Siklus Air Hidrologi TINJAUAN PUSTAKA

penyatuan antara ilmu kehutanan dan ilmu hidrologi yang terpusat pada masalah air dengan lingkup operasionalnya pada lahan hutan. Menurut Asdak 2004 daerah aliran sungai DAS merupakan suatu ekosistem utama yang mengatur tata air, dimana DAS merupakan wilayah daratan yang secara topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama. Kawasan DAS disebut juga daerah tangkapan air DTA atau catchment area merupakan ekosistem dengan unsur utama berupa tanah, air dan vegetasi serta manusia sebagai pemanfaatnya. Pendapat ini juga didukung oleh Agus et. al. 2004, bahwa hutan memiliki siklus hidrologi yang spesifik yang dikendalikan oleh interaksi antara vegetasi, tanah, landscape, iklim dan faktor-faktor lainnya. Jika interaksi ini terganggu, berbagai faktor dalam siklus hidrologi seperti : evapotranspirasi, intersepsi, curah hujan antar tajuk dan infiltrasi akan berubah dan responnya akan berbeda terhadap curah hujan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa kunci dari perilaku hidrologi suatu hutan adalah keberadaan tajuk dan lantai hutan dengan serasah dedaunannya serta terkonsentrasinya akar. Tajuk melalui intersepsi air hujan, evaporasi dan transpirasi bersama dengan serasah di atas tanah berpengaruh terhadap infiltrasi sangat penting di dalam lingkaran hidrologi hutan. Sebagai akibat dari penggundulan hutan, tanggap lahan terhadap hujan akan berubah bergantung pada tingkat kerusakan hutan, iklim wilayah, kondisi geologi dan curah hujan selama dan sesudah pengerusakan tersebut terjadi. Satu faktor paling penting yang akan berubah ketika terjadinya penggundulan hutan dan gangguan terhadap tanah adalah menurunnya kemampuan tanah menyerap air penurunan kapasitas infiltrasi.

2.3. Siklus Air Hidrologi

Air dibutuhkan oleh semua mahluk hidup di bumi, baik manusia, hewan, tumbuhan maupun mikro-organisme lainnya, juga berfungsi sebagai sarana transportasi, sumber energi, pelarutan, dan berbagai keperluan hidup manusia lainnya. Namun demikian bila tidak dikelola dengan baik, air juga dapat bersifat merusak dan membinasakan makhluk hidup di sekitarnya, misalnya dengan hujan lebat dan banjir, tanah longsor, dan erosi. 7 Air yang jatuh ke bumi terjadi dalam bentuk hujan, salju atau embun precipitation. Bila telah memasuki atmosfir dan berada di bumi akan mengalami berbagai proses dan peristiwa, kemudian akan menguap kembali ke udara menjadi awan dan dalam bentuk hujan, salju dan embun akan kembali jatuh ke bumi. Peristiwa ini terjadi secara berulang dangan siklus tertutup disebut siklus air Arsyad, 2006. Gambar 2. Siklus Air Yang Terjadi Di Alam Sumber: Enger, 2004 Sebagian air hujan yang jatuh ke bumi dalam peristiwa kondensasi menguap di atmosfir sebelum tiba di bumi. Pada daerah tanpa vegetasi dan benda lainnya, air hujan akan langsung jatuh ke permukaan tanah. Pada tempat-tempat yang ada tumbuh- tumbuhan atau benda-benda lainnya, air hujan yang jatuh akan ditahan dan melekat di permukaan tumbuhan atau benda tersebut. Air yang tertahan dan melekat di permukaan tumbuhan atau benda disebut air intersepsi interception, sebagian akan menguap ke udara transpirasi dan sebagian lagi akan jatuh ke permukaan tanah atau melalui lolosan tajuk through fall. Sedangkan sebagian lagi yang mengalir mengikuti ranting, cabang dan batang sampai ke permukaan tanah disebut aliran batang stem flow. 8 Bagian air hujan yang sampai ke permukaan tanah disebut suplai air permukaan tanah dan akan mengalir di permukaan tanah aliran permukaan atau runoff atau terserap dan masuk ke dalam tanah air infiltrasi atau infiltration. Runoff akan terkumpul di badan-badan air permukaan sungai, danau, waduk, dan sebagainya dan dialirkan ke laut melalui sungai-sungai utama. Sedangkan air infiltrasi sebagian akan menguap ke udara, diserap tumbuhan dan kembali ke udara transpiration dan sebagian akan terperkolasi masuk lebih dalam ke tanah menjadi air bawah tanah ground water dan melalui aliran bawah tanah ground water flow kembali ke badan-badan air permukaan. Besarnya aliran sungai yang mengalir dan dapat terukur ini disebut debit aliran. Debit aliran adalah laju aliran air dalam bentuk volume air yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu, umumnya dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik atau m 3 dtk Asdak, 2004. Data debit atau aliran sungai merupakan informasi yang penting dalam pengelolaan air. Debit puncak banjir diperlukan untuk merancang bangunan pengendali banjir, sedangkan debit aliran kecil diperlukan untuk perencanaan alokasi atau pemanfaatan air bagi berbagai macam keperluan terutama pada musim kemarau panjang. Debit aliran rata-rata tahunan dapat memberikan gambaran potensi sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan dari suatu daerah aliran sungai DAS. Secara singkat proses siklus air di atas yang terjadi berdasarkan jumlah air yang jatuh ke bumi, baik dalam bentuk hujan, embun dan salju. Besarnya jumlah air hilang kaitan dengan jumlah air tersimpan yang dapat dimanfaatkan secara sederhana dijelaskan dengan persamaan berikut : Air yang diterima – Air hilang = Air tersimpan Tinjauan singkat mengenai fase-fase siklus air menunjukkan pentingnya peranan tanah dan baik secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh vegetasi sekitarnya. Tanah merupakan peubah yang kompleks dalam seluruh masalah tata air. 9

2.4. Analisis Vegetasi