Taman Wisata Alam Hidrologi dan Hidrologi Hutan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Taman Wisata Alam

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam, kawasan suaka alam terdiri dari kawasan cagar alam dan kawasan suaka marga satwa. Sedangkan kawasan pelestarian alam terdiri dari taman nasional TN, taman hutan rakyat TAHURA dan taman wisata alam TWA. Taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam dengan tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam. Selain fungsi pokok tersebut, taman wisata juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan penelitian dan pengembangan, pendidikan, serta kegiatan penunjang budidaya yang dikelola secara lestari. Suatu kawasan dapat ditetapkan sebagai Kawasan Taman Wisata Alam, apabila telah memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut: a. Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau ekosistem, gejala alam serta formasi geologi yang menarik; b. Mempunyai luas kawasan yang cukup guna menjamin kelestarian potensi dan daya tarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam; c. Kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata alam dan rekreasi alam. Taman wisata terdiri dari taman wisata alam TWA daratan dan taman wisata alam laut. Papua memiliki 7 enam taman wisata alam, yang terdiri dari enam taman wisata alam daratan dan satu taman wisata alam laut, yaitu TWA Gunung Meja di Kabupaten Manokwari, TWA Teluk Yotefa di Kabupaten Jayapura, TWA Sorong di Kabupaten Sorong, TWA Beriat di Kotamadya Sorong, TWA Klamono di Kabupaten Sorong Selatan, TWA Nabire di Kabupaten Nabire, dan satu-satunya taman wisata alam laut di Papua adalah TWA Laut Kepulauan Padaido di Kabupaten Biak-Numfor Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 28Kpts-II2003.

2.2. Hidrologi dan Hidrologi Hutan

Hidrologi adalah ilmu yang membahas tentang air di bumi, cara terjadi, sirkulasi dan agihannya, sifat-sifat fisik dan kimianya, reaksi dan lingkungannya, termasuk reaksinya terhadap benda-benda hidup Lee, 1990. Pengertian lain hidrologi menurut Asdak 2004 merupakan ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya cairan, gas dan padat pada, dalam dan di atas permukaan tanah, termasuk di dalamnya adalah penyebaran, daur dan perilakunya, sifat-sifat fisik dan kimianya serta hubungannya dengan unsur-unsur hidup di dalam air itu sendiri. Lebih lanjut menurut Arsyad 2006, hidrologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses penambahan, penampungan dan kehilangan air di bumi. Hidrologi mencakup bidang ilmu yang luas dan beragam, meliputi gatra agronomi, ekologi, geomorfologi, glasiologi dan fisiologi tanaman, termasuk hidrologi pertanian, perkotaan dan marga satwa, hidrologi medis, hidrologi keteknikan dan hidrologi hutan. Istilah-istilah di atas merupakan hidrologi terapan. Ada beberapa ilmu lainnya yang sangat terkait dengan hidrologi, yaitu : 1. Hidrometeorologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena air yang terjadi di atmosfir. 2. Hidrogeologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena air yang terjadi di bumi. 3. Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena air yang terjadi di lautan air laut. 4. Limnologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena air yang terjadi pada badan-badan air di daratan air tawar. Cabang ilmu hidrologi lainnya yang sangat terkait dengan hubungan hidrologi dan kawasan hutan adalah ilmu hidrologi hutan dan hidrologi daerah aliran sungai DAS. Menurut Lee 1990 hidrologi hutan adalah suatu ilmu fenomena yang berkaitan dengan air yang dipengaruhi oleh penutupan hutan. Sedangkan Asdak 2004 mengemukakan bahwa hidrologi DAS adalah cabang ilmu hidrologi yang mempelajari pengaruh pengelolaan vegetasi dan lahan di daerah tangkapan air bagian hulu upper catchment terhadap daur air, termasuk pengaruhnya terhadap erosi, kualitas air, banjir dan iklim di daerah hulu dan hilir. Hidrologi hutan merupakan ilmu pengetahuan yang interdisiplin, 6 penyatuan antara ilmu kehutanan dan ilmu hidrologi yang terpusat pada masalah air dengan lingkup operasionalnya pada lahan hutan. Menurut Asdak 2004 daerah aliran sungai DAS merupakan suatu ekosistem utama yang mengatur tata air, dimana DAS merupakan wilayah daratan yang secara topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama. Kawasan DAS disebut juga daerah tangkapan air DTA atau catchment area merupakan ekosistem dengan unsur utama berupa tanah, air dan vegetasi serta manusia sebagai pemanfaatnya. Pendapat ini juga didukung oleh Agus et. al. 2004, bahwa hutan memiliki siklus hidrologi yang spesifik yang dikendalikan oleh interaksi antara vegetasi, tanah, landscape, iklim dan faktor-faktor lainnya. Jika interaksi ini terganggu, berbagai faktor dalam siklus hidrologi seperti : evapotranspirasi, intersepsi, curah hujan antar tajuk dan infiltrasi akan berubah dan responnya akan berbeda terhadap curah hujan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa kunci dari perilaku hidrologi suatu hutan adalah keberadaan tajuk dan lantai hutan dengan serasah dedaunannya serta terkonsentrasinya akar. Tajuk melalui intersepsi air hujan, evaporasi dan transpirasi bersama dengan serasah di atas tanah berpengaruh terhadap infiltrasi sangat penting di dalam lingkaran hidrologi hutan. Sebagai akibat dari penggundulan hutan, tanggap lahan terhadap hujan akan berubah bergantung pada tingkat kerusakan hutan, iklim wilayah, kondisi geologi dan curah hujan selama dan sesudah pengerusakan tersebut terjadi. Satu faktor paling penting yang akan berubah ketika terjadinya penggundulan hutan dan gangguan terhadap tanah adalah menurunnya kemampuan tanah menyerap air penurunan kapasitas infiltrasi.

2.3. Siklus Air Hidrologi