57
propinsi atau orang yang mengerti dan memahami kurikulum 20913 untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada para siswa mengenai K-13.
d. Keterlibatan Orang Tua Komite Sekolah Dalam Pengembangan
Kurikulum
Sebagai salah satu aspek penting dalam pengembangan kurikulum, partisipasi masyarakat dan orangtua peserta didik samngat diperlukan
dalam pembuatan berbagai keputusan. Dengan demikian masayarakat dapat lebih memahami, mengawasi dan membantu sekolah dalam
pengelolaan sekolah yang bersangkutan. Data keterlibatan orang tua dalam pengembangan kurikulum ini
diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan
orangtua siswa. Hasil wawancara yang diperoleh dalam penelitian ini
ketika diminta penjelasan mengenai keterlibatan orang tua dalam
pengembangan K-13 adalah sebagai berikut :
“Kami tidak pernah diberitahu oleh pihak sekolah bahwa akan dilaksanakan kurikulum baru dalam semester yang baru itu. Dalam
pertemuan-pertemuan rutin di sekolah kami hanya selalu ditekankan untuk selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan sekolah,
itu pun apabila kami diminta dari sekolah untuk terlibat”. Guido Laku Leto, Komite Sekolah SMAN I Lamaknen.
“Dalam pertemuan awal semester 20142015 yang lalu kami orang tua diberitahukan oleh kepala sekolah bahwa akan diberlakukan
kurikulum baru di seluruh Indonesia termasuk sekolah ini. Selanjutnya kami diminta untuk terlibat dalam proses pembelajaran
dan penilaian siswa terutam membantu anak-anak kami belajar di
rumah”. Aloysius Luan Mau, Komite Sekolah SMAK Stella Gratia,
Atambua. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
“Kami sering dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan di sekolah, tetapi saya secara pribadi tidak pernah tau kalo ada pembaharuan
kurikulum. Mungkin karena saya tidak mengikuti pertemuan awal tah
un ajaran baru kemarin karena sakit”. Drs. Silverius Mau, Komite Sekolah SMAK Surya Atambua”.
Dari penjelasan yang diperoleh peneliti melalui wawancara dapat
diindikasikan bahwa
ada orang
tua yang
mengetahui akan
diiplementasikannya K-13 di sekolah mereka karena sudah terlebih dahulu diberitahukan oleh kepala sekolah tetapi belum sepenuhnya memahami K-
13. Ada pula orang tua yang belum mengetahui tentang implementasi K- 13 di sekolah mereka karena tidak ada informasi dari sekolah. Hal yang
perlu dilakukan adalah harus adanya sosialisasi terlebih dahulu kepada orang tua siswa mengenai implementasi kurikulum agar tidak ada
kesalahpahaman antara orang tua, siswa dan pihak sekolah. Keberadaan komite sekolah dan dewan pendidikan secara legal
formal tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044U2002. Dalam keputusan menteri ini, komite sekolah dimaksudkan
sebagai sebuah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan
pendidikan di satuan pendidikan baik pada pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun jalur pendidikan luar sekolah.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044U2002 tanggal 2 April 2002 menetapkan bahwa Komite Sekolah
berperan sebagai: a Pemberi pertimbangan advisor agency
dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan. b
59
Pendukung supporting agency,
baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan disatuan pendidikan.
c Pengontrol controlling agency
dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan
pendidikan. d Mediator antara pemerintah executive
di satuan pendidikan.
Peran komite sekolah dalam pengembangan kurikulum merupakan hal penting untuk menentukan tujuan awal akan dibawa kemana sekolah
tersebut nantinya, tidak hanya hal tersebut tetpi juga komite sekolah memiliki peran penting dalam masalah perancangan alat untuk memandu
jalannya kegiatan pendidikan. Akan tetapi realita yang ada menunjukkan bahwa peran komite sekolah yang sangat penting bagi sekolah yang salah
satunya sebagai pengembang kurikulum yang dijadikan acuan untuk melakukan kegiatan pendidikan dinilai masih sangat kurang.
Kepala sekolah dan guru memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap keterlibatan komite sekolah dalam pengembangan kurikulum.
Tugas dan tanggug jawab itu harus dikonkritkan dengan melibatkan komite sekolah dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
siswa. Langkah kongkrit yang ditawarkan penulis dalam memberdayakan komite sekolah dalam pengembangan kurikulum adalah:
1
Sebaiknya peran Komite Sekolah dapat disosialisasikan secara komprehensif kepada guru dan kepala sekolah. Demikian pula
sebaliknya, peran kepala sekolah juga perlu disosialisasikan kepada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Komite Sekolah. Tujuannya adalah untuk menghindari persepsi yang keliru terhadap peran masing-masing dalam penyelenggaraan
pendidikan. Dengan
pengetahuan dan
pemahaman peran
stakeholders pemangku kepentingan yang lebih baik, harapan untuk
menumbuhkan sense of belonging
rasa memiliki dan sense of
trushting menjadi kenyataan.
2
Eksistensi komite sekolah perlu didukung oleh peraturan daerah Perda sehingga aspek legalitas dan mekanisme kontrol semakin kuat.
Pembentukan Komite Sekolah yang memiliki kekuatan hukum akan menumbuhkan
sikap kehati-hatian
dalam penyelenggaraan
pendidikan. Dengan demikian pelayanan tidak asal jadi dan pendidikan tidak salah urus.
3 SDM Komite Sekolah perlu ditingkatkan melalui pelatihanatau
membuat persyaratan pendidikan minimal untuk menjadi anggota Komite Sekolah. Latar belakang pendidikan yang memadai membuat
pola pikir Komite Sekolah dapat bersinergi dengan kepala sekolah. Rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan tentang
manajemen pendidikan menjadikan Komite Sekolah sebagai kuda tunggangan atau sebagai stempel untuk melegalisasi berbagai
pungutan yang dapat meresahkan masyarakat .
Pada akhirnya, dengan bersinerginya kepala sekolah, guru, dan komite sekolah dalam pengembangan kurikulum, hal itu akan majadikan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah lebih dinamis dan semakin besar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
peluangnya untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan sekolah tidak semata-mata bermanfaat bagi pencapaian tujuan belajar anak didik,
melainkan juga bermanfaat untuk memupuk dan menyuburkan nilai kebersamaan dan tanggung jawab bersma bagi kemajuan bangsa melalui
peningkatan kualitas pendidikansekolah.
2. Evaluasi Masukan Input