54
4.6.1 Suhu
Suhu air secara langsung mempengaruhi proses kehidupan organisme. Hasil pengamatan yang didapat pada kelima stasiun penelitian menunjukkan suhu berkisar
antara 28,5 – 30,5°C, dengan suhu tertinggi terdapat pada stasiun 5 dan terendah
sebesar 28,5 pada stasiun 1 ujung seberang danau. Tingginya suhu pada stasiun 4 disebabkan karena pengaruh banyaknya aktifitas manusia seperti adanya pemukiman
dan dermaga. Suhu perairan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti limbah serta hilangnya vegetasi-vegetasi pelindung
badan perairan yang menyebabkan cahaya matahari langsung mengenai permukaan air sehingga terjadi peningkatan suhu.
Suhu suatu perairan sangat mempengaruhi keberadaan ikan. Suhu air yang tidak cocok, misalnya terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan ikan tidak
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Suhu air yang cocok untuk pertumbuhan ikan di daerah tropis adalah berkisar antara 15
- 30 C dan perbedaan suhu antara
siang dan malam kurang dari 5 C Cahyono, 2000. Sutisna Sutarmanto 1995,
menyatakan bahwa kisaran suhu yang baik bagi ikan adalah antara 25 C
– 35 C.
Hasil pengukuran suhu pada kelima stasiun pada dasarnya masih dalam kisaran normal bagi makhluk hidup perairan termasuk ikan. Nilai suhu di perairan Danau
Siais jika dibandingkan dengan kriteria baku mutu air kelas I berdasarkan PP Nomor 82 tahun 2001 masih layak digunakan untuk keperluan rumah tangga, perikanan,
peternakan dan pertanian sebab suhu di perairan ini masih dalam batas normal dan belum membahayakan.
4.6.2 Penetrasi Cahaya
Penetrasi cahaya yang diperoleh pada kelima stasiun penelitian berkisar antara 1,9- 2,2 m. Penetrasi cahaya tertinggi terdapat pada stasiun 3 sebesar 2,2 m, sedangkan
penetrasi cahaya terendah diperoleh pada stasiun 2 sebesar 1,9 m. Rendahnya nilai penetrasi pada stasiun 2 tersebut kemungkinan disebabkan karena daerah ini
Universitas Sumatera Utara
55
merupakan daerah tempat penyalaian ikan yang kemungkinan menghasilkan limbah. Banyaknya partikel terlarut dalam perairan akan menyebabkan kekeruhan yang
tinggi. Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesis dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman.
kekeruhan, terutama disebabkan oleh lumpur dan partikel yang mengendap, seringkali penting sebagai faktor pembatas. Kekeruhan dan kedalaman air
mempunyai pengaruh terhadap jumlah dan jenis hewan akuatik Abdunnur, 2002.
Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan kita dapat mengetahui sampai dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapisan-lapisan
manakah yang tidak keruh, yang agak keruh dan paling keruh. Air yang tidak terlampau keruh dan tidak pula terlampau jernih baik untuk kehidupan ikan.
Kekeruhan yang baik adalah kekeruhan yang disebabkan oleh jasad renik atau plankton. Nilai kecerahan yang baik kurang dari 45 cm batas pandang ikan akan
berkurang Kordi, 2004. Cahaya dibutuhkan oleh ikan untuk memangsa, menghindar diri dari predator
atau untuk beruaya. Pada umumnya ikan berada pada daerah-daerah yang penetrasi cahayanya masih baik, sedangkan pada daerah yang gelap di mana penetrasi cahaya
sudah tidak ada, hanya dihuni ikan buas atau predator yang lebih menyukai tempat gelap Choliket. Air yang terlalu keruh dapat menyebabkan ikan mengalami
gangguan pernapasan karena insangnya terganggu oleh kotoran. Selain itu dapat menurunkan atau melenyapkan selera makan karena daya penglihatan ikan terganggu
Cahyono, 2000.
4.6.3 Intensitas Cahaya