Pengertian Motivasi LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 38 menghitung poin kemajuan tiap siswa. Selanjutnya guru juga harus menghitung poin kemajuan rata-rata tiap tim, yang merupakan jumlah poin kemajuan seluruh anggota tim dibagi jumlah anggota tim. Setelah itu guru menentukan tingkat penghargaan kelompok kepada masing-masing tim dan memberikan penghargaan kepada masing- masing tim.

5. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi dari bahasa latin “mover“ yang berarti menggerakkan. Rumusan McDonald dalam Oemar Hamalik 2001:106 bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Beck 1990:2-4 motivasi adalah dorongan, yaitu dorongan-dorongan baik dari luar diri manusia itu sendiri yang menyebabkan seseorang melakukan perbuatan. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto 1990:73, motivasi merupakan usaha yang didasari untuk menggerakkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak dan beraktifitas sehingga dapat mencapai hasil atau tujuan tertentu. Sejalan dengan itu, Descartes dalam Siti Rahayu Haditomo 1979:17 menyatakan bahwa antara pikiran dan tubuh adalah dua hal yang berbeda dalam kategori-kategori, immaterial dan materi. Semua gerakan yang dilakukan oleh tubuh tergantung perintah dan pikiran. Dapat disimpulkan bahwa yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan berasal dari apa yang ada dalam pikirannya. Menurut Sardiman 2001:71, motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuan. Bahkan motif dapat dikatakan sebagai suatu kondisi intern kesiapsiagaan. Berawal dari kata “Motif” itu, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 39 maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Onong Uchana Effendi 1993:69 motivasi berasal dari kata motif yang berarti gerak yang mendorong seseorang berbuat sesuatu. Arti dari motivasi menurut Effendi adalah membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai kepuasan atau suatu tujuan. Dari pendapat para ahli dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu proses kegiatan untuk memberikan dorongan kepada seseorang atau dapat juga pada diri sendiri, untuk mengambil tindakan atau berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

a. Macam-macam Motivasi

Peter dalam Entwistle 1981:193 mengemukakan bahwa dilihat dari sumbernya, ada dua jenis motivasi yaitu : 1 motivasi intrinsik, jika motivasi berasal dari dalam dirinya sendiri, dan 2 motivasi ekstrinsik, apabila motivasi berasal dari luar dirinya sendiri. Menurut Sardiman 2001:88 motivasi ekstrinsik dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Dari dua jenis motivasi tersebut motivasi intrinsik lebih besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar. Pada umumnya motivasi intrinsik lebih kuat dan lebih tahan karena motif yang timbul atas kesadaran sendiri sehingga mempunyai daya dorong lebih kuat dari pada dasar simbolik. Pada kasus-kasus kegagalan belajar di suatu jurusan tertentu umumnya berkaitan dengan hal ini. Sebagai contoh, anak yang masuk pada jurusan tertentu di sekolah bukan atas keinginannya tapi atas desakan orang tua. Akibatnya dia harus mendapat motivasi ekstrinsik dari orang tuanya agar mau belajar. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 40

b. Motivasi Belajar

Dimyati dan Mudjiono 1999:80, menjelaskan bahwa motivasi belajar adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar. Menurut Galloway dalam Toeti Soekamto dan Udin S. Winatapura 1997:39 bahwa dengan mengatur kondisi dan situasi belajar menjadi kondusif, serta diberikan penguatan-penguatan diharapkan akan dapat merubah motivasi ekstrinsik menjadi motivasi intrinsik. Sebagian guru berpendapat bahwa motivasi belajar bersumber dari siswa itu sendiri dalam meningkatkan motivasi belajarnya, sehingga guru tidak atau kurang peduli bagaimana merangsang, meningkatkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu tentang pembelajaran, ternyata justru gurulah yang sangat berperan untuk dapat merangsang, meningkatkan dan memelihara motivasi belajar siswa, sebagaimana prinsip-prinsip motivasi yang disusun oleh Keller yang dikutip Driscoll 1994:312 yang disebut dengan model ARCS. Dalam model yang dikemukakan Keller tersebut seorang guru dituntut dapat menciptakan empat kategori motivisional, untuk dapat menghasilkan kondisi pembelajaran yang menarik, bermakna dan memberikan tantangan bagi siswa. Keempat kondisi motivisional tersebut adalah: 1 Attention perhatian, agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian, harus dirangsang rasa ingin tahunya; 2 Relevance relevansi, tunjukkan bahwa apa yang dipelajari ada hubungannya atau sesuai dengan kebutuhan siswa; 3 Confidence rasa percaya diri, berikan harapan dan keyakinan kepada siswa bahwa mereka dapat berhasil; 4 Satifaction kepuasan, ciptakan rasa puas pada siswa dengan memberi kesempatan dapat berhasil dalam mempraktekkan pengetahuannya. Keempat kondisi motivisional perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 41 tersebut diharapkan seorang guru dapat merangsang, membangkitkan dan memelihara motivasi di dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk menimbulkan motivasi dari siswa, seorang guru harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan, karakteristik dan perilaku siswa. Untuk mengetahui hal tersebut, maka guru perlu merancang pendekatan pembelajaran yang tepat dengan mengidentifikasi karakteristik dan kebutuhan belajar siswa. Dengan melakukan rancangan pendekatan yang baik, maka guru bisa memberi motivasi yang sesuai dengan kondisi siswanya. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan guru untuk merangsang, memelihara dan meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan menyusun program pengajaran yang baik. Adanya motivasi diharapkan siswa dapat belajar dengan lebih giat dan tidak merasa terpaksa sehingga tujuan organisasi sekolah secara intruksional dapat tercapai. Menurut Oemi Abdurachman 1995:93 arti motivasi belajar adalah semangat atau dorongan untuk belajar dan bertanggung jawab untuk melaksanakan dan menyelesaikan sesuatu demi kepentingan dirinya. Moekijat 1997:27 mengemukakan bahwa motivasi diartikan sebagai pengaruh, suatu kekuatan yang menimbulkan perilaku. Lebih lanjut Moekijat 1997:30 kunci utama kegiatan belajar adalah motivasi, memotivasikan para siswa untuk belajar giat berdasarkan kebutuhan mereka secara memuaskan, yakni kebutuhan akan nilai yang cukup bagi keperluan hidup, kebahagiaan, kemajuan diri, dan sebagainya. Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan arti motivasi belajar adalah dorongan dari dalam diri siswa agar berperilaku mau mengikuti pembelajaran untuk mencapai tujuan seperti apa yang dikehendaki. Jadi motivasi belajar adalah dorongan yang berhubungan kesediaan suatu organisme untuk belajar sesuatu dalam mencapai tujuan perubahan dari tidak perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 42 biasa menjadi biasa. Bisa juga dikatakan bahwa motivasi belajar adalah usaha memberikan dorongan yang dilakukan oleh guru terhadap muridnya dengan tujuan agar mereka mau belajar dengan rasa penuh kesadaran, semangat tinggi, keikhlasan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam melaksanakan pembelajaran agar efektif dan efisien yang terpenting adalah memotivasi para siswa untuk belajar giat berdasarkan kebutuhan sendiri.

6. Kreativitas a. Definisi Kreativitas

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

The effectiveness of using student teams achievement division (stad) technique in teaching direct and indirect speech of statement (A quasi experimental study at the eleventh grade of Jam'iyyah Islamiyyah Islamic Senior high scholl Cege)

3 5 90

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KREATIVITAS SISWA

0 4 135

EKSPERIMEN PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN Eksperimen Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Model Student Teams Achievement Division (STAD) dan Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari

0 2 23