Ekosistem Danau Siais Ekologi Ikan

5 bagian dasar kebanyakan mengandung senyawa anorganik dan konsentrasi oksigen pada bagian hipolimnion tinggi. Walaupun jumlah organisme pada danau ini rendah tetapi keanekaragaman spesies tinggi. b. Danau Eutrofik, yaitu danau yang mengandung banyak nutrien kaya nutrien, khususnya nitrat dan fosfor yang menyebabkan pertumbuhan algae dan tumbuhan akuatik lainnya meningkat. Dengan demikian produktivitas primer pada danau ini tinggi dan konsentrasi oksigen rendah. Walaupun jumlah dan biomassa organisme pada danau ini tinggi tetapi keanekaragaman spesies rendah. c. Danau Distrofik, yaitu danau yang memperoleh sejumlah bahan-bahan organik dari luar danau, khususnya senyawa-senyawa asam yang menyebabkan air berwarna coklat. Produktivitas primer pada danau ini rendah, yang umumnya berasal dari hasil fotosintesa plankton. Tipe danau distrofik ini juga sedikit mengandung nutrien dan pada bagian hipolimnion terjadi defisit oksigen. Suatu danau berlumpur mewakili bentuk danau distrofik. Danau mempunyai fungsi ekonomi yang sangat tinggi. Salah satu fungsi danau adalah perikanan, baik budidaya maupun perikanan tangkap. Danau juga penting dari sisi tata air antara lain mencegah kekeringan dan banjir, dalam kaitannya dengan penyediaan air bersih, baik untuk minum, irigasi maupun industri. Dengan demikian danau mempunyai fungsi sebagai penyangga kehidupan. Penjagaan kebersihan sumber-sumber air danau, danau itu sendiri dan saluran-saluran keluarnya secara otomatis menjamin tersedianya air bersih di sepanjang alirannya.

2.2 Ekosistem Danau Siais

Danau Siais merupakan danau terbesar kedua di Sumatera Utara memiliki panorama yang dapat dijual, tetapi belum tertata dan dikelola dengan baik sehingga belum dapat memberikan dampak ekonomi yang positif. Danau Siais merupakan bagian dari Universitas Sumatera Utara 6 Desa Rianiate dengan luas + 4500 ha dan kedalamannya + 20-25 meter, merupakan bagian dari kecamatan Angkola Sangkunur. Berdasarkan kondisi fisik desanya, kawasan Danau Siais memiliki topografi yang berbukit-bukit dengan kemiringan lahan dari 40. Danau Siais mempunyai satu karakter penggunaan lahan edasting yaitu sebagai kawasan wisata. Kawasan ini memiliki bermacam fungsi, antara lain sebagai kawasan penyangga, wisata, permukiman, kegiatan perlindungan, pendidikan, penelitian dan olah raga serta kawasan pengembangan pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan Bappeda, 2008. Danau Siais merupakan tempat bermuaranya anak sungai Batangtoru dan sungai Rianiate dimana di sekitar sungai merupakan tempat pembuangan limbah rumah tangga masyarakat yang ada di sekitar sungai tersebut.

2.3 Ekologi Ikan

Air merupakan habitat ikan yang sangat erat kaitannya dengan pembentukan struktur tubuh ikan, proses pernafasan, cara bergerak, cara memperoleh makanan, reproduksi dan segala hal yang diperlukan bagi ikan. Ada sebagian badan air yang bersifat terlalu panas, terlalu dingin atau terlalu asin yang disajikan sebagai habitat bagi spesies tertentu. Perubahan lingkungan yang sangat bervariasi mengakibatkan dampak bagi ikan terutama pada struktur dan bentuk yang secara perlahan-lahan melakukan modifikasi adaptasi dalam perkembangannya untuk mengatasi perubahan lingkungan. Pada ikan aspek terpenting dalam air adalah oksigen yang terlarut dalam air, garam yang terlarut, cahaya, suhu, substansi yang beracun dan bahaya musuh Marshall, 1982. Perbedaan habitat menyebabkan perkembangan organ-organ ikan disesuaikan dengan konsidi lingkungan. Misalnya, sebagai hewan yang hidup di air, baik itu yang hidup di perairan tawar maupun diperairan laut menyebabkan ikan harus dapat mengetahui kekuatan maupun arah arus, karena ikan dilengkapi dengan organ yang Universitas Sumatera Utara 7 dikenal sebagai linea lateralis. Organ ini tidak ditemukan pada hewan darat Fujaya, 2002. Penyebaran ikan di perairan sangat ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan yang dapat digolongkan menjadi empat macam, yaitu: faktor biotik, faktor abiotik, faktor teknologi, dan kegiatan manusia. Faktor biotik yaitu faktor alam yang hidup atau jasad hidup, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan dan faktor abiotik yang mencakup faktor fisik dan kimia yaitu cahaya, suhu, arus, garam-garam mineral, angin, pH, oksigen terlarut, salinitas dan BOD 5 . Sedangkan faktor teknologi dan kegiatan manusia berupa hasil teknologi dan kegiatan-kegiatan lain baik yang sifatnya memperburuk lingkungan seperti pabrik yang membuang limbahnya ke perairan maupun yang memperbaiki lingkungan seperti pelestarian daerah pesisir Rifai et al, 1983.

2.4 Penggolongan ikan