Comic Strip KAJIAN PUSTAKA

4. Sudut pandang burung Bird’s eye level, adalah sudut pandang yang lebih ekstrim dari sudut pandang atas.

II.7 Comic Strip

Penggunaan kata comic strip dalam bahasa aslinya memang jarang digunakan di literatur lain. Kebanyakan, comic strip langsung dialihbahasakan ke komik strip yang mana strip pada Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris tidak bermakna sama. Comic strip atau ‘komik potongan’ jika ingin diartikan seperti itu terdiri dari panel-panel yang berisi gambar-gambar berkesinambungan yang saling berkomunikasi melalui balon kata. Berger dalam Setiawan, 2002: 28 mendefinisikan ciri-ciri comic strip: 1 Mempunyai karakter tetap, 2 Bingkaiframe menunjukkan tahapan atau aksi, 3 Terdapat dialog dalam balon kata. Untuk mempelajari komik, ada tujuh hal yang perlu diketahui oleh peneliti Setiawan, 2002: 30-31.: 1. Cara menggambarkan karakter merupakan penunjuk apakah comic strip termasuk lelucon atau wacana serius. Hal ini dapat dilihat dari gambar tokoh yang menonjolkan suatu bagian, misal perut atau hidung. 2. Ekspresi wajah yang digunakan untuk menunjukkan perasaan atau pernyataan emosi dari berbagai karakter. Gambar 5 Ekspresi Wajah Sumber: Brotoatmojo, 2008: 99 3. Balon kata, digunakan untuk menunjukkan dialog tokoh komik, kadangkala kata-kata tertentu diberi tekanan dengan dicetak tebal atau dengan bentuk tipografi khusus. 4. Garis gerak, merupakan petunjuk suatu gerakan atau kecepatan. Untuk kesan gerakan yang lebih cepat, maka garis akan bertambah banyak. Kadanng ditambah gambar debu atau angin. 5. Panel di bawah atau di atas bingkai. Gunanya agar menjaga kontinuitas sekaligus menjelaskan kepada pembaca apa yang diharapkan atau kelanjutan cerita. 6. Setting, penggunaan setting bermaksud untuk menuntun pembaca pada konteks wacana yang sedang diceritakan. Contohnya, pada comic strip Panji Koming, komikus menggunakan setting Kerajaan Majapahit. Lebih khususnya lagi ialah mengenai kehidupan masyarakat biasa di ambang kehancuran Kerajaan Majapahit. 7. Aksi. Segala dialog dan gagasan dituangkan dalam bentuk narasi tertulis di dalam setiap bingkai comic strip. Selanjutnya, terdapat aksi-aksi yang melengkapi narasi tersebut dan diartikan masing-masing oleh pembaca.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Metode Penelitian Neuman mengatakan, “Social research can be used to raise children, reduce crime, improve public health, sell product, or just understand one’s life.” Penelitian sosial dapat digunakan untuk membesarkan anak-anak, mengurangi tindak kriminal, meningkatkan kesehatan publik, penjualan produk, atau untuk memahami kehidupan seseorang. Secara luas, penelitian sosial bertujuan untuk mengungkap dan memahami realitas sosial. Metode-metode yang digunakan dalam penelitian tersebut haruslah efektif dan efisien untuk mencapai tujuan penelitiannya dengan tepat. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan cara pandang melalui paradigma konstruktivis. Penelitian kualitatif berangkat dari ilmu-ilmu perilaku dan ilmu- ilmu sosial yang beresensi sebagai metode pemahaman atas keunikan, dinamika dan hakikat holistik dari kehadiran manusia dan interaksinya dengan lingkungan Ardianto, 2010: 59. Karakteristik dari penelitian kualitatif yaitu: a ilmu-ilmu lunak, b fokus penelitian: kompleks dan luas, c holistik dan menyeluruh, d subjektif dan perspektif emik, e penalaran: dialektik-induktif, f basis pengetahuan: makna dan temuan, g mengembangkanmembangun teori, h sumbangsih tafsiran, i komunikasi dan observasi, j elemen dasar analisis: kata-kata, k interpretrasi individu, l keunikan Ardianto, 2010: 59. Metode yang digunakan adalah metode analisis semiotika, yaitu metode analisis yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku pada tanda. Menurut paradigma konstruktivis, subjek berperan aktif sekaligus sebagai faktor utama dalam kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan sosialnya. Setiap pernyataan pada dasarnya adalah tindakan penciptaan makna, yakni tindakan pembentukan diri serta pengungkapan jati diri sang pembicara Ardianto dan Q-Anees, 2007: 151. 32

Dokumen yang terkait

PEMILU 2009 DALAM KARTUN PANJI KOMING “Studi Analisis Semiotika dalam kartun Panji Koming pada Surat Kabar Harian Kompas Terkait Pelaksanaan Pemilu tahun 2009

0 17 94

Analisis Semiotika Komik Strip Panji Koming dengan Tema Renovasi Gedung Badan Anggaran DPR di Surat Kabar Harian Kompas Periode 29 Januari 2012.

0 4 10

Analisis Semiotika Komik Strip Panji Koming dengan Tema ANALISIS SEMIOTIKA KOMIK STRIP PANJI KOMING DENGAN TEMA RENOVASI GEDUNG BADAN ANGGARAN DPR DI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS PERIODE 29 JANUARI 2012.

0 4 14

PENDAHULUAN ANALISIS SEMIOTIKA KOMIK STRIP PANJI KOMING DENGAN TEMA RENOVASI GEDUNG BADAN ANGGARAN DPR DI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS PERIODE 29 JANUARI 2012.

0 4 36

KESIMPULAN ANALISIS SEMIOTIKA KOMIK STRIP PANJI KOMING DENGAN TEMA RENOVASI GEDUNG BADAN ANGGARAN DPR DI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS PERIODE 29 JANUARI 2012.

0 4 10

AN IMPLICATURE ANALYSIS ON “OH, BROTHER!” COMIC STRIP SERIALS An Implicature Analysis On “Oh, Brother!” Comic Strip Serials.

0 2 11

AN IMPLICATURE ANALYSIS ON “OH, BROTHER!” COMIC STRIP SERIALS An Implicature Analysis On “Oh, Brother!” Comic Strip Serials.

0 1 13

ANALISIS SEMIOTIK DALAM KOMIK STRIP KONPOPILAN TERBITAN HARIAN KOMPAS TAHUN 2016

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah - Konsep Kepemimpinan dalam Budaya Jawa di Comic Strip (analisis semiotika konsep kepemimpinan dalam Budaya Jawa di Comic Strip Panji Koming di Harian Kompas periode April-Mei 2013)

0 0 7

Konsep Kepemimpinan dalam Budaya Jawa di Comic Strip (analisis semiotika konsep kepemimpinan dalam Budaya Jawa di Comic Strip Panji Koming di Harian Kompas periode April-Mei 2013)

0 0 10