Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
11
diterimanya. Pada dasarnya, kemampuan berfikir kritis ini membuat siswa lebih kritis dalam memandang suatu hal, mampu untuk mencerna informasi yang
disampaikan dengan baik, serta mampu menganalisis informasi tersebut. Dalam aktivitas belajar, karakteristik individu yang dapat menggunakan
kemampuan berfikir kritis ini oleh Lau:
4
1. Memahami hubungan logis antara ide-ide.
2. Merumuskan ide secara singkat dan tepat.
3. Mengidentifikasi, membangun, dan mengevaluasi argument.
4. Mengevaluasi pro dan kontra dari keputusan.
5. Mengevaluasi bukti terhadap hipotesis.
6. Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum dalam penalaran.
7. Analisis masalah secara sistematis.
8. Mengidentifikasi relevansi dan pentingnya ide-ide.
9. Menyamakan persepsi dan nilai-nilai seseorang.
10. Merefleksikan dan mengevaluasi kemampuan berpikir seseorang.
Sedangkan, menurut Raymond S. Nickerson beberapa karakteristik seseorang yang memiliki kemampuan berfikir kritis adalah:
5
1. Menggunakan bukti dengan terampil dan seimbang.
2. Mengorganisir pemikiran dan mengartikulasikannya dengan singkat dan
dengan jelas. 3.
Memahami perbedaan antara memberi alasanmenalar dan merasionalkan. 4.
Memahami gagasan pada derajattingkat kepercayaan tertentu. 5.
Berusaha untuk mengantisipasi konsekuensi tindakan alternatif yang mungkin.
6. Dapat belajar independen dan memiliki kepercayaan dalam
melaksanakannya. 7.
Menerapkan teknik dan strategi pemecahan masalah dalam menyelesaikan materi apapun.
4
Lau, op. cit., h. 2.
5
Schafersman, op. cit., h. 4.
12
8. Dapat membangun sebuah permasalahan yang disajikan secara informal ke
dalam bentuk yang formal, seperti matematika, dan sekaligus dapat menggunakannya untuk memecahkan masalah.
9. Terbiasa mempertanyakan pendapatnya sendiri dan berusaha untuk
memahami pandanganasumsinya secara kritis juga implikasi dari pandangannya itu.
10. Mengenali kemungkinan yang keliru dari pendapatnya sendiri, mengenali
kemungkinan penyimpangan yang mungkin dari pendapatnya sendiri, dan menyadari bahaya pada bukti menurut pilihan pribadi.
11. Menyadari fakta bahwa pemahaman seseorang selalu terbatas.
Lebih lanjut Schafersman menyatakan seseorang yang memiliki kemampuan berfikir kritis dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai,
mengumpulkan informasi yang relevan, secara efisien dan kreatif mereka menyusun dan berbuat melalui informasi yang dikumpulkannya itu, bernalar
secara logika berdasarkan informasi, dan datang dengan kesimpulan yang reliabel dan dapat dipercaya tentang lingkungan yang memungkinkannya tinggal dan
berhasil di dalamnya.
6
Dalam mengajarkan kemampuan berfikir kritis ini dapat diajarkan dengan mengoptimalkan penggunaan kemampuan kognitif atau strategi yang dapat
meningkatkan peluang dari hasil yang diinginkan dalam tahap yang panjang. Poin yang terpenting adalah berfikir kritis bukan digunakan pada konteks yang negatif,
sebagai mencari kesalahan finding fault lawan bicara, tetapi kemampuan ini digunakan sebaliknya untuk kritis dalam melakukan pengevaluasian dan
pemutusan dari argumen yang diberikan. Untuk menilai kemampuan berfikir kritis yang dilakukan siswa selama
proses belajar adalah dengan indikator berfikir kritis. Dalam kurikulum berfikir kritis, menurut Ennis terdapat dua belas indikator berfikir kritis yang
dikelompokkan ke dalam lima keterampilan berfikir, yaitu:
7
6
Ibid., h. 3.
7
Dina Mayadiana Suwarma, Suatu Alternatif Pembelajaran Kemampuan Berfikir Kritis Matematika,Jakarta : Cakrawala Maha Karya, 2009, h. 13.