42
4.2  Kepadatan  Populasi  ind100m
2
,  Kepadatan  Relatif  KR    dan Frekuensi  Kehadiran FK  Ikan pada setiap Stasiun Penelitian.
Dari hasil penelitian pada stasiun 1 ujung seberang danauKontrol ditemukan  ikan sebanyak  5 ordo, 8 famili,  11 genus dan 11 spesies . sebelas species   ikan tersebut
adalah  Puntius  binotatus,  Channa  striata,  Pristolepis    fasciata,  Clarias  batrachus, Mystus nemurus, Anguilla bicolar, Barbodes sp, Oreochromis niloticus, Rasbora sp,
Cyprinus carpio, dan Osphronemus goramy. Pada  stasiun  2  tempat  penyalehan  ikanWisata,  ditemukan  ikan  sebanyak  4
ordo,  7  famili  ,  9  genus  dan  9  species.  Sembilan  species  yang  terdapat  pada  stasiun kedua  ini  antara  lain  :  Puntius  binotatus,  Channa  striata,  Osteochilus  triporos,
Clarias  batrachus,  Mystus  nemurus,  Oreochromis  niloticus,  Rasbora  sp,  Cyprinus carpio, dan Osphronemus goramy.
Stasiun  3  muara  anak  sungai  Batang  Toru  dan  Rianiate  ditemukan  ikan sebanyak  4  0rdo,  7  famili,  9  ordo  dan  9  species.  Sembilan  species  ikan  yang
ditemukan  pada  stasiun  ini    terdiri  dari  :  Channa  striata,  Osteochilus  triporos, Pristolepi    fasciata,  Mystus  nemurus,  Anguilla  bicolar,  Barbodes  sp,  Oreochromis
niloticus, Cyprinus carpio, dan Osphronemus goramy . Stasiun  4  yang  merupakan  dermaga  pemukiman  penduduk,  ditemukan  3
ordo, 6 famili, 8 genus dan 8 species ikan. Delapan species ikan yang ditemukan pada stasiun  4  ini  adalah  Channa  striata,  Osteochilus  triporos,  Pristolepis    fasciata,
Clarias  batrachus,  Mystus  nemurus,  Barbodes  sp,  Oreochromis  niloticus,  dan Cyprinus carpio.
Universitas Sumatera Utara
43
Stasiun  5  adalah    outlet  tempat  keluarnya  air  danau  Siais.  Pada  stasiun  ini ditemukan 4 ordo, 7 famili, 9 genus dan 9 species ikan. Sembilan species ikan  yang
ditemukan  pada  stasiun  ini  adalah  :  Puntius  binotatus,  Channa  striata,  Pristolepis fasciata,  Mystus  nemurus,  Anguilla  bicolar,  Barbodes  sp,  Oreochromis  niloticus,
Rasbora bankanensi dan Cyprinus carpio. Nilai  kepadatan  K,  kepadatan  relatif  KR  dan  frekuensi  kehadiran  FK  dari
masing-masing  populasi  ikan  yang  telah    diperoleh  pada  lima  stasiun  penelitian  di perairan Danau Siais dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Universitas Sumatera Utara
44
Tabel 4.2 Kepadatan Populasi ind100m2, Kepadatan Reltif KR 100 dan Frekuensi Kehadiran FK 100 Ikan    pada Setiap Stasiun Pengamatan.
Species Stasiun 1
Stasiun 2 Stasiun 3
Stasiun 4 Stasiun 5
K KR
FK K
KR FK
K KR
FK K
KR FK
K KR
FK Puntius binotatus
0.013 9.420
10 0.011
7.971 6,67
- -
- -
- -
0,016 11,594
10 Channa striata.
0.011 7.971
10 0.016
11.594 10
0.019 13,768
13,33 0.013
9,279 10
0.011 7,971
6,67 Osteochilus triporos
- -
- 0.016
11.594 13,33
0.011 7,971
6,67 0.024
17,693 16,67
- -
- Pristolepis fasciata.
0.016 11.594
16,67 -
- -
0.008 7.173
10 0.013
9,420 10
0.019 13,768
16,67 Clarias batrachus.
0.005 3.623
6,67 0.013
9.420 6,67
- -
- 0,013
9,420 10
- -
- Mystus nemurus.
0.011 7.971
10 0.019
13.768 13,33
0.011 7,971
10 0.021
15,217 13,33
0.016 11,594
13,33 Anguilla bicolar.
0.005 3.623
6,67 -
- -
0.008 7.173
6,67 -
- -
0,016 11,594
13,33 Barbodes sp.
0.003 1.923
3,33 -
- -
0.011 7,971
10 0.021
15,217 16,67
0.016 11,594
6,67 Oreochromis niloticus
0.013 9.420
10 0.016
11.594 16,67
0.016 11,594
13,33 0,013
9.420 13,33
0.021 15,217
10 Rasbora sp
0.019 13.768
10 0.024
17.693 13,33
- -
- -
- -
0,013 9,420
13,33 Cyprinus carpio
0.021 15.217
16,67 0.011
7.971 6,67
0.016 11,594
13,33 0.024
17,693 13,33
0.013 9,420
13,33 Osphronemus goramy
0.021 15.217
20 0.011
7.971 6,67
0.013 9,420
10 -
- -
- -
- total
0.138 100
0.137 100
0.113 100
0.142 100
0.141 100
Universitas Sumatera Utara
45
Hasil  perhitungan  nilai  Kepadatan  K,  Kepadatan  Relatif  KR    dan  Frekuensi KehadiranFK  ikan  pada  stasiun  1  pada  Tabel  4.2  di  atas  terlihat  bahwa  spesies
Osphronemus  goramy  memiliki  nilai  Kepadatan  K,  Kepadatan  Relatif  KR  dan Frekuensi  Kehadiran  FK    tertinggi    masing-masing  sebesar  0,021  ind  100m
2
, 15,217,  20,00.  Hal  ini  disebabkan  oleh  kondisi  faktor  fisik  kimia  seperti  suhu,
penetrasi cahaya, pH, yang sesuai untuk pertumbuhan dari ikan jenis ini. Pada stasiun ini  suhu  28,5
C  penetrasi  cahaya  2  meter  dan  pH  6,3.  Suhu  yang  sesuai  untuk kehidupan Osphronemus goramy  adalah 25
C -30
C, penetrasi cahaya 40 cm dan pH 6-8, kualitas air  yang dibutuhkan  yaitu air tenang,  tidak berlumpur Anonim, 2008.
Nilai  Kepadatan  K,  Kepadatan  Relatif  KR,  Frekuensi  Kehadiran  FK  terendah terdapat  pada  jenis  Barbodes  sp  yaitu  masing-masing  0,003  ind  100m
2
,  2,173, 3,33.
Pada Stasiun 2 nilai K, KR, FK  tertinggi didapatkan pada jenis Rasbora sp, sebesar 0,024 ind 100m
2
, 17,693, 13,33. Tingginya nilai Kepadatan, Kepadatan Relatif,  Frekuensi  Kehadiran    dari  Rasbora  sp,  disebabkan  oleh  faktor  fisik  kimia
biologi yang tidak sesuai untuk  pertumbuhan ikan.  Jenis  ikan ini akan dapat hidup lebih  baik  pada  suhu  air  berkisar  antara  28-  30°  C.  Nilai  Kepadatan,  Kepadatan
Relatif,  Frekuensi  Kehadiran  terendah  pada  stasiun  2  terdapat  pada  jenis  Puntius binotatus, Cyprinus carpio dan Osphronemus goramy yaitu masing-masing 0,011 ind
100m
2
,  7,971,  6,67.  Hal  ini  disebabkan  oleh  kondisi  lingkungan  yang  kurang sesuai  bagi  kehidupannya.  Pada  Stasiun  ini  suhu  adalah  29
C  dan  pH  5,7.    Puntius binotatus,  hidup  di  perairan  tawar  dengan  suhu  24
C-26 C  dengan  pH  6,0-6,5
Robert, 1989. Nilai pH dan suhu pada stasiun ini juga tidak sesuai bagi kehidupan Cyprinus carpio. Ikan Mas hidup di tempat-tempat yang dangkal dengan suhu antara
20
o
C-25 Asnawi,  1986.  Nilai  pH  yang  sesuai  dan  sesuai  bagi  kehidupan
Osphronemus  goramy adalah 6,5-8  Anonim,2008.
Universitas Sumatera Utara
46
Pada  stasiun  3  jenis  Channa  striata    memiliki  nilai  Kepadatan,  Kepadatan Relatif      dan  Frekuensi  Kehadiran    tertinggi  sebesar  0,019  ind  100m
2
,  13,768, 13,33.  Hal  ini  disebabkan  oleh  kondisi  lingkungan  atau  faktor  fisik  kimia  yang
mendukung pertumbuhan  spesies ini seperti suhu air. Channa striata memiliki daya tahan  tubuh  yang  tinggi  untuk  tetap  hidup  di  berbagai  lokasi  bahkan  di  air  limbah
Suhaeni,  2009  Nilai  Kepadatan,  Kepadatan  Relatif,  Frekuensi  Kehadiran  terendah pada  stasiun  3  terdapat  pada  jenis  Anguilla  bicolar  yaitu  masing-masing  0,008  ind
100m
2
,  7,173,  6,67.  Hal  ini  disebabkan  oleh  kondisi  lingkungan  yang  kurang sesuai    bagi    ikan  ini  antara  lain  adalah  nilai  pH  kurang  sesuai  bagi  kehidupan
Anguilla  bicolar,  pH  pada  stasiun  ini  adalah  6,4.  pH  yang  sesuai  untuk  kehidupan ikan Anguilla bicolar adalah 7-8. Ikan ini tidak menyukai cahaya, biasanya Anguilla
bicolor bersembunyi di bawah bebatuan khususnya pada waktu siang hari ketika ada cahaya matahari Anonim, 2010.
Pada  stasiun  4  nilai  kepadatan,  Kepadatan  Relatip  dan  Frekuensi  kehadiran ikan  yang  tertinggi  adalah  Ostheochilus  triporos    pada  jenis  dengan  nilai  sebesar
0,024  ind100m
2
,  17,693,  16,67.  Jenis  Channa  striata,  Pristolepis  fasciata    dan Clarias  batrachus  memiliki  nilai  kepadatan,  Kepadatan  Relatif  dan  Frekuensi
Kehadiran terendah pada stasiun 4 ini dengan nilai sebesar 0,013 ind100m
2
, 9,420, 10.  Pada  stasiun  4  suhu  30,5
C,  kandungan  oksigen  terlarut  7,15  dan  kadar Nitrat  0,05    tidak  sesuai  untuk  persyaratan  hidup  Clarias  batrachus.  Suhu  yang
sesuai  untuk  hidupnya  adalah  antara  25-28 C  ,  Oksigen  terlarut  yang  sesuai  untuk
ikan  ini  adalah  5  mgl,  dan  nitrat  adalah  0,2mgl,  permukaan  perairan  tidak  boleh tertutup oleh sampah, menurut Anonim, 2011.
Nilai  kepadatan.  Kepadatan  Relatif,  Frekuensi  Kehadiran  tertinggi  pada stasiun  5  sebesar  0,021  ind  100m
2
,  15,217,  10  yaitu  pada  jenis  Oreochromis niloticus. Ikan Nila dapat hidup dengan baik dengan suhu antara 25-33
C dengan pH
Universitas Sumatera Utara
47
7-8  dan  kecerahan  2-3,5  m  Suyanto,  2010.  Nilai  suhu  29 C,  pH  7,4  dan
kecerahan  2  m  pada  stasiun  5  ini    sesuai  bagi  kehidupan  Oreochromis  niloticus. Stasiun ini berada jauh dari pemukiman penduduk dan berdasarkan faktor fisik, kimia
dan  biologi  yang  didapat  stasiun  ini  tidak  tercemar.  Menurut  Suyanto  2010 pencemaran  limbah  organik,  pestisida  dari  penyemprotan  sawah  dan  kebun  serta
limbah rumah tangga dapat mengganggu kehidupan ikan Nila. Jenis Channa striata, memiliki Nilai kepadatan, Kepadatan Relatif, dan Frekuensi Kehadiran terendah pada
stasiun ini, sebesar 0,011 ind100m
2
, 7.91, 6,67. Pada species Channa striata, pH perairan  kurang  mendukung  untuk  kehidupnya.  Menurut  Suhaeni  2009,  pH  yang
sesuai dan mendukung kehidupan ikan gabus adalah 7-7,59 .
Secara  keseluruhan  hasil  penelitian  pada  lima  stasiun  menunjukkan,  nlai kepadatan  tertinggi    terdapat  pada  stasiun  4  dengan  nilai    0,142  ind100  m
2
, sedangkan  kepadatan  terendah  adalah  stasiun  3  yaitu  sebesar  0,113.  Bila
dibandingkan antara masing-masing species dari kelima stasiun penelitian maka nilai Kepadatan  tertinggi  terdapat  pada  species,  Osteochilus  triporos,  Rasbora  sp  dan
Cyprinus  carpio  yaitu  sebesar  0,024  ind100m
2
.  Kepadatan  terendah  terdapat  pada species    Barbodes  sp  dengan  nilai  kepadatan  0,003  ind100m
2
,  yang  terdapat  pada stasiun  1  ujung  seberang  danaukontrol.  Nugroho  2006  menyatakan  rendahnya
kepadatan populasi ikan akan mengurangi kompetisi baik terhadap makanan maupun ruang gerak ikan. Selain itu bila didukung oleh kualitas air yang baik dapat memberi
pengaruh yang baik pula terhadap pertumbuhan.
Menurut Suin 2002 bahwa perubahan faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap kepadatan populasi suatu jenis organisme pada suatu daerah. Bila pada suatu
daerah misalnya, kepadatan suatu organisme berlimpah dan karena suatu sebab faktor lingkungannya  berubah  maka  dapat  terjadi  penurunan  kepadatan  populasi  secara
drastis, misalnya karena adanya pengaruh pencemaran yang berupa racun. Sebaliknya
Universitas Sumatera Utara
48
bila  pada  suatu  daerah  kepadatan  suatu  jenis  organisme  rendah,  karena  adanya pencemaran dapat pula terjadi peningkatan kepadatan suatu jenis organisme , karena
adanya  pencemaran  dapat  pula  terjadi  peningkatan  kepadatan  populasi  yang  tinggi, umpamanya pencemaran zat organik dapat menyebabkan kepadatan populasi bakteri
pembusuk  meningkat.  Jelas  ada  suatu  hubungan  yang  erat  antara  organisme  dengan lingkungannya.
4.3
Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E Ikan   pada masing-masing Stasiun Penelitian
Dari  hasil  penelitian  yang  telah  dilakukan  pada  masing-masing  stasiun  penelitian memperlihatkan  indeks  keanekaragaman  H’  dan  indeks  keseragaman  E  Ikan  di
Perairan Danau Siais seperti pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Indeks Keanekar agaman H’ dan Indeks Keseragaman E Ikan     pada
masing-masing Stasiun Penelitian
Keterangan STASIUN
1 2
3               4              5 Indeks keanekaragaman H’
2,27 2,16
2,16          2,04        2,18
Indeks keseragaman E 0,95
0,90 0,90          0,85        0,90
Dari tabel 4.3 diketahui bahwa indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada stasiun I yaitu sebesar 2,27 dan terendah terdapat pada stasiun 4 yaitu sebesar 2,04 .
Tingginya nilai Indeks Keanekaragaman pada stasiun 1 karena parameter fisik kimia biologi  yang  diperoleh    pada  stasiun  ini  mendukung  untuk  pertumbuhan  dan
perkembangan  ikan.  Berdasarkan  data  yang  diperoleh  pada  setiap  stasiun  penelitian dapat  disimpulkan bahwa indeks keanekara
gaman ikan termasuk rendah, dimana H’ bernilai 2,04 -
2,27 atau berada pada 0  H’  2,30. Menurut Krebs 1985,
Universitas Sumatera Utara
49
keanekaragaman rendah bila  0  H’   2,30, keanekaragaman sedang bila  2,302
H’    6,907    dan  keanekaragaman  tinggi  bila    H’    6,907.  Menurut  Barus  2004, suatu  komunitas  dikatakan  mempunyai  keanekaragaman  species  yang  tinggi  apabila
terdapat  banyak  species  dengan  jumlah  individu  masing-masing  species  relatif merata.  Apabila  suatu  komunitas  hanya  terdiri  dari  sedikit  species  dengan  jumlah
individu  yang  tidak  merata,  maka  komunitas  tersebut  mempunyai  keanekaragaman yang rendah.
Odum 1994 menyatakan keanekaragaman jenis dipengaruhi oleh pembagian atau  penyebaran  individu  dalam  setiap  jenisnya  karena  suatu  komunitas  walaupun
banyak jenisnya tetapi bila penyebarannya tidak merata maka keanekaragaman jenis dinilai  rendah.  Indeks  keanekaragaman  Shannon-
Wiener  H’  adalah  suatu  indeks keanekaragaman biota pada suatu daerah, bila nilainya semakin tinggi, maka semakin
tinggi  tingkat  keanekaragamannya  dan  demikian  juga  sebaliknya.  Dari  tabel  4.3  di atas  dapat  dilihat  nilai  indeks  keseragaman  pada  kelima  stasiun  penelitian  berkisar
antara 0,85-0,95 dengan indek keseragaman tertinggi pada stasiun 1 sebesar 0,95 dan indeks keseragaman terendah terdapat pada stasiun 4 sebesar 0,85. Berdasarkan data
yang diperoleh pada kelima stasiun penelitian dapat disimpulkan bahwa keseragaman pada kelima stasiun tergolong tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pada lima stasiun
penelitian tidak ada jenis ikan yang mendominasi. Menurut  Krebs  1985,  nilai  keseragaman  berkisar  antara  0  -  1.  Nilai
keseragaman mendekati 1 dikatakan pembagian jumlah individu pada masing-masing jenis sangat seragam merata. Sebaliknya jika nilai mendekati 0 berarti keseragaman
rendah  karena  ada  jenis  yang  mendominasi.  Berdasarkan  penggolongan  tersebut dapat dilihat bahwa indeks keseragaman tertinggi adalah 0,95 terdapat pada stasiun 1.
Hal ini menunjukkan bahwa pembagian jumlah individu pada stasiun ini lebih merata dibandingkan dengan empat stasiun lainnya.
Universitas Sumatera Utara
50
4.4 Indeks Similaritas