Jenis Loyalitas Konsumen Kajian Teori
pada pola perilaku konsumen untuk mengukur kesetiaan atau loyalitas konsumen.
Menurut Buttle, ada dua cara utama untuk mengukur kesetiaan, yakni melalui sikap dan perilaku yang ditunjukkan konsumen.
31
Sikap konsumen yang loyal diukur dengan mengacu pada komponen-komponen sikap, seperti
keyakinan konsumen, perasaan dan kehendak konsumen untuk melakukan pembelian. Konsumen yang loyal akan menunjukkan keyakinannya terhadap
merek tertentu. Pertama, keyakinan inilah yang menjadi dasar konsumen mau melakukan pembelian berulang, karena konsumen memiliki keyakinan bahwa
merek memang layak untuk dibeli oleh konsumen. Kedua, konsumen yang loyal akan memiliki perasaan senang dan puas terhadap pemakaian merek.
Ketiga, kehendak konsumen untuk melakukan pembelian. Kehendak konsumen ini menunjukkan kecenderungan konsumen untuk memilih merek
tertentu dibanding pesaingnya. Perilaku konsumen yang loyal behavioural loyalty diukur berdasarkan
perilaku beli konsumen terhadap merek tertentu. Perilaku pembelian konsumen yang loyal dapat diukur melalui metode RFM. Metode RFM
memiliki tiga variabel indikator yang menunjukkan perilaku konsumen, yakni pembelian terkahir recency of purchase, frekuensi pembelian frequency of
purchase dan nilai uang dari pembelian monetary value of purchase. Pertama, pembelian terakhir yang dilakukan konsumen atau recency of
purchase. Konsumen yang melakukan pembelian dalam waktu dekat dikatakan konsumen yang memiliki perilaku yang loyal. Waktu dari
pembelian terakhir konsumen menunjukkan bahwa konsumen menggunakan pembelian secara berulang dan teratur.
Kedua, frequency of purchases, atau frekuensi pembelian. Salah satu perilaku loyal konsumen ditunjukkan dengan seringnya melakukan pembelian
produk atau jasa merek tertentu. Frekuensi pembelian menunjukkan adanya perilaku konsumen untuk melakukan pembelian berulang secara regular.
31
Ibid.,h. 30-31.
Semakin sering konsumen melakukan pembelian berulang, maka semakin loyal perilaku konsumen.
Ketiga, monetary value of purchase, atau nilai uang atau jumlah uang yang dikeluarkan oleh konsumen untuk melakukan pembelian. Konsumen
yang loyal, selain melakukan pembelian berulang, mereka juga akan mengeluarkan uang yang lebih besar untuk produk atau jasa. Semakin besar
jumlah nilai uang yang konsumen keluarkan untuk merek tertentu, maka semakin besar loyalitas yang ditunjukkan oleh konsumen.
Menurut Griffin, loyalitas konsumen dapat diukur melalui tingkat keterikatan konsumen terhadap merek dan pembelian berulang yang
dilakukan oleh konsumen.
32
Tingkat keterikatan konsumen dapat diketahui melalui tingkat preferensi konsumen dan tingkat diferensiasi produk yang
dipersepsikan. Tingkat preferensi konsumen adalah seberapa besar keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Keyakinan yang dimiliki konsumen akan
menghasilkan kecenderungan konsumen untuk memilih merek tertentu. Sedangkan tingkat diferensiasi adalah sejauh mana konsumen dapat
membedakan produk atau jasa dari merek tertentu jika dibandingkan dengan pesaingnya. Preferensi dan diferensiasi merupakan sikap yang dimiliki oleh
konsumen. Sikap ini dapat menunjukkan seberapa besar loyalitas konsumen terhadap merek tertentu. Sedangkan pembelian berulang yang dilakukan oleh
konsumen merupakan bentuk dari perilaku loyal konsumen. Menurut Dick dan Basu loyalitas adalah gabungan dari pengukuran sikap
dan perilaku.
33
Secara konseptual, loyalitas merupakan hubungan antara sikap relatif konsumen terhadap merek dan perilaku pembelian yang berulang.
Terdapat dua dimensi yang berfungsi untuk mengetahui sikap relatif konsumen, yakni tingkat kekuatan sikap dan tingkat diferensiasi sikap.
Tingkat kekuatan sikap adalah tingkat ekstrimitas atau kecenderungan konsumen terhadap merek tertentu. Sedangkan tingkat diferensiasi sikap
adalah kemampuan konsumen membedakan merek dengan merek alternatif
32
Jill Griffin, op.cit., h. 21.
33
Alan S. Dick dan Kunal Basu, op.cit., p. 100-101.
lainnya secara jelas. Gabungan kedua dimensi ini nantinya akan menghasilkan tingkatan sikap relatif konsumen. Maka loyalitas adalah
penggabungan dari pengukuran sikap relatif konsumen yang dikombinasikan dengan pembelian berulang yang dilakukan oleh konsumen.
Dari penjelasan tersebut terdapat beberapa kemiripan konsep diantara ketiganya. Pada dasarnya, secara konseptual ketiga pendapat tersebut
menyebutkan bahwa loyalitas dapat diukur melalui penilaian sikap dan perilaku konsumen. Pertama, sikap loyalitas adalah kecenderungan
konsumen terhadap merek tertentu. Sikap dapat diukur melalui tingkat kekuatan sikap dan tingkat diferensiasi sikap. Kekuatan sikap ditunjukkan
dengan keyakinan, perasaan dan kehendak konsumen terhadap merek tertentu. Sedangkan tingkat diferensiasi ditunjukkan dengan signifikasi
konsumen dalam membedakan merek tertentu dengan pesaingnya. Kedua, perilaku loyal dapat ditunjukkan melalui waktu pembelian, frekuensi
pembelian dan jumlah uang yang dihabiskan untuk melakukan pembelian.