commit to user Dari hasil uji homogenitas diperoleh p-value 0,05 maka H
o
ditolak. Jadi keputusannya data prestasi belajar dalam penelitian berasal dari populasi yang
homogen, seperti disajikan pada Tabel 4.11
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas
No Respon
Faktor p-value
Keputusan F Test
Levene Test 1
Prestasi Model
0,583 0,648
Homogen 2
Prestasi Motivasi Belajar
0,277 0,137
Homogen 3
Prestasi Kreativitas
0,346 0,264
Homogen 4
Prestasi Model, Motivasi
Belajar, Kreativitas
0,693 0,695
Homogen
C. Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan aplikasi Minitab 15 dengan prosedur uji hipotesis Analysis of Variance ANOVA.
1. Analisis variansi
Pengujian pada penelitian ini menggunakan anova tiga jalan, karena faktor yang terlibat dan bertindak sebagai variabel bebas sejumlah tiga faktor yaitu
model pembelajaran, motivasi belajar dan kreativitas siswa. Adapun rangkuman hasil analisis variansi tiga jalan dengan frekuensi sel tidak sama dapat dilihat pada
tabel 4.12, sedangkan hasil lengkapnya tercantum pada lampiran.
Tabel 4.12 Rangkuman Anova Tiga Jalan No
Variabel p-value
Keputusan 1
Model Pembelajaran 0,019
H 1 ditolak
2 Motivasi Belajar
0,531 H
2 diterima 3
Kreativitas 0,204
H 3 diterima
4 Model dengan Motivasi Belajar
0,198 H
4 diterima 5
Model dengan Kreativitas 0,448
H 5 diterima
6 Motivasi Belajar dan Kreativitas
0,838 H
6 diterima 7
Model Pembelajaran, Motivasi Belajar dan Kreativitas 0,176
H 7 diterima
Berdasarkan tabel 4.12 hasil pengujian dengan analisis variansi tiga jalan dapat diartikan pada model pembelajaran kooperatif Ho
1
ditolak dikarenakan nilai probabilitasnya lebih kecil daripada alpha pada Ho
1
yaitu p-value = 0,019 a =
commit to user 0,05 sedangkan pada variabel yang lain Ho
2
, Ho
3
, Ho
4
, H
05
, Ho
6
, dan Ho
7
semuanya tidak ditolak dikarenakan probabilitasnya p-value lebih besar daripada alpha.
2. Uji lanjut Anava
Pada hasil uji hipotesis memperlihatkan adanya Ho yang ditolak. Hal ini berarti pada data tersebut harus dilakukan uji lanjut anava. Uji lanjut analisis
variansi untuk model pembelajaran dilakukan dengan menggunakan uji t satu ekor. Hipotesis nol dan hipotesis alternatif, yang masing-masing adalah sebagai
berikut: Ho
1
: Tidak ada perbedaan pengaruh pembelajaran kooperatif Jigsaw II dan STAD terhadap prestasi belajar Biologi.
Ha
1
: Ada perbedaan pengaruh pembelajaran kooperatif Jigsaw II dan STAD terhadap prestasi belajar Biologi
H
o
: Model Jigsaw II memberikan prestasi belajar kognitif lebih baik daripada model STAD.
H
i
: Model Jigsaw II memberikan prestasi belajar kognitif lebih baik daripada model STAD.
Hasil uji t menghasilkan nilai t
hitung
= 2,14 dan p-value = 0,036. Pada taraf signifikansi 5 dengan jumlah responden 71 menghasilkan t
tabel
= 1,67. Dengan kata lain t
hitung
dari t
tabel
dan p-value 0,05. Oleh karena itu kesimpulannya adalah H
o
ditolak dan H
i
diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa model Jigsaw II memberikan prestasi belajar kognitif lebih baik daripada model STAD.
commit to user
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hipotesis Pertama
Berdasarkan dari analisis diperoleh bahwa ada pengaruh model pembelajaran kooperatif Jigsaw II dan STAD terhadap prestasi belajar kognitif
siswa. Hasil perhitungan analisis variansi tiga jalan, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw II dan STAD diperoleh p-value sebesar
0,036 yang lebih kecil dari batas signifikansi yang ditentukan yaitu a = 0,05. Model pembelajaran kooperatif model Jigsaw II dan STAD berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa. Nilai rata-rata prestasi belajar materi ekosistem siswa yang menggunakan pembelajaran model Jigsaw II dan STAD masing-masing sebesar
61 dan 54. Maka model pembelajaran Jigsaw II memberikan efek lebih baik terhadap prestasi belajar pada materi ekosistem.
Materi ekosistem memiliki banyak keterkaitan dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Seperti dalam kehidupan sehari-hari misalnya adanya lingkungan
sawah, sungai, padang rumput, rantai makanan, daur carbon dan lain sebagainya. Di sini siswa bisa menemukan contoh, menghubungkan dengan pembelajaran
hingga siswa dapat menarik kesimpulan secara bersama melalui proses diskusi dalam pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif Jigsaw II dan STAD sangat
mementingkan konsep pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa, hal ini membuat siswa mampu menghubungkan pengetahuan yang telah dimilikinya
dengan pengetahuan yang baru diperolehnya serta mendiskusikan dengan teman atau kelompoknya melalui proses pembelajaran kooperatif. Hal ini akan
memudahkan siswa menguasai konsep yang telah dibangunnya secara bersama.
commit to user Beberapa hal yang mendukung keberhasilan model pembelajaran Jigsaw II
lebih baik dari model pembelajaran STAD, diantaranya lebih kepada penguasaan konsep daripada penguasaan kemampuan, siswa termotivasi untuk mempelajari
materi dengan baik, siswa mau bekerja keras dalam kelompok supaya mereka dapat membantu kelompoknya melakukan tugas dengan baik, siswa juga
memperoleh materi yang berbeda dari teman-teman ahlinya. Fakta bahwa para siswa, setelah mengalami proses pembelajaran dengan model pembelajaran
Jigsaw II, telah membentuk pengalaman belajar yang nyata, menggali informasi dan membahas topik lebih mendalam. Menurut Kazim Karabekir 2008 dalam
penelitian yang berjudul “The Effect of the Jigsaw Technique on Learning the Concepts of the Principles and Methods of Teaching” menyimpulkan bahwa
kelompok yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih berhasil dibandingkan kelompok yang menggunakan metode pembelajaran
tradisional. Penelitian yang dilakukan Kazim, menurut peneliti perbandingan pembelajarannya sangat jauh sekali antara Jigsaw dengan ceramah, jelas akan
nampak siswa yang diberi perlakuan model Jigsaw akan lebih berhasil. Adesoji dan Ibrahim 2009 dalam penelitiannya yang berjudul “Effects of
Student Teams Achievement Divisions Strategy and Mathematics Knowlegde on Learning Outcomes in Chemical Kinetics” menyimpulkan bahwa strategi
pembelajaran kooperatif STAD memiliki potensi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah menengah dibandingkan dengan ceramah dan
demonstrasi. Pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah. Pembelajaran Jigsaw dan STAD memiliki pembelajaran yang
commit to user seimbang. Diharapkan pembelajaran kooperatif model STAD dan Jigsaw dengan
meninjau motivasi belajar dan kreativitas siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ninik Agustin 2010 dengan judul “Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Division STAD Dengan Tipe Jigsaw Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa SMP Kelas VIII SMP
Negeri Sukoharjo” menyimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menghasilkan prestasi yang lebih baik dibanding dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Berdasarkan uraian di atas pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Jigsaw II pada materi ekosistem merupakan model pembelajaran yang baik digunakan untuk melatih siswa dalam belajar memahami
ekosistem serta melatih siswa mengembangkan cara berpikir kooperatif. Pembelajaran model ini merupakan inovasi pembelajaran biologi agar proses
pembelajaran tidak membosankan sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar yang memuaskan.
2. Hipotesis Kedua