METODOLOGI PENELITIAN Konsep Kepemimpinan dalam Budaya Jawa di Comic Strip (analisis semiotika konsep kepemimpinan dalam Budaya Jawa di Comic Strip Panji Koming di Harian Kompas periode April-Mei 2013)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Metode Penelitian Neuman mengatakan, “Social research can be used to raise children, reduce crime, improve public health, sell product, or just understand one’s life.” Penelitian sosial dapat digunakan untuk membesarkan anak-anak, mengurangi tindak kriminal, meningkatkan kesehatan publik, penjualan produk, atau untuk memahami kehidupan seseorang. Secara luas, penelitian sosial bertujuan untuk mengungkap dan memahami realitas sosial. Metode-metode yang digunakan dalam penelitian tersebut haruslah efektif dan efisien untuk mencapai tujuan penelitiannya dengan tepat. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan cara pandang melalui paradigma konstruktivis. Penelitian kualitatif berangkat dari ilmu-ilmu perilaku dan ilmu- ilmu sosial yang beresensi sebagai metode pemahaman atas keunikan, dinamika dan hakikat holistik dari kehadiran manusia dan interaksinya dengan lingkungan Ardianto, 2010: 59. Karakteristik dari penelitian kualitatif yaitu: a ilmu-ilmu lunak, b fokus penelitian: kompleks dan luas, c holistik dan menyeluruh, d subjektif dan perspektif emik, e penalaran: dialektik-induktif, f basis pengetahuan: makna dan temuan, g mengembangkanmembangun teori, h sumbangsih tafsiran, i komunikasi dan observasi, j elemen dasar analisis: kata-kata, k interpretrasi individu, l keunikan Ardianto, 2010: 59. Metode yang digunakan adalah metode analisis semiotika, yaitu metode analisis yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku pada tanda. Menurut paradigma konstruktivis, subjek berperan aktif sekaligus sebagai faktor utama dalam kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan sosialnya. Setiap pernyataan pada dasarnya adalah tindakan penciptaan makna, yakni tindakan pembentukan diri serta pengungkapan jati diri sang pembicara Ardianto dan Q-Anees, 2007: 151. 32 Teori konstruktivisme berpegang bahwa individu membentuk makna melalui proses komunikasi karena makna tidak bersifat intrinsik terhadap apa pun Ardianto, 2010: 154. Oleh sebab itu, teori ini memiliki tiga tema besar antara lain a pentingnya makna bagi perilaku manusia, b pentingnya konsep mengenai diri, dan c hubungan antara individu dan masyarakat. Karena suatu tindakan dapat memiliki banyak arti, maka makna tidak dapat dengan mudah diungkap begitu saja. Kemajuan visualisasi media informasi menyebabkan penggunaan simbol-simbol visual dan budaya modern tidak bisa dihindari. Bahasa komunikasi berkembang dengan sangat pesat dan modern, begitu pula perilaku orang berkomunikasi ikut berubah Bungin, 2006: 259. III.2 Objek Penelitian Objek penelitian ialah sifat keadaan attributes dari sesuatu benda, orang, atau keadaan, yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian. Sasaran penelitian tidak tergantung pada judul dan topik penelitian, tetapi secara kongkret tergambarkan dalam fokus permasalahan dalam penelitian Bungin, 2008: 76. Konsep kepemimpinan menjadi objek penelitian ini. Konsep kepemimpinan yang dimaksud ialah segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinan, baik pemimpin, yang dipimpin dan jalannya kepemimpinan tersebut. III.3 Subjek Penelitian Sampel pada riset kualitatif disebut subjek penelitian atau informan, yaitu orang-orang yang dipilih untuk diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan riset. Disebut subjek riset bukan objek karena informan dianggap aktif mengkonstruksi realitas, bukan sekadar objek yang hanya mengisi kuesioner Kriyantono, 2006: 161. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah comic strip Panji Koming. III.3.1 Panji Koming Comic strip Panji Koming terbit setiap Minggu di Harian Kompas. Harian yang berslogan “Amanat Hati Nurani Rakyat”, kini dicetak lebih dari 500 ribu eksemplar di seluruh Indonesia sejak kehadirannya pada 1965. Sebanyak 32 halaman dan tiga halaman Klasika yang memuat iklan hadir setiap hari ke tangan pembaca. Secara umum, pemberitaan dibagi ke tiga bagian, bagian depan berisi berita nasional dan internasional. Bagian kedua memuat berita bisnis dan keuangan, dan bagian ketiga berita olahraga. Setiap hari Minggu, isi harian ini dibuat sedikit berbeda. Memuat lebih banyak informasi yang bersifat human interest seperti profil, komunitas sosial, kuliner, dan sebagainya. Lalu pada rubrik “TTS dan Kartun” di halaman 30, terdapat satu buah teka-teki silang, dan 5 buah comic strip. Panji Koming salah satunya. Cerita-cerita dalam Panji Koming dibuat sesuai dengan keadaan teranyar yang terjadi di Negara Indonesia. Situasi politik, sosial, kebijakan pemerintah, atau hal-hal terbaru direfleksikan melalui dua tokoh utamanya, Panji dan sahabatnya Pailul yang hidup pada abad 15 di Kerajaan Majapahit. Seperti pembuatan akun SBY di media sosial Twitter pada April 2013 diejawantahkan Dwi Koen pada komiknya sebagai Adipati yang baru memelihara burung dalam sangkar edisi 14 April 2013. III.4 Kerangka Analisis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode analisis semiotika Roland Barthes. Kumpulan comic strip yang telah dipilih sesuai tema menjadi subjek penelitian, dan akan dianalisis melalui metode signifikasi dua tahap. Dari peta di bawah, Barthes memperkenalkan penanda 1 dan petanda 2 yang gabungan keduanya menghasilkan tanda denotatif 3 pada tingkatan pertama. Pada tingkatan kedua, tanda denotatif 3 menjadi penanda konotatif 4 dan petanda konotatif 5 yang menghasilkan tanda konotatif 6. Tanda konotatif 6 terakhir inilah yang disebut sebagai mitos. Gambar 6 Peta Tanda Roland Barthes Sumber: Sobur, 2004: 69 Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda signifier dengan sebuah ide atau petanda signified. Jadi, penanda adalah aspek material dari bahasa yaitu apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Petanda adalah gambaran mental, pikiran atau konsep. Sebagai contoh, tempat untuk duduk, empuk, lebar dan lembut menjadi penanda, dan sofa adalah petanda. Keduanya tidak bisa dipisahkan, sebab konsep ini melihat bahwa makna muncul ketika ada hubungan yang bersifat asosiasi antara signifier dan signified. Selain itu, diperlukan lima kode pembacaan sistem makna yang dipaparkan sebagai berikut Sobur, 2004: 66: Kode hermeneutik atau kode teka-teki berkisar pada harapan pembaca untuk mendapatkan ‘kebenaran’ bagi pertanyaan yang muncul dalam teks. Di dalam narasi, ada suatu kesinambungan antara pemunculan suatu peristiwa teka- teki dan penyelesaiannya di dalam cerita. Kode teka-teki tersebut merupakan unsur struktur utama dalam narasi tradisional. Kode semik atau kode konotatif mengajak pembaca menyusun tema suatu teks dalam proses pembacaan. Barthes melihat bahwa konotasi kata atau frase tertentu dalam teks dapat dikelompokkan dengan konotasi kata atau frase yang mirip. Perlu dicatat bahwa Barthes menganggap denotasi sebagai konotasi yang paling kuat dan paling ‘akhir’. 1. Signifier penanda 2. signifier petanda 3. denotative sign tanda denotatif 4. CONNOTATIVE SIGNIFIER PENANDA KONOTATIF 5. CONNOTATIVE SIGNIFIED PETANDA KONOTATIF 6. CONNOTATIVE SIGN TANDA KONOTATIF Kode simbolik merupakan aspek pengkodean fiksi yang paling khas bersifat struktural, atau tepatnya menurut konsep Barthes, pascastruktural. Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa makna berasal dari beberapa oposisi biner atau pembedaan-baik dalam taraf bunyi menjadi fonem dalam proses produksi wicara, maupun pada taraf oposisi psikoseksual yang melalui proses. Selanjutnya adalah kode proaretik kode tindakanlakuan yang dianggap sebagai perlengkapan utama teks yang dibaca orang. Artinya, antara lain, semua teks yang bersifat naratif. Kita mengenal kode lakuan atau peristiwa karena kita memahaminya. Kode gnomik atau kode kultural merupakan acuan teks ke benda-benda yang sudah diketahui dan dikodifikasi oleh budaya. Menurut Barthes, realisme tradisional didefinisi oleh acuan ke apa yang telah diketahui. Rumusan suatu budaya atau subbudaya adalah hal-hal kecil yang telah dikodifikasi yang di atasnya para penulis bertumpu. III.5 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan ialah: 1. Studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dari Harian Kompas edisi Minggu selama bulam April-Mei 2013 yang mengangkat tema seputar kepemimpinan. 2. Studi kepustakaan, ialah dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur dan sumber bacaan yang relevan dengan topik penelitian. III.6 Teknik Analisis Data Kumpulan comic strip Panji Koming yang telah dipilih sesuai tema penelitian akan dianalisis dengan semiotika yang dikembangkan oleh Roland Barthes. Total 8 buah comic strip yang dikumpulkan, dan diambil 7 edisi yang dianggap sesuai dengan tema penelitian. Dalam membedah objek penelitian ini, ada dua pisau utama yang akan digunakan; yaitu tanda denotasi dan konotasi, serta lima kode pembacaan sistem makna. Tanda denotasi akan dikumpulkan melalui tanda verbal dan nonverbal yang ada dalam comic strip ini. Sebagai contoh; balon kata, rupa para tokoh, pakaian yang digunakan, ekspresi dan unsur lain seperti teknik pengambilan gambar, sudut pandang, background yang digunakan dan lain-lain. Setelah itu, tanda-tanda tersebut akan dimaknai melalui sistem lima kode Bhartes: kode hermeneutik, kode semik, kode simbolik, kode proaretik dan kode gnomik. Hasil pembacaan itu akan menampilkan tanda konotasi yang mengandung mitos dan ideologi dari comic strip Panji Koming secara subjektif oleh peneliti.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

PEMILU 2009 DALAM KARTUN PANJI KOMING “Studi Analisis Semiotika dalam kartun Panji Koming pada Surat Kabar Harian Kompas Terkait Pelaksanaan Pemilu tahun 2009

0 17 94

Analisis Semiotika Komik Strip Panji Koming dengan Tema Renovasi Gedung Badan Anggaran DPR di Surat Kabar Harian Kompas Periode 29 Januari 2012.

0 4 10

Analisis Semiotika Komik Strip Panji Koming dengan Tema ANALISIS SEMIOTIKA KOMIK STRIP PANJI KOMING DENGAN TEMA RENOVASI GEDUNG BADAN ANGGARAN DPR DI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS PERIODE 29 JANUARI 2012.

0 4 14

PENDAHULUAN ANALISIS SEMIOTIKA KOMIK STRIP PANJI KOMING DENGAN TEMA RENOVASI GEDUNG BADAN ANGGARAN DPR DI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS PERIODE 29 JANUARI 2012.

0 4 36

KESIMPULAN ANALISIS SEMIOTIKA KOMIK STRIP PANJI KOMING DENGAN TEMA RENOVASI GEDUNG BADAN ANGGARAN DPR DI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS PERIODE 29 JANUARI 2012.

0 4 10

AN IMPLICATURE ANALYSIS ON “OH, BROTHER!” COMIC STRIP SERIALS An Implicature Analysis On “Oh, Brother!” Comic Strip Serials.

0 2 11

AN IMPLICATURE ANALYSIS ON “OH, BROTHER!” COMIC STRIP SERIALS An Implicature Analysis On “Oh, Brother!” Comic Strip Serials.

0 1 13

ANALISIS SEMIOTIK DALAM KOMIK STRIP KONPOPILAN TERBITAN HARIAN KOMPAS TAHUN 2016

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah - Konsep Kepemimpinan dalam Budaya Jawa di Comic Strip (analisis semiotika konsep kepemimpinan dalam Budaya Jawa di Comic Strip Panji Koming di Harian Kompas periode April-Mei 2013)

0 0 7

Konsep Kepemimpinan dalam Budaya Jawa di Comic Strip (analisis semiotika konsep kepemimpinan dalam Budaya Jawa di Comic Strip Panji Koming di Harian Kompas periode April-Mei 2013)

0 0 10