepsi siswa, ada berbagai jawaban yang bervariasi dari pertanyaan wawancara yang diajukan, tapi kebanyakan responden siswa menyukai gaya pembelajaran K-13 karena lebih berpusat pada siswa. “Saya secara pribadi lebih suka dengan Kurikulum KTSP karena lebih mudah dipahami dan lebih lengkap penjelasannya. K-13 ini sulit dipahami karena saya tidak mengerti tentang kurikulum ini sebab tidak ada pemberitahuan dan sosialisasi terlebih dahulu untuk kami mengenai K-13. Ditambah lagi dengan keterbatasan sarana dan prasarana di sekolah kami membuat kami semakin suli t untuk mengembangkan kurikulum ini” Demetrianus Koi, Siswa Kelas XII Alam, SMA Stella Gratia Atambua. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 “Saya suka dengan gaya pembelajaran K-13 karena kami siswa diberikan waktu yang lebih oleh guru-guru untuk berkrativitas dalam mengetahui materi materi yang diberikan. Siswa dituntut untuk lebih rajin dan lebih tekun dalam menyelesaikan tugas- tugas yang diberikan”. Laura Klau, Siswa SMAK Surya Atambua. Hasil ini menunjukkan bahwa para siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik meskipun berada di tengah berbagai macam keterbatasan sarana dan prasarana di sekolah mereka masing- masing. Terlepas dari semua ini, kelihatannya mereka sangat bersemangat untuk melaksanakan sesuatu yang baru apalagi sesuatu yang lebih mengutamakan kepentingan mereka. Berdasarkan hasil analisis tentang keterlaksanaan pembelajaran menggunakan K-13 pada jenjang SMA pada tujuh 7 sekolah di kabupaten Belu diperoleh rata-rata 76, 51. Hasil ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran di Kabupaten Belu dengan menggunakan K- 13 berjalan dengan sangat baik. Meskipun begitu, dari hasil wawancara dan pengsian kuesioner, beberapa hal yang menjadi kendala implementasi K-13 yaitu : 1 Keterbatasan sarana prasarana seperti buku, laboratorium, akses internet, dan prasarana lainnya yang menghambat proses implementasi K-13. 2 Kurangnnya pemahaman siswa tentang K-13 karena sosialisasi yang kurang bahkan ada beberapa sekolah yang sama sekali tidak dilakukan sosialisasi kepada siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 3 Lingkungan sekolah yang tidak mendukung untuk implementasi Proses pembelajaran yang dikehendaki dalam K-13 adalah proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik student centered active learning dengan sifat pembelajaran yang kontekstual. Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta Pengembangan K-13, Bahan Uji Publik, Kemendikbud. Solusi untuk mengatasi hambatan yang terjadi pada saat mengimplementasikan K-13 dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu: 1 Guru melakukan berbagai pendekatan pembelajaran untuk menciptakan suasana belajar aktif agar suasana belajar tidak menjenuhkan bagi siswa dan siswa lebih aktif dalam menggali informasi; 2 Guru juga memaksimalkan fasilitas KBM yang ada di sekolah dengan menambah alat peraga atau membuat alat peraga, membuat modulbuku pegangan siswa secara mandiri agar KBM dapat berlangsung dengan baik

a. Proses Penilaian