Semik : Analisis Semiotika Comic Strip Panji Koming edisi 26 Mei 2013 Tabel 7

5. Semik :

Hitam dan putih identik dengan kejahatan versus kebaikan dan harus berjalan seimbang. Makna seimbang di sini ialah, manusia sebaiknya menerima bahwa terdapat dua sisi kehidupan yang berjalan dan seringkali mencari tujuan yang sama. Kedua sisi tersebut diejawantahkan melalui Koming baik dan Denmas jahat. Dwi Koen seakan menempelkan label ‘baik’ kepada rakyat kecil; orang yang sederhana baik dari sifat maupun cara hidup dan ‘jahat’ pada penguasa, pejabat pemerintah dan orang-orang yang berada di tingkat sosial yang lebih baik. Rakyat selalu menjadi korban kecurangan pemangku jabatan untuk memperoleh keinginannya. Untuk menang dari sebuah perlombaan, pejabat menggunakan cara-cara yang melenceng dari yang biasa sehingga jalannya mulus tanpa ada hambatan. Kata pokrol hitam yang digunakan Koming menganalogikan pengacara yang mengobrak-abrik peraturan, menggunakan cara-cara yang melenceng untuk memuluskan kasus yang ia tangani. Akibatnya, hukum di negeri tersebut bisa hancur. Pada edisi ini, sindiran ditujukan kepada para pengacara Indonesia yang sempat menjadi perbincangan di media massa. Masalahnya ialah antara pengacara hitam dan putih yang dibedakan melalui kasus- kasus yang ditangani. Pengacara hitam digolongkan sebagai pengacara- pengacara yang membela terdakwa bermodal besar dan ‘jahat. Sebagai contoh, pengacara yang dipilih, membela dan memenangkan kasus koruptor tergolong pengacara hitam. Namun, pengacara yag dipilih oleh pengadilan untuk membela tersangka teroris tergolong pengacara putih. Oleh sebab itu setiap orang perlu waspada, sebab hukum alam pasti berlaku. Siapa yang menebar benih kejahatan, pasti menuai keburukan, dan konsep ini menjadi falsafah hidup masyarakat Jawa yang diwujudkan melalui jatuhnya buah kelapa ke kepala Ariakendor. Rakyat dan siapa pun yang melakukan kebajikan namun masih gagal, diajak untuk bersemangat dan bangkit lagi karena yang melakukan kebajikan pada akhirnya akan selamat.

IV.3 Pembahasan

Peneliti telah mengumpulkan comic strip selanjutnya disebut komik yang akan dianalisis dan telah dianalisis dengan lima kode sistem tanda makna seperti yang diuraikan di bagian sebelumnya. Penerapan ilmu semiotika pada komik merupakan proses yang cukup rumit untuk mengekstraksi makna-makna yang terkandung dalam komik tersebut. Komik merupakan gabungan seni visual dan sastra. Seni visual memiliki tanda-tanda tersirat dan berkomunikasi dengan pembaca secara non verbal. Sedangkan sastra yang diwujudkan melalui percakapan antar tokoh memiliki unsur komunikasi verbal yang mengandung mitos. Mitos bukanlah cerita yang bersifat takhayul, namun suatu bentuk artifisial yang berdasar kesepakatan bersama suatu anggota masyarakat. Hadirnya komik ini di Harian Kompas Minggu menunjukkan semangat redaksi Kompas untuk selalu menyampaikan pandangan mereka atas setiap fenomena yang terjadi di Indonesia. Agar pembaca tidak bosan dengan konten yang berat, maka opini redaksi dibuat dalam bentuk komik yang identik dengan isi yang lucu dan santai. Komik Panji Koming dipersiapkan dengan apik, setiap tokoh memiliki karakter dan watak masing-masing. Bahkan dari judul ‘Panji Koming’, kita dapat menarik bentuk opini yang dihadirkan oleh komik ini. Panji yang bermakna segala sesuatu yang berhubungan dengan kebajikan dan Koming yang berarti gila disatukan menjadi sebuah opini yang jujur dan tulus disampaikan dengan cara yang tidak biasa. Setiap komik yang diterbitkan, membawa pesan sekaligus sindiran atas kondisi teranyar dari Negara Indonesia. Para tokoh dalam komik ini mewakili setiap kelompok yang ada di Indonesia. Pemimpin, pegawai pemerintahan, prajurit, masyarakat kecil, anak sekolah dan sebagainya. Lengkapnya pelaku kepemimpinan pemimpin dan masyarakat menjadikan komik ini menghibur dan menyindir di saat yang bersamaan. Beragam masalah yang menimpa Indonesia mampu dibawa ke masa lalu oleh komikus untuk ditimpakan kepada Koming dan Pailul yang menyelesaikannya dengan bijak. Alternatif penyelesaian masalah tersebut sayangnya hanya dapat dipaparkan melalui komik saja. Sampai saat ini, belum ada tindak nyata yang dilakukan oleh pemimpin untuk memperbaiki

Dokumen yang terkait

PEMILU 2009 DALAM KARTUN PANJI KOMING “Studi Analisis Semiotika dalam kartun Panji Koming pada Surat Kabar Harian Kompas Terkait Pelaksanaan Pemilu tahun 2009

0 17 94

Analisis Semiotika Komik Strip Panji Koming dengan Tema Renovasi Gedung Badan Anggaran DPR di Surat Kabar Harian Kompas Periode 29 Januari 2012.

0 4 10

Analisis Semiotika Komik Strip Panji Koming dengan Tema ANALISIS SEMIOTIKA KOMIK STRIP PANJI KOMING DENGAN TEMA RENOVASI GEDUNG BADAN ANGGARAN DPR DI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS PERIODE 29 JANUARI 2012.

0 4 14

PENDAHULUAN ANALISIS SEMIOTIKA KOMIK STRIP PANJI KOMING DENGAN TEMA RENOVASI GEDUNG BADAN ANGGARAN DPR DI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS PERIODE 29 JANUARI 2012.

0 4 36

KESIMPULAN ANALISIS SEMIOTIKA KOMIK STRIP PANJI KOMING DENGAN TEMA RENOVASI GEDUNG BADAN ANGGARAN DPR DI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS PERIODE 29 JANUARI 2012.

0 4 10

AN IMPLICATURE ANALYSIS ON “OH, BROTHER!” COMIC STRIP SERIALS An Implicature Analysis On “Oh, Brother!” Comic Strip Serials.

0 2 11

AN IMPLICATURE ANALYSIS ON “OH, BROTHER!” COMIC STRIP SERIALS An Implicature Analysis On “Oh, Brother!” Comic Strip Serials.

0 1 13

ANALISIS SEMIOTIK DALAM KOMIK STRIP KONPOPILAN TERBITAN HARIAN KOMPAS TAHUN 2016

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah - Konsep Kepemimpinan dalam Budaya Jawa di Comic Strip (analisis semiotika konsep kepemimpinan dalam Budaya Jawa di Comic Strip Panji Koming di Harian Kompas periode April-Mei 2013)

0 0 7

Konsep Kepemimpinan dalam Budaya Jawa di Comic Strip (analisis semiotika konsep kepemimpinan dalam Budaya Jawa di Comic Strip Panji Koming di Harian Kompas periode April-Mei 2013)

0 0 10