Pemahaman Guru tentang K-13

52 Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya agar tujuan yang diharpkan dapat tercapai. Dari hasil penelitian yang diperoleh, peneliti merekomendasikan cara untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam aspek sarana dan prasarana, yaitu: pelibatan pemerintah baik pusat maupun daerah untuk merencanakan secara matang rencana implementasi K-13 secara khusus di daerah tertinggal seperti Kabupaten Belu dengan cara mengadakan sarana prasarana penunjang implementasi K-13 seperti mengecek ketersediaan laboratorium, kelancaran distribusi buku dan ketersediaan komputer dan jaringan internet dan media pem,belajaran pendukung implementasi K-13 sebelum mengambil keputusan untuk menerapkan Kurikulum baru.

b. Pemahaman Guru tentang K-13

Data mengenai pemahaman guru tentang K-13 diperoleh melalui wawancara yang dilakukan peneliti terhadap para responden. Dari wawancara yang dilakukan peneliti mengenai pemahaman guru terhadap K-13 diperoleh penjelasan sebagai berikut. “Tentang K-13, sebenarnya tidak berbeda dengan Kurikulum yang lama KTSP yang sudah kami selama ini. Yang sedikit membedakan adalah kurikulum baru dalam hal ini K-13 lebih menekankan pada pemanfaatan teknologi, dan kami memahami itu, hanya saja guru-guru yang ada di sekolah ini, terutama yang Pegawai Negeri Sipil atau guru-guru tua tidak mengerti tentang pemanfaatan komputer dan alat peraga elektronik lainnya karena sejak dulu sudah mengajar secara manual jadi mengalami kesulitan dalam penggunaan teknologi” Amandus Bau, S.Pd, Guru SMAN I Lamaknen 53 “Kami guru-guru memahami K-13 melalui pelatihan yang sudah kami dapatkan selama 3 hari di Atambua. K-13 ini sebenranya hanya pengembangan dari KTSP, untuk menghadapi perubahan jaman yang semakin meningkat. Memang sangat perlu siswa disiapkan untuk menghadapi perubahan jaman ini, tetapi ada hal yang perlu diperhatikan adalah ada guru yang sama sekali tidak mengerti tentang komputer sampai saat ini sehingga perlu adanya usaha atau tuntutan dari pemerintah untuk mewajibkan guru-guru tahu mengoperasi komputer”. Lambertus Suri, Guru di SMAN 1 Tasifeto Timur. “Saya awalnya belum memahami, tetapi setelah diberikan pelatihan dan mulai diterapkan saya perlahan mulai mengerti. Ketiadaan buku pedoman saat itu membuat saya mencari jalan sendiri untuk memahaminya lewat pencarian di internet”. Marsela C. Luan, S.Pd, Guru SMAK Bina Karya Atambua Dari hasil wawancara yang dilakukan di atas, dapat dilihat bahwa guru sudah memahami K-13, baik melalui pelatihan yang diberikan, maupun secara autodidak belajar sendiri, hanya memang harus diakui bahwa belum semua pihak memahami karena keterbelakangan pengetahuan akan teknologi yang menjadi basis dari pengembangan K-13. Hal yang harus dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah perlu adanya upaya dan tuntutan dari pemerintah bagi setiap guru untuk bisa mengoperasikan komputer dan alat peraga lainnya agar tidak lagi terjadi hambatan dalam implementasi K-13 ke depannya. Selain itu, perlu adanya pelatihan yang terus menerus di setiap gugus untuk meningkatkan pemahaman guru tentang implementasi K-13.

c. Pemahaman Siswa tentang K-13