74
yang berada di bawah kepemimpinannya. Kepala sekolah harus menempatkan diri sebagai orang yang harus dipatuhi kebijakannya
meski tanpa mengkaji kebutuhan personil di bawahnya seperti guru.
d. Layanan Kesiswaan
Data mengenai layanan kesiswaan diperoleh berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada komite orang tua berjumlah 2 orang.
Dalam aspek layanan kesiswaan terdapat 6 indikator, yaitu 1
Keterlaksanaan layanan bantuan kesulitan belajar dan pengayaan, 2
Keterlaksanaan layanan konsultasi dengan orang tua dan siswa, 3
Keterlaksanaan layanan administrasi kesiswaan seperti data siswa, data perkembangan kesehatan, data prestasi, dan data minat,
4 Keterlaksanaan layanan bantuan peminatan studi
5 Keterlaksanaan layanan bantuan peminatan ekstrakurikuler, dan
6 Keterlaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
Tabel 4.5 Hasil analsis Kuesioner Layanan Kesiswaan
No Responden
Jumlah n
N DP
Keterangan 1
Komite Sekolah 7
117 28
69,64 Baik
Jumlah 7
117 69,64
Baik
Keterangan: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
n : skor nilai yang diperoleh dari jawaban responden
N: menunjukkan skor ideal seluruh responden. Untuk aspek layanan
kesiswaan karena seluruh pertanyaan dalam kuesioner berjumlah 6 maka dikalikan dengan 6
DP : Deskripsi persentase
Rata-rata skor dari keenam indikator tersebut sebesar 69, 64, sehingga dapat disimpulkan bahwa layanan kesiswaan di ketujuh
sekolah SMA di Kabupaten Belu terlaksana dengan cukup baik. Harapannya layanan kesiswaan terus ditingkatkan kualitasnya agar
dapat digunakan sebagaimana mestinya dan tidak menyulitkan berbagai pihak.
Guru juga memiliki tugas untuk memberikan layanan berupa pengajaran remedial yang dilakukan dengan memberikan pengajaran
terhadap tujuan yang gagal dicapai oleh siswa serta memberikan tambahan waktu pada siswa yang membutuhkan atau belum menguasai
bahan secara tuntas Mulyasa, 2013. Hal yang perlu ditingkatkan secara khusus di Kabupaten Belu
adalah membenahi manajemen kesiswaan. Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Adapun ruang lingkup mengenai
manajemen kesiswaan adalah perencanaan kesiswaan, penerimaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
peserta didik, orientasi siswa baru, mengatur kehadiran, ketidakhadiran siswa di sekolah, mengatur evaluasi peserta didik, mengatur kenaikan
tingkat siswa, mengatur siswa yang mutasi dan drop out. Dari penelitian yang dilakukan, catatan dari peniliti bagi para
kepala sekolah SMA adalah meningkatkan manajemen kesiswaan yang sudah secara baik dilakukan di Kabupaten Belu. Keberhasilan kepala
sekolah dalam memanajemen sekolah akan menjadi kunci keberhasilan implementasi kurikulum.
3. Evaluasi Proses Process