Dari ujung kanan panel, ada huruf Bla Bla dituliskan berkali-kali dan ukurannya semakin ke bawah semakin kecil. Tampak siluet Adipati
yang dipayungi seseorang dari belakangnya di pinggir jurang yang lain. Signifikasi Tahap Kedua Kode Pembacaan
1. Hermeneutika:
Adipati sedang menyampaikan harapan-harapannya terhadap negeri yang ia pimpin. Adipati yang menyerupai SBY ini, digambarkan
melalui beberapa sudut pandang, low angle, high angle, dan eye level dengan efek garis-garis sebagai latar belakang. Kaliamatnya ialah:
Bingkai 1: “Negeri ini demikian cemerlang di masa depan.” Bingkai 2: “Negeri ini akan menjadi negri dengan ekonomi terbesar ke-
tujuh di dunia Bingkai 3: “Negeri ini akan menjadi raksasa yang bersahabat.”
Bingkai 4: “Tapi ingsun frustasi...” Pada bingkai terakhir, Koming berusaha keras melihat ke
tebing di seberangnya dengan bantuan tangannya dan ada Pailul yang berusaha mendengar perkataan Adipati yang diejawantahkan dengan
tulisan ‘blabla’. Kedua perempuan di belakang mereka menjadi lambang rakyat kecil yang tidah tahu apa-apa.
2. Proairetik :
Kalimat-kalimat yang disampaikan Adipati merupakan harapan positif bagi negerinya bingkai 1-3. Bahasa tubuhnya seperti
melebarkan tangan di depan tubuh, menegaskan kalimat yang ia sampaikan, “Negeri ini demikian cemerlang di masa depan.” Lalu pada
bingkai kedua mengatakan “Negeri ini akan menjadi negri dengan ekonomi terbesar ke-tujuh di dunia” sambil mengacungkan jari telunjuk
bermakna keyakinan dan keinginan yang kuat untuk menjadikan Indonesia sebagai negeri dengan ekonomi terbesar. Merapatkan tangan di depan dada
bermakna bahwa Indonesia akan menjadi raksasa negara yang sangat besar dalam segala lini namun tetap bersahabat, sederhana dan damai.
Tanda-tanda tersebut menunjukkan bahwa ia sedang berpidato. Garis-garis
yang menjadi latar belakang menegaskan sudut pandang dari bawah yang memberi efek kegagahan atau kepahlawanan pada tokoh. Sedang pada
bingkai keempat, gaya berdeham dengan mata dipejam menggambarkan Adipati yang sedang berpikir sekaligus kekecewaan, “Tapi ingsun
frustasi.” Kedua tebing yang ditempati Koming, dkk. dan Adipati
bersama abdinya bermakna mereka berada di tempat yang sangat jauh dan dipisah sebuah jurang di antaranya. Walau berada di tempat tinggi adanya
awan di tengah gambar, Koming tetap harus menggunakan tangga untuk melihat siap yang sedang berbicara. Pailul pun tidak dapat mendengar
suara Adipati meski tangannya ditempelkan dekat telinga yang berarti ia berusaha untuk fokus terhadap suara yang datang. Perempuan-perempuan
di belakangnya menjadi wakil beragamnya jenis masyarakat; muda, tua, pria dan perempuan.
Kata “Bla Bla” yang semakin mengecil dari arah kiri ke kanan merupakan pidato yang disampaikan Adipati pada kolom sebelumnya,
yang tidak bermakna apa-apa. Blabla sering diidentikkan dengan omong kosong, kata yang tidak perlu didengar atau diketahui.
3. Simbolik :