71
c. Manajemen Pembelajaran
Untuk menghasilkan pembelajaran yang berkualitas, diperlukan manajemen yang baik dan dapat mendukung tercapainya tujuan
pendidikan. Manajemen yang baik menentukan baik buruknya pembelajran, cara seoran guru menggunakan metode yang tepat,
penyediaan alat belajar yang cukup dan susanan kelas yang cukup kondusif pada saat proses belajar mengajar.
Evaluasi kegiatan manajemen pembelajaran yang dilakukan di Kabupaten Belu terdiri dari 7 indikator, yaitu:
1 Penyesuaian jadwal pelajaran dengan struktur kurikulum,
2 Penetapan peminatan siswa,
3 Penempatan guru yang mata pelajarannya tidak tercantum dalam
struktur K-13 dan mata pelajaran baru, 4
Penyesuaian penyusunan jadwal pelajaran dengan ketersediaan fasilitas jumlah, jenis, dan kualitasnya,
5 Penyesuaian jumlah dan beban tugas mengajar guru
6 Kesesuaian jumlah dan waktu penerimaan buku,
7 Dukungan fasilitas dalam pelaksanaan pembelajaran hampir semua
sudah terlaksana.
Tabel 4.4 Skor Nilai Manajemen Pembelajaran Kepala Sekolah
No Responden Jumlah n
N DP
Kesimpulan 1
Kepala 7
144 287 73,47 Baik
72
Sekolah Jumlah
7 144
28 73,47
Baik Keterangan:
n :skor nilai yang diperoleh dari jawaban responden
N: skor ideal seluruh responden. Untuk aspek Manajemen Pembelajaran karena seluruh pertanyaan dalam kuesioner
berjumlah 7 maka dikalikan dengan 7 DP
: Deskripsi Persentase Dari ketujuh indikator tersebut didapatkan rata-rata persentase
skor sebesar 73, 47 yang berarti bahwa aspek manajemen pembelajaran di sekolah sudah melaksanakan K-13 dengan baik. Hal ini tentunya
belum memuaskan karena ada dua indikator yang belum terlaksana yaitu penerimaan buku pedoman guru maupun buku pelajaran siswa dan
ketersediaan fasilitas pendukung. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sekolah sudah berusaha
dengan baik untuk mengatur segala aktivitas pembelajaran agar sesuai dengan K-13 walaupun masih ada kekurangan di beberapa hal yang
berada di luar kuasa sekolah untuk menanganinya seperti buku pedoman guru dan buku pelajaran siswa dan ketersediaan fasilitas pendukung
pemebelajaran. Mulyasa 2004, untuk menunjang manajemen pembelajaran, ada
beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam implementasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
pembelajaran, yaitu : Berpusat pada peserta didik, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang bagi siswa, mengembangkan kreativitas
peserta didik, bermuatan nilai, etika, estetika, logika, kinestetika dan menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan
berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien dan bermakna.
Kunci sukses
pertama yang
menentukan keberhasilan
implementasi K-13 adalah kepemimpinan kepala sekolah, terutama
dalam mengkoordinasikan, menggerakan, dan menyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah
merupakan salah satu faktor penentu yang dapat menggerakan semua sumber daya sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tjuan dan
sasaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap
Kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi di mana sekolah itu berada. Kepemimpinan kepala sekolah adalah seni atau cara dari kepala
sekolah dalam
mempengaruhi, mendorong,
membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan orang lain guru, karyawan, siswa,
orang tua siswa, dan pihak terkait untuk bekerja atau berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama
Peran kepala sekolah sebagai manajer dalam manajemen pembelajaran sangat ditekankan. Kepala sekolah selaku manajer di
suatu lembaga pendidikan harus mampu menjaga sinergi antarpersonil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
yang berada di bawah kepemimpinannya. Kepala sekolah harus menempatkan diri sebagai orang yang harus dipatuhi kebijakannya
meski tanpa mengkaji kebutuhan personil di bawahnya seperti guru.
d. Layanan Kesiswaan