Analisa Korelasi HASIL DAN PEMBAHASAN

64

4.8 Analisa Korelasi

Nilai Korelasi yang diperoleh antara parameter fisik kimia biologi perairan dengan keanekaragaman ikan dengan menggunakan metode komputerisasi SPSS ver. 16.00 dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut : Tabel 4.8 Nilai Analisis Korelasi Keanekaragaman Ikan dengan Faktor Fisik- Kimia Biologi pada setiap Stasiun Penelitian Parameter Kolerasi Pearson Signifikan H ’ Suhu -0,109 0,012 Penetrasi cahaya Intensitas cahaya -0,006 +0,448 . 0,983 0,449 TDS +0,268 0,663 TSS +0,089 0,887 Kandungan substrat -0,165 0,791 pH -0,619 . 0,265 DO +0,376 0,533 BOD 5 +0,286 0,640 COD -0,332 0,585 NO3 -0,105 0,866 PO4 Coliform +0,281 -0,005 0,648 0,993 Keterangan: + = Kolerasi searah positif - = Korelasi berlawanan negatif Dari tabel 4.8 dapat dilihat hasil uji analisis Pearson antara faktor fisik kimia biologi berbeda tingkat kolerasinya dan arah kolerasinya dengan indeks diversitas H’. Nilai + menunjukkan hubungan searah yang artinya semakin besar nilai faktor fisik kimia biologi m aka indeks keanekaragaman H’ akan semakin besar. Nilai - menunjukkan hubungan berbanding terbalik antara faktor fisik kimia biologi dengan indeks keanekaragaman, yang artinya semakin besar nilai faktor fisik kimia biologi Universitas Sumatera Utara 65 perairan maka indeks keanekaragaman akan semakan semakin kecil dan sebaliknya bila semakin kecil nilai faktor fisik kimia biologi maka nilai indeks keanekaragaman akan semakin besar. Nilai kolerasi yang didapat berdasarkan Tabel 4.8 untuk intensitas cahaya, DO, BOD 5 , PO 4 , TDS, TSS berkolerasi positif searah terhadap keanekaragaman ikan. Berdasarkan nilai kolerasi yang di dapat pH, COD, substrat, suhu, NO 3 , E.coli, penetrasi cahaya berkolerasi negatif berlawanan terhadap keanekaragaman ikan. Menurut Sugiyono 2005 Internal Korelasi dan Tingkat Hubungan Antar Faktor, adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 Indeks Korelasi dan Tingkat Hubungan Antar Faktor No Interval Koefisien Tingkat Hubungan 1. 0,00 – 0,199 Sangat rendah 2. 0,20 - 0,399 Rendah 3. 0,40 - 0,599 Sedang 4. 0,60 – 0,799 Kuat 5. 0,80 – 1,000 Sangat kuat Berdasarkan kriteria di atas dapat diketahui kolerasi antara fakor fisik kimia biologi air dengan keanekaragaman ikan. Nilai kolerasi antara intensitas cahaya dengan H ’ sebesar +0,448 yang berarti memiliki tingkat hubungan sedang dengan arah kolerasi positif searah. Hal ini menunjukkan Intensitas cahaya berpengaruh positif terhadap indeks keanekaragaman ikan, sehingga makin tinggi tingkat intensitas cahaya dapat mengakibatkan semakin tinggi juga nilai indeks keanekaragaman ikan. Sebaliknya jika semakin rendah intentitas cahaya maka semakin rendah juga indeks keanekaragaman ikan. Nilai kolerasi antara DO dengan H’ sebesar + 0,376, BOD 5 Universitas Sumatera Utara 66 dengan H’ sebesar +0,286, PO 4 dengan H’ sebesar +0,281, TDS dengan H’ sebesar +0, 268 dan TSS dengan H’ sebesar +0,089. Hal ini menunjukkan bahwa DO, BOD 5 , PO 4 , TDS dan TSS berpengaruh positif terhadap indeks keanekaragaman ikan, sehingga makin tinggi indeks kolerasi maka semakin tinggi juga indeks keanekaragaman ikan. Nilai kolerasi a ntara pH dengan H’ sebesar -0,619, yang berarti memiliki tingkat hubungan yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa pH berpengaruh negatif terhadap indeks keanekaragaman ikan sehingga peningkatan pH dapat mengakibatkan semakin rendah keanekaragaman ikan. Nilai kolerasi antara COD dengan H’ sebesar - 0,332, substrak dengan H’ sebesar -0,165, suhu memiliki nilai kolerasi dengan h’ sebesar -0,109, NO 3 memiliki nilai kolerasi dengan H’ sebesar -0,105, penetrasi cahaya memiliki nilai kolerasi dengan H’ sebesar -0,006 dan Coliform memiliki nilai kolerasi dengan H’ sebesar -0,005. Hal ini menunjukkan bahwa COD, substrat, suhu, NO 3 , penetrasi cahaya dan Coliform berpengaruh negatif terhadap indeks keanekaragaman ikan, sehingga peningkatan faktor fisik, kimia dan biologi ini dapat mengakibatkan semakin rendah keanekaragaman ikan. Universitas Sumatera Utara 67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan tentang Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Serta Hubungannya Dengan Kualitas Air Danau Siais Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Jenis ikan yang didapat terdiri dari 5 ordo Anabantoidei, Anguiliformes, Cypriniformes, Perciformes, dan Siluriforme, 8 famili, 12 genus dan 12 spesies. b. Keanekaragaman ikan tertinggi sebesar 2,27 terdapat pada stasiun 1 dan keanekaragaman terendah sebesar 2,04 terdapat pada stasiun 4. Secara keseluruhan keanekaragaman tergolong rendah, sedangkan pola distribusi setiap species tergolong dalam pola distribusi berkelompok. c. Faktor fisik kimia biologi perairan antara lain penetrasi cahaya, DO, BOD 5 , PO 4 , TDS, TSS berkolerasi positif searah terhadap keanekaragaman ikan. Sedangkan pH, COD, substrat, suhu, NO 3 , E.coli dan penetrasi cahaya berkolerasi negatif berlawanan terhadap keanekaragaman ikan. d. Dari sifat fisik kimia dan biologi, perairan Danau Siais belum tercemar dan masih berada dalam kisaran normal yang sesuai dengan baku mutu kualitas air kelas I berdasarkan PP 82 Tahun 2001 dan metode Storet.

5.2 Saran