BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Metode Penelitian
Neuman mengatakan, “Social research can be used to raise children, reduce crime, improve public health, sell product, or just understand one’s life.”
Penelitian sosial dapat digunakan untuk membesarkan anak-anak, mengurangi tindak kriminal, meningkatkan kesehatan publik, penjualan produk, atau untuk
memahami kehidupan seseorang. Secara luas, penelitian sosial bertujuan untuk mengungkap dan memahami realitas sosial. Metode-metode yang digunakan
dalam penelitian tersebut haruslah efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
penelitiannya dengan tepat.
Penelitian ini bersifat kualitatif dengan cara pandang melalui paradigma konstruktivis. Penelitian kualitatif berangkat dari ilmu-ilmu perilaku dan ilmu-
ilmu sosial yang beresensi sebagai metode pemahaman atas keunikan, dinamika dan hakikat holistik dari kehadiran manusia dan interaksinya dengan lingkungan
Ardianto, 2010: 59. Karakteristik dari penelitian kualitatif yaitu: a ilmu-ilmu lunak, b fokus
penelitian: kompleks dan luas, c holistik dan menyeluruh, d subjektif dan perspektif emik, e penalaran: dialektik-induktif, f basis pengetahuan: makna
dan temuan, g mengembangkanmembangun teori, h sumbangsih tafsiran, i komunikasi dan observasi, j elemen dasar analisis: kata-kata, k interpretrasi
individu, l keunikan Ardianto, 2010: 59. Metode yang digunakan adalah metode analisis semiotika, yaitu metode
analisis yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku pada
tanda. Menurut paradigma konstruktivis, subjek berperan aktif sekaligus sebagai faktor utama dalam kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan sosialnya.
Setiap pernyataan pada dasarnya adalah tindakan penciptaan makna, yakni tindakan pembentukan diri serta pengungkapan jati diri sang pembicara Ardianto
dan Q-Anees, 2007: 151.
32
Teori konstruktivisme berpegang bahwa individu membentuk makna melalui proses komunikasi karena makna tidak bersifat intrinsik terhadap apa pun
Ardianto, 2010: 154. Oleh sebab itu, teori ini memiliki tiga tema besar antara lain a pentingnya makna bagi perilaku manusia, b pentingnya konsep
mengenai diri, dan c hubungan antara individu dan masyarakat. Karena suatu tindakan dapat memiliki banyak arti, maka makna tidak
dapat dengan mudah diungkap begitu saja. Kemajuan visualisasi media informasi menyebabkan penggunaan simbol-simbol visual dan budaya modern tidak bisa
dihindari. Bahasa komunikasi berkembang dengan sangat pesat dan modern,
begitu pula perilaku orang berkomunikasi ikut berubah Bungin, 2006: 259.
III.2 Objek Penelitian
Objek penelitian ialah sifat keadaan attributes dari sesuatu benda, orang, atau keadaan, yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian. Sasaran
penelitian tidak tergantung pada judul dan topik penelitian, tetapi secara kongkret tergambarkan dalam fokus permasalahan dalam penelitian Bungin, 2008: 76.
Konsep kepemimpinan menjadi objek penelitian ini. Konsep kepemimpinan yang dimaksud ialah segala sesuatu yang berhubungan dengan
kepemimpinan, baik pemimpin, yang dipimpin dan jalannya kepemimpinan tersebut.
III.3 Subjek Penelitian
Sampel pada riset kualitatif disebut subjek penelitian atau informan, yaitu orang-orang yang dipilih untuk diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan riset.
Disebut subjek riset bukan objek karena informan dianggap aktif mengkonstruksi realitas, bukan sekadar objek yang hanya mengisi kuesioner Kriyantono, 2006:
161. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah comic strip Panji Koming.
III.3.1 Panji Koming
Comic strip Panji Koming terbit setiap Minggu di Harian Kompas. Harian yang berslogan “Amanat Hati Nurani Rakyat”, kini dicetak lebih dari 500 ribu
eksemplar di seluruh Indonesia sejak kehadirannya pada 1965. Sebanyak 32 halaman dan tiga halaman Klasika yang memuat iklan hadir setiap hari ke
tangan pembaca. Secara umum, pemberitaan dibagi ke tiga bagian, bagian depan berisi berita nasional dan internasional. Bagian kedua memuat berita bisnis dan
keuangan, dan bagian ketiga berita olahraga. Setiap hari Minggu, isi harian ini dibuat sedikit berbeda. Memuat lebih
banyak informasi yang bersifat human interest seperti profil, komunitas sosial, kuliner, dan sebagainya. Lalu pada rubrik “TTS dan Kartun” di halaman 30,
terdapat satu buah teka-teki silang, dan 5 buah comic strip. Panji Koming salah satunya.
Cerita-cerita dalam Panji Koming dibuat sesuai dengan keadaan teranyar yang terjadi di Negara Indonesia. Situasi politik, sosial, kebijakan pemerintah,
atau hal-hal terbaru direfleksikan melalui dua tokoh utamanya, Panji dan sahabatnya Pailul yang hidup pada abad 15 di Kerajaan Majapahit. Seperti
pembuatan akun SBY di media sosial Twitter pada April 2013 diejawantahkan Dwi Koen pada komiknya sebagai Adipati yang baru memelihara burung dalam
sangkar edisi 14 April 2013.
III.4 Kerangka Analisis
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode analisis semiotika Roland Barthes. Kumpulan comic strip yang telah dipilih sesuai tema menjadi
subjek penelitian, dan akan dianalisis melalui metode signifikasi dua tahap. Dari peta di bawah, Barthes memperkenalkan penanda 1 dan petanda 2 yang
gabungan keduanya menghasilkan tanda denotatif 3 pada tingkatan pertama. Pada tingkatan kedua, tanda denotatif 3 menjadi penanda konotatif 4 dan
petanda konotatif 5 yang menghasilkan tanda konotatif 6. Tanda konotatif 6 terakhir inilah yang disebut sebagai mitos.
Gambar 6 Peta Tanda Roland Barthes
Sumber: Sobur, 2004: 69
Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda signifier dengan sebuah ide atau petanda signified. Jadi, penanda adalah aspek material dari
bahasa yaitu apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Petanda adalah gambaran mental, pikiran atau konsep. Sebagai contoh, tempat
untuk duduk, empuk, lebar dan lembut menjadi penanda, dan sofa adalah petanda. Keduanya tidak bisa dipisahkan, sebab konsep ini melihat bahwa makna muncul
ketika ada hubungan yang bersifat asosiasi antara signifier dan signified. Selain
itu, diperlukan lima kode pembacaan sistem makna yang dipaparkan sebagai berikut Sobur, 2004: 66:
Kode hermeneutik atau kode teka-teki berkisar pada harapan pembaca untuk mendapatkan ‘kebenaran’ bagi pertanyaan yang muncul dalam teks. Di
dalam narasi, ada suatu kesinambungan antara pemunculan suatu peristiwa teka- teki dan penyelesaiannya di dalam cerita. Kode teka-teki tersebut merupakan
unsur struktur utama dalam narasi tradisional. Kode semik atau kode konotatif mengajak pembaca menyusun tema suatu
teks dalam proses pembacaan. Barthes melihat bahwa konotasi kata atau frase tertentu dalam teks dapat dikelompokkan dengan konotasi kata atau frase yang
mirip. Perlu dicatat bahwa Barthes menganggap denotasi sebagai konotasi yang paling kuat dan paling ‘akhir’.
1. Signifier
penanda 2.
signifier petanda
3. denotative sign tanda denotatif
4. CONNOTATIVE SIGNIFIER
PENANDA KONOTATIF 5. CONNOTATIVE SIGNIFIED
PETANDA KONOTATIF 6. CONNOTATIVE SIGN TANDA KONOTATIF
Kode simbolik merupakan aspek pengkodean fiksi yang paling khas bersifat struktural, atau tepatnya menurut konsep Barthes, pascastruktural. Hal ini
didasarkan pada gagasan bahwa makna berasal dari beberapa oposisi biner atau pembedaan-baik dalam taraf bunyi menjadi fonem dalam proses produksi wicara,
maupun pada taraf oposisi psikoseksual yang melalui proses. Selanjutnya adalah kode proaretik kode tindakanlakuan yang dianggap
sebagai perlengkapan utama teks yang dibaca orang. Artinya, antara lain, semua teks yang bersifat naratif. Kita mengenal kode lakuan atau peristiwa karena kita
memahaminya. Kode gnomik atau kode kultural merupakan acuan teks ke benda-benda
yang sudah diketahui dan dikodifikasi oleh budaya. Menurut Barthes, realisme tradisional didefinisi oleh acuan ke apa yang telah diketahui. Rumusan suatu
budaya atau subbudaya adalah hal-hal kecil yang telah dikodifikasi yang di atasnya para penulis bertumpu.
III.5 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan ialah: 1.
Studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dari Harian Kompas edisi Minggu selama bulam April-Mei 2013 yang mengangkat tema seputar
kepemimpinan. 2.
Studi kepustakaan, ialah dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur dan sumber bacaan yang relevan dengan topik penelitian.
III.6 Teknik Analisis Data
Kumpulan comic strip Panji Koming yang telah dipilih sesuai tema penelitian akan dianalisis dengan semiotika yang dikembangkan oleh Roland
Barthes. Total 8 buah comic strip yang dikumpulkan, dan diambil 7 edisi yang dianggap sesuai dengan tema penelitian. Dalam membedah objek penelitian ini,
ada dua pisau utama yang akan digunakan; yaitu tanda denotasi dan konotasi, serta lima kode pembacaan sistem makna.
Tanda denotasi akan dikumpulkan melalui tanda verbal dan nonverbal yang ada dalam comic strip ini. Sebagai contoh; balon kata, rupa para tokoh,
pakaian yang digunakan, ekspresi dan unsur lain seperti teknik pengambilan gambar, sudut pandang, background yang digunakan dan lain-lain. Setelah itu,
tanda-tanda tersebut akan dimaknai melalui sistem lima kode Bhartes: kode hermeneutik, kode semik, kode simbolik, kode proaretik dan kode gnomik.
Hasil pembacaan itu akan menampilkan tanda konotasi yang mengandung mitos dan ideologi dari comic strip Panji Koming secara subjektif oleh peneliti.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN