semak-perdu 28 jenis, pandan-pandanan 8 jenis, liana atau climber 41 jenis dan herba lainnya 52 jenis.
Selain hutan alam terdapat juga hutan tanaman yang dikembangkan untuk konservasi tanah dan air serta pendidikan, baik oleh pemerintah Belanda maupun setelah
pengalihan kekuasaan kepada Republik Indonesia, seperti pada Tabel 8 berikut. Tabel 8. Jenis Pohon, Tahun Tanam, Luasan, Jarak Tanam dan Potensi Hutan Tanaman
Pada Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Meja
NO JENIS POHON
THN TANAM
JARAK TANAM m
LUASAN Ha
POTENSI m
3
Ha 1.
Tectona grandis 1958
2 X 3 2,50
42,30 2.
Pometia spp. 1958
2 X 3 1,20
17,84 3.
Koordersiodendron pinnatum 1960
2 X 5 2,70
29,39 4.
Palaqium amboinensis 1961
2 X 5 7,60
34,00 5.
Calophyllum inophyllum 1961
2 X 5 7,80
19,18 6.
Tectona grandis 1970
2 X 3 3,00
31,60 7.
Araucaria cuninghamii 1970
2 X 3 2,00
19,60 Jumlah
26,80 193,91
Sumber : Faperta Uncen Manokwari 1990 dalam TP-TWAGM 2004
4.8. Fauna
Fauna yang terdapat di dalam kawasan ini menurut Leppe Tokede 2006 terdiri dari berbagai jenis burung 35 jenis, kadal 7 jenis: Lamprolepis
smaradigna, Carlia sp., Emoia caeruleocauda, Emoia sp., Tiliqua sp., Hypsilurus sp., dan Varanus sp., amfibi 3 jenis: Litoria infrafrenata, Bufo melanostictus, Platymantis
papuensis, ular 9 jenis: Morelia viridis, Dendrelaphis punctulatus, Stegonotus parvus, Boiga irregularis, Acanthopis sp., Morelia amethistina, Stegonotus cuculatus, Candoia
sp., dan Aspidomorphus sp., kura-kura 1 jenis: Elseya novaguinea, mamalia 16 jenis dari jenis kuskus, oposum, tikus, babi dan kelelawar dan kupu-kupu 12 jenis: Grapalum
sarpedon, Lexias aeropus, Ornithoptera priamus, Pachlyopta polydonus, Papilio aegeus, Papilio ambrax, Papilio Ulysses, Pareronia jobaea, Taenaris catops, Taenaris dioptrica,
Troides oblongamaculatus, dan Vindula arsinoe.
4.9. Bentuk Pemanfaatan Lain Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Meja
Bentuk-bentuk pemanfaatan lain dari kawasan Taman Wisata Alam Gunung Meja Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat sebagai wahana rekreasi dan wisata serta
perlindungan ekosistem yang telah memperoleh ijin resmi dari pihak-pihak terkait pemerintah disajikan pada Tabel 32.
Tabel 9. Bentuk-bentuk Pemanfaatan Lain Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Meja
No. Jenis
Pemanfaatan Luasan
Ha Intensitas
Keterangan 1.
Sarana Jalan 2,000
0,435 PEMDA
2. Bangunan Pengawasan
0,010 0,002
PEMDA Rusak 3.
Tugu Jepang 0,100
0,022 PEMDA
4. Jaringan Listrik
0,760 0,165
PLN 38 Tiang 5.
Menara Telepon Seluler 0,024
0,005 Swasta
6. Jaringan Air Bersih Bak dan
Instalasi 0,950
0,206 11 Unit PEMDA
dan Masyarakat
Sumber : Data Primer, 2008 dan Wambrauw, 2004
1. Sarana Jalan Sarana jalan raya yang berada di dalam kawasan Taman Wisata Alam Gunung
Meja sudah beraspal dan tergolong sebagai jalan kabupaten dengan panjang + 3720 m. Kondisinya secara umum sudah mengalami kerusakan akibat umur pakai maupun
pembuatan yang tidak memenuhi standart pembangunan jalan karena tidak memiliki bahu jalan dan saluran drainase, sehingga mempercepat proses kerusakan.
2. Bangunan Pengawas Bangunan pengawasan berupa pos jaga terletak pada jalur masuk utama di bagian
barat kawasan. Bangunan ini telah lama mengalami kerusakan sehingga tidak
dimanfaatkan. Namun hingga saat ini belum diadakan perbaikan ataupun penggantian. Hal ini diperkirakan merupakan salah satu akibat penurunan kualitas pengawasan dan
perlindungan kawasan.
Gambar 15. Bangunan Pos Pengawas Yang Rusak dan Tidak Dimanfaatkan 3. Tugu Jepang
Tugu Jepang merupakan prasasti peringatan Pemerintah Jepang dan Pemerintah Kabupaten Manokwari bagi tentara Jepang dari devisi 220 dan 221 yang gugur pada
perang dunia kedua di kawasan ini. Kawasan ini dijadikan basis pertahanan tentara
Jepang karena memiliki fisiografi alam yang berat dan terdiri dari batuan cadas serta gua- gua alam yang cocok sebagai tempat perlindungan dan pertahanan.
Berdasarkan informasi petugas lapangan Balai Konservasi Sumberdaya Alam BKSDA Kabupaten
Manokwari, ada beberapa prasasti tersebut yang telah mengalami kerusakan dan hilang, namun ada juga yang telah diamankan oleh pihak BKSDA selaku penanggung jawab dan
pengelola kawasan konservasi ini. Kondisi tugu tersebut saat ini kurang terawat dan belum adanya renovasi dari pemerintah daerah.
4. Jaringan Listrik Jaringan listrik yang melewati kawasan ini merupakan jaringan umum milik
Perusahaan Listrik Negara PLN bagi kompleks Balai Penelitian Kehutanan BPK Papua-Maluku, masyarakat kampung Aipiri dan lainnya yang terletak di bagian pesisir
utara Kota Manokwari. Secara ekologis jalur listrik ini mengganggu aktifitas satwa liar
karena jalur tersebut mengakibatkan adanya pembatas atau gab barrier bagi aktifitas satwa liar akibat pembersihan jalur, rentangan kabel baja dan sifat elektromagnetis yang
dihasilkan oleh aliran listrik. Bentuk area terbuka yang dibuat sepanjang jalur dengan panjang 760 meter dengan lebar 10 meter.
5. Menara Telepon Seluler Menara telepon seluler yang berada di kawasan ini terletak di bagian tenggara
kawasan terdiri dari dua menara milik swasta. Pemanfaatan lahan kedua menara tersebut yang berdampingan tidak luas, namun secara ekologis bangunan ini tidak bermanfaat
langsung bagi kawasan serta mengganggu aktifitas satwa liar barrier terutama aktifitas burung aves akibat menara yang menjulang dan pengaruh radiasi elektro-magnetik yang
dihasilkan. 6. Air Bersih
Sumber air Gunung Meja terdiri dari mata air yang tersebar di bagian selatan hingga ke barat daya kawasan. Berdasarkan Wambrauw 2004 jumlahnya telah
mengalami penurunan sebanyak 50 dari 30 mata air Zieck, 1960 dalam TP-TWAGM, 2004 saat ini tersisa 15 mata air yang masih aktif. Selain memiliki sumber mata air
terbuka, kawasan ini juga memiliki gua-gua mata air dan aliran sungai bawah tanah. Pemanfaatan sumber air ini awalnya dikelola oleh PDAM Kabupaten Manokwari
terhadap 7 mata air namun saat ini telah ditinggalkan akibat terus menurunnya debit sumber. Saat ini sumber-sumber air tersebut dikelola masyarakat dengan memanfaatkan
instalasi PDAM yang ditinggalkan maupun instalasi baru yang dibangun secara swadaya.
4.10. Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Meja