Indeks Nilai Penting Vegetasi Tingkat Pohon Kelas Hutan Tanaman

pembungaan dalam jumlah yang sangat banyak dan pada fase semai dan pancang benih tersebut masih bersifat toleran, sehingga banyak ditemukan dalam kepadatan yang sangat tinggi di bawah tegakan induk maupun penyebarannya yang luas karena bijinya disukai oleh hewan liar terutama beberapa jenis burung pemakan biji. Selain itu pertumbuhan jenis ini tergolong cepat, terutama dari fase permudaan ke fase berikutnya. Dimana pada fase tiang dan pohon Palaqium amboinensis lebih cenderung bersifat in-toleran, selain itu jenis ini mempunyai kemampuan pertumbuhan yang optimal. Di alam jenis tersebut dapat ditemui dengan tinggi mencapai 35 meter Lekitoo et. al., 2008.

5.3. Keanekaragaman Jenis Vegetasi Pada Daerah Tangkapan Air Taman Wisata Alam Gunung Meja

Berdasarkan Ludwig Reynolds 1988, Soerianegara Indrawan 2005 dan Fachrul 2007, tingkat keanekaragaman jenis vegetasi species diversity dapat ditentukan melalui indeks keanekaragaman atau index of diversity H’. Tingkat keanekaragaman jenis merupakan ciri tingkatan komunitas berdasarkan organisasi biologi yang berada di dalamnya. Tingkat keanekaragaman jenis juga memberikan gambaran stabilitas suatu ekosistem yang terbentuk melalui proses suksesi yang terjadi di dalamnya, yaitu kemampuan suatu ekosistem untuk menjaga keberlangsungan dan kestabilannya terhadap semua gangguan yang dapat terjadi, baik yang berasal dari dalam intern maupun dari luar extern. Salah satu pendekan yang digunakan dalam menilai stabilitas suatu ekosistem yaitu dengan pendekatan melalui Indeks Shannon Shannon index berdasarkan Shannon dan Wienner 1949 dalam Ludwig dan Reynolds 1988 serta Waite 2000. Besarnya indeks keanekaragaman jenis H’ menurut Shannon-Wienner 1949 dalam Fachrul 2007, Ludwig dan Reynolds 1988 serta Waite 2000 didefinisikan sebagai berikut : 1. Nilai H’ 3 : Menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu areal adalah melimpah atau tinggi. 2. Nilai H’ 1 H’ 3 : Menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu areal adalah sedang. 3. Nilai H’ 1 : Menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu areal adalah sedikit atau rendah. 5.3.1. Keanekaragaman Jenis Vegetasi dan Kestabilan Ekosistem Pada Daerah Tangkapan Air Kelas Hutan Alam Tabel 18 merupakan hasil rekapitulasi nilai indeks keanekaragaman H’ pada setiap tingkatan pertumbuhan vegetasi daerah tangkapan air kelas hutan alam yang selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 - 6. Tabel 18. Indeks Keanekaragaman H’ Jenis Seluruh Tingkat Pertumbuhan Vegetasi Pada Daerah Tangkapan Air Kelas Hutan Alam No. Tingkat Pertumbuhan Nilai Indeks Keanekaragaman H’ 1. Semai 3,38 2. Pancang 3,89 3. Tiang 3,63 4. Pohon 3,69 Sumber : Data Primer 2008 Berdasarkan klasifikasi Shannon-Wienner 1949 dalam Ludwig dan Reynolds 1988, Waite 2000 dan Fachrul 2007 pada Tabel 18, nilai indeks keanekaragaman jenis vegetasi kelas hutan alam pada fase pertumbuhan semai adalah 3,38. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman spesies pada fase pertumbuhan semai tergolong melimpah atau tinggi, sehingga kondisi kestabilan ekosistem dan proses suksesi yang terjadi pada fase ini juga dalam kondisi yang sangat baik. Artinya bila terjadi gangguan ekosistem pada fase pertumbuhan semai di bawah ambang batas daya dukung kawasan ini, maka keberlangsungan proses regenerasi akan tetap dapat berjalan ke fase pertumbuhan berikutnya dengan adanya suplai regenerasi yang berasal dari tingkat pertumbuhan di atasnya atau pohon induk. Namun apabila gangguan tersebut melebihi kemampuan pemulihan ekosistem, maka proses regenerasi akan terhenti dengan demikian proses suksesi pada kawasan tersebut akan terhenti. Perlu diketahui bahwa