5. Semik :
Akan terjadi pergantian kepemimpinan di negeri Koming bernanung. Calon-calonnya pun tampil di atas panggung, beragam sifat,
gaya dan penampilan para calon tersebut yang dideskripsikan secara gamblang oleh Mbah melalui balon-balon kata yang ada di bagian atas
bingkai. Koming dan Pailul sebagai pengamat, melihat dengan berbagai ekspresi dari bawah panggung. Secara tidak langsung, Dwi Koen
menyindir semua calon pemimpin negeri baik pria maupun perempuan yang terburu-buru mencalonkan dirinya sebagai kumpulan orang-orang
yang tidak bertanggung jawab, tamak dan mau menang sendiri. Hal tersebut diwujudkan melalui perkataan Mbah di bingkai 1 “Sepertinya
orang-orang sudah kebelet duduk di kursi kepemimpinan negeri ini.” Lalu dilanjutkan oleh deskripsi negatif Mbah atas calon-calon yang ada. Seperti
inilah tampilan persiapan pemilihan umum yang akan terjadi dalam hitungan bulan di Indonesia.
Bursa calon pemimpin didominasi oleh pria. Sayangnya, walau dianggap lebih kompeten dari perempuan, namun kebanyakan tidak
amanah atas jabatan yang diincar. Begitu juga yang terjadi di Indonesia. Pemimpin negara perempuan hanya ada satu, itu pun terjadi sebab
presiden saat itu, KH. Abdurrahman Wahid mengundurkan diri. Calon legislatif ataupun pemimpin daerah perempuan yang tidak melenceng dari
tugasnya masih bisa dihitung jari. Mitos bahwa perempuan cuma bisa berdandan pun ditunjukkan
dengan jelas di sini. Dengan wajah yang penuh polesan; putih, mata melirik manja, alis dibentuk, bibir terkatup rapat sehingga menimbulkan
kesan manja. Ditambah dengan bahasa tubuh yang menunjukkan sisi lemah dan tidak mandiri. Pemimpin kenes ini mejadi cerminan dari
anggota legislatif, Angelina Sondakh yang merupakan Putri Indonesia namun melakukan korupsi. Dari redaksi kata, konsep kepemimpinan Jawa
meyuruh kaum perempuan untuk hanya mengurus keluarga. Tungku berasap milik Mbah menegaskan sisi mistik dari Mbah
seakan segala pengetahuannya berasal dari ‘dunia lain’ yang dipanggil
melalui tungku. Pada bingkai 1, asap membumbung tinggi masih berasal dari tungku, sedang di bingkai 8, asap sudah pelahan naik ke atas akhir
dari ramalan. Pada akhirnya, Mbah pun menuturkan kriteria pemimpin yang
baik, yang merupakan ciri-ciri Ratu Adil seperti dalam ramalan Jangkar Jayabaya: pandai, memancarkan keyakinan tinggi, tulus berjiwa besar,
berani ambil resiko, memancangkan capaian baru dan mampu membuat rakyat beremanat bersemangat hidup. Pada bingkai terakhir, Mbah
menyampaikan kesimpulan atas seluruh calon.
IV.2.6 Analisis Semiotika Comic Strip Panji Koming edisi 12 Mei 2013 Tabel 6