5. Semik :
Hitam dan putih identik dengan kejahatan versus kebaikan dan harus berjalan seimbang. Makna seimbang di sini ialah, manusia sebaiknya
menerima bahwa terdapat dua sisi kehidupan yang berjalan dan seringkali mencari tujuan yang sama. Kedua sisi tersebut diejawantahkan melalui
Koming baik dan Denmas jahat. Dwi Koen seakan menempelkan label ‘baik’ kepada rakyat kecil; orang yang sederhana baik dari sifat maupun
cara hidup dan ‘jahat’ pada penguasa, pejabat pemerintah dan orang-orang yang berada di tingkat sosial yang lebih baik.
Rakyat selalu menjadi korban kecurangan pemangku jabatan untuk memperoleh keinginannya. Untuk menang dari sebuah perlombaan,
pejabat menggunakan cara-cara yang melenceng dari yang biasa sehingga jalannya mulus tanpa ada hambatan. Kata pokrol hitam yang digunakan
Koming menganalogikan pengacara yang mengobrak-abrik peraturan, menggunakan cara-cara yang melenceng untuk memuluskan kasus yang ia
tangani. Akibatnya, hukum di negeri tersebut bisa hancur. Pada edisi ini, sindiran ditujukan kepada para pengacara
Indonesia yang sempat menjadi perbincangan di media massa. Masalahnya ialah antara pengacara hitam dan putih yang dibedakan melalui kasus-
kasus yang ditangani. Pengacara hitam digolongkan sebagai pengacara- pengacara yang membela terdakwa bermodal besar dan ‘jahat. Sebagai
contoh, pengacara yang dipilih, membela dan memenangkan kasus koruptor tergolong pengacara hitam. Namun, pengacara yag dipilih oleh
pengadilan untuk membela tersangka teroris tergolong pengacara putih. Oleh sebab itu setiap orang perlu waspada, sebab hukum alam pasti
berlaku. Siapa yang menebar benih kejahatan, pasti menuai keburukan, dan konsep ini menjadi falsafah hidup masyarakat Jawa yang diwujudkan
melalui jatuhnya buah kelapa ke kepala Ariakendor. Rakyat dan siapa pun yang melakukan kebajikan namun masih gagal, diajak untuk bersemangat
dan bangkit lagi karena yang melakukan kebajikan pada akhirnya akan selamat.
IV.3 Pembahasan
Peneliti telah mengumpulkan comic strip selanjutnya disebut komik yang akan dianalisis dan telah dianalisis dengan lima kode sistem tanda makna seperti
yang diuraikan di bagian sebelumnya. Penerapan ilmu semiotika pada komik merupakan proses yang cukup rumit untuk mengekstraksi makna-makna yang
terkandung dalam komik tersebut. Komik merupakan gabungan seni visual dan sastra. Seni visual memiliki tanda-tanda tersirat dan berkomunikasi dengan
pembaca secara non verbal. Sedangkan sastra yang diwujudkan melalui percakapan antar tokoh memiliki unsur komunikasi verbal yang mengandung
mitos. Mitos bukanlah cerita yang bersifat takhayul, namun suatu bentuk artifisial yang berdasar kesepakatan bersama suatu anggota masyarakat.
Hadirnya komik ini di Harian Kompas Minggu menunjukkan semangat redaksi Kompas untuk selalu menyampaikan pandangan mereka atas setiap
fenomena yang terjadi di Indonesia. Agar pembaca tidak bosan dengan konten yang berat, maka opini redaksi dibuat dalam bentuk komik yang identik dengan isi
yang lucu dan santai. Komik Panji Koming dipersiapkan dengan apik, setiap tokoh memiliki
karakter dan watak masing-masing. Bahkan dari judul ‘Panji Koming’, kita dapat menarik bentuk opini yang dihadirkan oleh komik ini. Panji yang bermakna segala
sesuatu yang berhubungan dengan kebajikan dan Koming yang berarti gila disatukan menjadi sebuah opini yang jujur dan tulus disampaikan dengan cara
yang tidak biasa. Setiap komik yang diterbitkan, membawa pesan sekaligus sindiran atas
kondisi teranyar dari Negara Indonesia. Para tokoh dalam komik ini mewakili setiap kelompok yang ada di Indonesia. Pemimpin, pegawai pemerintahan,
prajurit, masyarakat kecil, anak sekolah dan sebagainya. Lengkapnya pelaku kepemimpinan pemimpin dan masyarakat menjadikan komik ini menghibur dan
menyindir di saat yang bersamaan. Beragam masalah yang menimpa Indonesia mampu dibawa ke masa lalu oleh komikus untuk ditimpakan kepada Koming dan
Pailul yang menyelesaikannya dengan bijak. Alternatif penyelesaian masalah tersebut sayangnya hanya dapat dipaparkan melalui komik saja. Sampai saat ini,
belum ada tindak nyata yang dilakukan oleh pemimpin untuk memperbaiki