Pengertian Loyalitas Konsumen Kajian Teori
bauran yang tepat. Kedua, rendahnya sikap relatif disebabkan oleh dinamikan pasar dimana kebanyakan merek baru dianggap sama saja oleh
konsumen. Akibatnya, manajer merasa tidak mungkin untuk menciptakan sikap relatif yang tinggi tapi langsung berupaya untuk menghasilkan
loyalitas palsu. Loyalitas palsu dapat dihasilkan melalui manipulasi keadaan yang urgensi atau norma sosial. Keadaan urgensi ini dapat dicapai
melalui lokasi toko yang strategis, promosi pemasaran yang agresif dan menambah jumlah ruang pajang.
b. Loyalitas Palsu Spurious Loyalty Loyalitas palsu adalah keadaan dimana sikap relatif yang rendah
dikombinasikan dengan pembelian berulang yang tinggi. Secara konseptual, loyalitas palsu sama dengan konsep inersia dimana konsumen
merasakan sedikit diferensiasi antar merek, seperti rendahnya keterlibatan kategori merek dan melakukan pembelian berulang karena alasan
situasional atau kebiasaan. Dalam kondisi seperti ini, merek dapat berusaha untuk meningkatkan diferensisasi melalui produk atau perbaikan
iklan dan meraih loyalitas. c. Loyalitas Tersembunyi Latent Loyalty
Loyalitas tersembunyi mencerminkan sikap relatif yang tinggi namun tingkat pembelian berulang yang rendah. Hal ini mungkin terjadi karena
lingkungan pasar dimana pengaruh non sikap seperti norma subjektif dan efek situasional setidaknya sama, sehingga berpengaruh dalam
menentukan perilaku pembelian. Dalam kondisi seperti ini, manajemen lebih baik untuk berupaya sebaik mungkin dalam melayani dengan
menangani kendala situasi secara langsung dan menyelesaikannya dengan gaya yang efektif.
d. Loyalitas Loyalty Loyalitas menandakan korespondensi yang menguntungkan antara
sikap relatif dan pembelian berulang. Loyalitas dapat dicapai jika sikap relatif pada tingkat yang rendah maupun tinggi, asalkan konsumen
merasakan perbedaan yang signifikan antar merek. Perbedaan yang
dirasakan oleh konsumen tentunya akan menguntungkan, karena meningkatkan kekuatan sikap dan menghasilkan sikap relatif.
Gambar 2.1 Empat Jenis Loyalitas
Dari penjelasan tersebut, terdapat persamaan konsep di antara keduanya dan saling memperkuat argumentasi satu sama lain. Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat empat kondisi terkait dengan loyalitas. Pertama, tanpa loyalitas adalah kondisi dimana konsumen tidak memiliki sikap
kecenderungan terhadap merek dikombinasikan dengan pembelian berulang yang rendah. Kedua, loyalitas palsu atau lemah adalah kondisi dimana
konsumen memiliki frekuensi pembelian berulang yang tinggi namun tidak memiliki sikap kecenderungan terhadap merek tertentu. Ketiga, loyalitas
tersembunyi adalah kondisi dimana konsumen memiliki sikap kecenderungan terhadap merek tertentu namun tingkat pembelian berulangnya rendah.
Keempat, loyalitas premium adalah kondisi yang sangat menguntungkan dimana konsumen memiliki tingkat pembelian yang tinggi dan memiliki
sikap kecenderungan terhadap merek tertentu.