Mekanisme Perbaikan dan Perlindungan Lahan dengan Vegetasi Sistem Informasi Geografis Geographycal Information System

Konsekuensi terhadap hasil air dan erosi akibat cara yang dipilih seperti tersebut di atas dapat dipahami dengan mempelajari ilmu hidrologi dasar pada daerah hutan. Hutan merupakan penggunaan lahan yang paling baik dalam fungsinya sebagai pengatur proses hidrologi dan melindungi tanah. Penggundulan hutan menyebabkan penurunan kapasitas infiltrasi tanah, sehingga terjadi peningkatan aliran permukaan dan percepatan erosi tanah, bahkan dapat menyebabkan perubahan karakterikstik pasokan air. Total hasil air water yield yang keluar dari suatu DAS meningkat dalam jangka waktu pendek, begitu juga dengan perbedaan hasil air antara musim kering dan musim penghujan fluktuasi debit semakin meningkat Agus at al., 2004.

2.7. Mekanisme Perbaikan dan Perlindungan Lahan dengan Vegetasi

Berdasarkan Departemen Kehutanan 1994, kondisi sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah di daerah tropis sangat mudah terganggu, bahkan rusak apabila penutup tanah yang berupa vegetasi hutan ditebang atau dilakukan pembukaan tajuk atau lahan. Oleh karena itu, pendekatan terhadap masalah pemulihan kawasan terdegradasi, melalui penanaman berbagai jenis pohon dan tumbuhan lainnya sangat efektif jika dilaksanakan dengan mencontoh alam, sehingga serasi dan selaras dengan hukum alam. Peranan vegetasi hutan dalam mencegah dan mengurangi erosi tanah soil erotion serta aliran permukaan run off ditunjukkan dengan sifat-sifat berikut Departemen Kehutanan, 1994 : 1. Tajuk vegetasi dan serasahnya akan menahan pukulan air hujan sehingga pukulannya jauh berkurang dan melemah. 2. Serasah merupakan bahan organik di lapisan atas tanah dan membentuk lapisan humus yang akan meningkatkan daya meresapkan air infiltrasi, serta menyimpannya dalam bentuk air tanah dan terus mengisi air bumi. 3. Pohon dan semak belukar di bawahnya merupakan hambatan terhadap laju aliran permukaan air yang mengangkut butir-burtir tanah. 4. Aliran air di bawah permukaan tanah sub surface flow akan bertambah, sehingga menghasilkan air berkualitas jernih secara teratur menurut waktu. 5. Sungai-sungai yang mengalirkan airnya yang berasal dari daerah aliran sungai DAS berhutan, akan menghasilkan debit sungai yang kecil fluktuasinya antara debit musim hujan dan debit musim kemarau. 15 Semakin beranekaragam komposisi jenis dan struktur vegetasi, semakin baik pengaruhnya terhadap lingkungan, tanah dan air. Pembentukkan serasah hutan merupakan mata rantai penting dalam menjaga kesuburan dan sifat fisik tanah hutan. Serasah merupakan salah satu pendukung siklus hidrologi yang berlangsung pada Daerah Aliran Sungai DAS, yaitu pengaturan debit air dan peningkatan kualitas airnya Departemen Kehutanan, 1994.

2.8. Sistem Informasi Geografis Geographycal Information System

Sistem informasi geografi SIG tidak hanya berfungsi sebagai alat pembuat peta, tetapi juga merupakan alat analitik analitycal tool yang mampu mengolah dan memecahkan masalah spasial secara cepat dan akurat. Berdasarkan perkembangannya, Sistem informasi geografi SIG telah menjadi kebutuhan mendasar bagi bidang ilmu dan pekerjaan yang terkait dengan informasi keruangan spatial, seperti kehutanan, pertanian, perikanan, lingkungan, transportasi, arsitektur dan sebagainya. Menurut Jaya 2007 analisis spasial sering disebut juga sebagai pemodelan atau modelling, merupakan proses pemodelan, pengujian dan interpretasi terhadap hasil model. Analisis spasial ini merupakan proses ekstraksi atau membuat informasi mengenai feature geografi. Analisis spasial berguna dalam melakukan peramalan prediction, pendugaan estimation dan penyelesaian masalah tertentu. Model mengandung dua pengertian, yaitu : 1. Model adalah abstaksi dari suatu kenyataan yang ada di permukaan bumi. Model tersusun secara terstruktur sebagai suatu rangkaian aturan dan prosedur untuk mendapatkan informasi yang dapat dianalisis dalam memecahkan suatu permasalahan dan perencanaan lanjutan. Letak perbedaan antara analisis dan modelling adalah : a. Analisis adalah proses identifikasi permasalahan atau isu yang disajikan, pemodelan isu, investigasi hasil model dan membuat interpretasi hasil termasuk rekomendasi tentang isu yang akan dikemukakan. b. Modelling adalah lebih terbatas pada lawasa yang merupakan proses simulasi, prediksi dan deskripsi. 2. Representasi data realitas, contohnya model-model data spasial, geo-rasional, raster dan grid. 16

2.9. Penyebaran Dispersion