Sejarah Pembentukkan Taman Wisata Alam Gunung Meja

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Sejarah Pembentukkan Taman Wisata Alam Gunung Meja

Taman Wisata Alam TWA Gunung Meja awalnya merupakan kawasan hutan primer dengan keanekaragaman baik flora maupun fauna yang sangat tinggi dan jaraknya yang dekat dengan pusat pemerintahan Hindia Belanda yang pada saat itu berada di Manokwari. Berdasarkan bentuk fisiografis kawasan ini, dimana pada daerah pinggiran terdiri dari tebing terjal dengan kemiringan lebih dari 45 persen dan pada bagian puncak cenderung landai hingga datar sehingga menyerupai meja. Dengan demikian maka kawasan ini dinamakan Tafelberg bahasa: Belanda yang artinya Gunung Meja PM- NRM, 2003. Pada tahun 1950 berdasarkan Instruksi Kepala Pemangkuan Hutan, diberlakukan larangan penebangan di dalam kawasan ini. Bulan Agustus 1953 berdasarkan hasil kunjungan tim Kehutanan Pemerintah Belanda yang terdiri dari Ir. J. F. V. Zieck Kepala Seksi Inventarisasi Hutan, Ir. J. Fokkinga Ketua Komisi Pertanian dan H. Schrijn Kepala Pemangkuan Hutan kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan pelestarian atau kawasan lindung dengan disepakati areal hutan primer seluas 100 ha dan hutan sekunder seluas 360 ha yang kemudian akan diusulkan menjadi Hutan Lindung Hidrologis. Selanjutnya kawasan Tafelberg didaftarkan pada Ordinansi Perlindungan Tanah Pemerintah Belanda berdasarkan Lembaran Negara Nomor 73 Tahun 1954. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nederland Nieuw Guinea Nomor 158 Tanggal 25 Mei 1957, areal ini ditetapkan sebagai hutan lindung dengan fungsi hidro-orologis dengan luas 358,50 ha. Setelah Papua bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI, kawasan ini dinamakan Hutan Gunung Meja dan ditetapkan sebagai hutan lindung hidrologis dengan luasan 468,50 ha berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Irian Barat Nomor 44GIB1963 Tanggal 10 September 1963. Selanjutnya statusnya diubah menjadi TWA Gunung Meja berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 19KptsUm.I1980 Tanggal 12 Januari 1980 dengan luas 500 ha. Kawasan konservasi ini dikelola oleh Seksi Konservasi Wilayah I Bintuni - Bidang Konservasi Sumberdaya Alam Wilayah II Fakfak di bawah Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Propinsi Papua Barat [PM-NRM 2003; Leppe dan Tokede 2006].

4.2. Letak dan Luas