Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Penelitian Ekosistem Danau

2 komponen biotik yang terdapat di perairan, ikan merupakan salah satu organisme akuatik yang rentan terhadap perubahan lingkungan, terutama yang diakibatkan oleh aktifitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Limbah-limbah buangan yang dihasilkan oleh berbagai aktifitas manusia tersebut mempengaruhi kualitas perairan baik fisik, kimia dan biologis diantaranya terhadap penyebaran ikan Rifai et al., 1983. Komponen lingkungan baik yang biotik maupun yang abiotik mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman biota air yang ada pada suatu perairan, sehingga tingginya kelimpahan individu tiap jenis dapat dipakai untuk menilai kualitas suatu perairan. Perairan yang berkualitas baik biasanya memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi dan sebaliknya pada perairan yang buruk atau tercemar akan memiliki keanekaragaman yang rendah Fachrul, 2007. Sejauh ini belum diketahui bagaimana keanekaragaman Ikan dan kualitas perairan di Danau Siais Kecamatan Angkola Sangkunur Kabupaten Tapanuli Selatan, berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan.

1.2 Permasalahan

Perairan Danau Siais sudah banyak dimanfaatkan oleh penduduk di sekitar Danau Siais untuk berbagai aktivitas yaitu perikanan, perhubungan, pertanian, pariwisata dan berbagai aktivitas rumah tangga. Berbagai aktifitas dan pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar Danau Siais tersebut akan mengakibatkan perubahan kondisi ekologis terhadap kehidupan biota terutama keanekaragaman ikan. Sejauh ini belum diketahui bagaimana keanekaragaman dan kelimpahan ikan pada perairan Danau Siais Kecamatan Sangkunur Kabupaten Tapanuli Selatan. Universitas Sumatera Utara 3

1.3 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui keanekaragaman dan distribusi ikan pada perairan Danau Siais. b. Untuk mengetahui hubungan faktor fisik-kimia dan Biologi perairan dengan keanekaragaman dan distribusi ikan di Danau Siais. c. Untuk mengetahui sifat fisik kimia dan biologi perairan Danau Siais dalam hubungannya dengan baku mutu kualitas air kelas I berdasarkan PP 82 Tahun 2001 dan metode Storet di kawasan perairan Danau Siais.

1.4 Hipotesis

a. Terdapat perbedaan keanekaragaman dan distribusi ikan pada tiap-tiap stasiun penelitian di perairan Danau Siais. b. Ada hubungan faktor fisik kimia dan biologi perairan dengan keanekaragaman dan distribusi ikan pada tiap-tiap stasiun di Danau Siais. c. Kualitas air Danau Siais tidak memenuhi baku mutu kualitas air kelas I berdasarkan PP 82 tahun 2001.

1.5 Manfaat Penelitian

a. Memberikan informasi awal mengenai keanekaragaman dan kelimpahan ikan di perairan Danau Siais. b. Memberikan informasi bagi pemerintah setempat tentang kualitas perairan Danau Siais untuk pengembangan dan pemanfaatan sumber daya perikanan. Universitas Sumatera Utara 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ekosistem Danau

Perairan disebut danau apabila perairan itu dalam dengan tepi yang umumnya curam. Air danau biasanya bersifat jernih dan keberadaan tumbuhan air terbatas hanya pada daerah pinggir saja. Berdasarkan pada proses terjadinya danau dikenal danau tektonik yang terjadi akibat gempa dan danau vulkanik yang terjadi akibat aktivitas gunung berapi Barus, 2004. Menurut Jorgensen dan Volleweiden 1989 perairan danau merupakan salah satu bentuk ekosistem air tawar yang ada di permukaan bumi. Secara fisik, danau merupakan suatu tempat yang luas, mempunyai air yang tetap, jernih atau beragam dengan aliran tertentu selanjutnya Wulandari 2006 mengatakan danau adalah badan air yang dikelilingi daratan dan dikelompokkan sebagai salah sata jenis lahan basah. Danau digolongkan ke dalam lahan basah alami bersama hutan mangrove, rawa gambut, rawa air tawar, padang lanum dan terumbu karang. Odum 1994 menyatakan bahwa danau terdiri dari 3 zona yaitu: a. Zona litoral, yaitu daerah perairan dangkal penetrasi cahaya sampai ke dasar. b. Zona limnetik, yaitu daerah air terbuka sampai kedalaman penetrasi cahaya yang efektif. c. Zona profundal, yaitu merupakan bagian dasar dan daerah air yang dalam yang tidak tercapai oleh penetrasi cahaya efektif Berdasarkan keadaan nutrisinya Payne 1986, menggolongkan danau menjadi 3 jenis yaitu: a. Danau Oligotrofik yaitu danau yang mengandung nutrien miskin akan nutrien, biasanya dalam dan produktivitas primernya rendah. Sedimen pada Universitas Sumatera Utara 5 bagian dasar kebanyakan mengandung senyawa anorganik dan konsentrasi oksigen pada bagian hipolimnion tinggi. Walaupun jumlah organisme pada danau ini rendah tetapi keanekaragaman spesies tinggi. b. Danau Eutrofik, yaitu danau yang mengandung banyak nutrien kaya nutrien, khususnya nitrat dan fosfor yang menyebabkan pertumbuhan algae dan tumbuhan akuatik lainnya meningkat. Dengan demikian produktivitas primer pada danau ini tinggi dan konsentrasi oksigen rendah. Walaupun jumlah dan biomassa organisme pada danau ini tinggi tetapi keanekaragaman spesies rendah. c. Danau Distrofik, yaitu danau yang memperoleh sejumlah bahan-bahan organik dari luar danau, khususnya senyawa-senyawa asam yang menyebabkan air berwarna coklat. Produktivitas primer pada danau ini rendah, yang umumnya berasal dari hasil fotosintesa plankton. Tipe danau distrofik ini juga sedikit mengandung nutrien dan pada bagian hipolimnion terjadi defisit oksigen. Suatu danau berlumpur mewakili bentuk danau distrofik. Danau mempunyai fungsi ekonomi yang sangat tinggi. Salah satu fungsi danau adalah perikanan, baik budidaya maupun perikanan tangkap. Danau juga penting dari sisi tata air antara lain mencegah kekeringan dan banjir, dalam kaitannya dengan penyediaan air bersih, baik untuk minum, irigasi maupun industri. Dengan demikian danau mempunyai fungsi sebagai penyangga kehidupan. Penjagaan kebersihan sumber-sumber air danau, danau itu sendiri dan saluran-saluran keluarnya secara otomatis menjamin tersedianya air bersih di sepanjang alirannya.

2.2 Ekosistem Danau Siais