37 4. Tema 2. Keadaan Penduduk Indonesia.
Sub tema: ciri atau karakteristik penduduk Indonesia. Sub-sub tema: komposisi tingkat pendidikan di Indonesia. Menggunakan pendekatan
saintifik, model pembelajaran Problem Based Learning PBL maka permasalahan yang harus dipecah
kan oleh peserta didik adalah “Rendahnya Tingkat Pendidikan
dan Permasalahannya”. Media yang digunakan adalah media Picture in The Box Media 4: Rendahnya Tingkat Pendidikan dan
Permasalahannya.
2.7 Dasar Pengembangan Media Picture in The Box
Dasar pengembangan media Picture in The Box adalah hasil dari analisis kebutuhan berupa pengetahuan tentang ketersediaan media, karakteristik siswa
gaya belajar, pandangan tentang media visual berupa gambar, pendekatan dan
model pembelajaran IPS di Kurikulum 2013.
a. Hasil Dari Analisis Kebutuhan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pendidik mata pelajaran IPS diperoleh
kesimpulan bahwa pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran IPS masih kurang ditandai dengan hasil belajar yang rendah. Hal ini dikarenakan
masih sedikitnya media yang dapat digunakan dalam penyampaian materi pelajaran IPS, sehingga pendidik mata pelajaran IPS menyimpulkan perlunya
dikembangkan suatu media yang dapat membantu peserta didik maupun pendidik dalam mempelajari materi mata pelajaran IPS di kelas VII.
38 b. Pemilihan Media Visual.
Pemilihan media visual dalam penelitian ini didasari oleh karekteristik umum peserta didik. Karakteristik peserta didik yang dimaksudkan dalam penelitian
ini adalah gaya belajar dan usia peserta didik. DePorter dan Hernacki dalam
Halim 2012: 143 menyatakan bahwa gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari cara seseorang dalam menyerap informasi, kemudian mengatur
serta mengolah informasi tersebut menjadi bermakna. Kemampuan menyerap informasi setiap siswa cenderung berbeda berdasarkan modalitas belajarnya.
Ada siswa memiliki kecendrungan menyerap informasi lebih maksimal melalui indra penglihatan visual, ada juga yang maksimal menyerap
informasi melalui indra pendengaran auditorial, sementara yang lain maksimal menyerap informasi melalui aktifitas fisik atau tubuh kinestetik
atau belajar somatis. Upaya guru mengenali modalitas belajar siswa visual, auditorial, atau kinestik sangat diharapkan dalam membantu memaksimalkan
fungsi dominasi otak siswa sebagai bentuk kemampuan mengatur dan mengelola informasi melalui berbagai aktifitas fisik dan mental.
Berdasarkan tahap-tahap perkembangan kognitif manusia menurut Jean Piaget, peserta didik kelas VII SMP yang umumnya berusia 13 tahun berada
pada tahap Formal Operations 11 atau 12 tahun ke atas. Pada tahap ini, pemikiran proses berfikir tak lagi bergantung hanya pada hal-hal yang
langsung dan riil saja tetapi semakin logis. Anak sudah mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan mencari solusi kemungkinan dalam
memecahkan masalah, berfikir berdasarkan hipotesis, merekonstruksi sejumlah informasi secara sistematis, menggunakan rasio dan logika,
39 memahami arti simbolik, dan membuat perkiraan di masa depan serta
berusaha mencari solusi berbagai problem kehidupan yang tiada berkesudahan.
Pengembangan media visual berupa gambar yang bernama Picture in The Box
sangat tepat dengan perkembangan kognitif manusia dan gaya belajar visual yang dimiliki peserta didik kelas VII di SMPN 1 Kotabumi. Hal ini ditegaskan
pula oleh Halim 2012: 149 yang menyatakan bahwa siswa yang bergaya belajar visual dapat dilihat dari ciri-ciri utama yaitu menggunakan modalitas
belajar dengan kekuatan indra mata. Umumnya orang bergaya visual dalam menyerap informasi menerapkan strategi visual yang kuat dengan gambar dan
ungkapan yang berciri visual. c. Pendekatan dan Model Pembelajaran IPS.
Berdasarkan Kurikulum
2013, pembelajaran
IPS harus
disajikan menggunakan pendekatan ilmiah saintifikscientific, dan menggunakan
model yang dianjurkan dalam kurikulum 2013, yaitu discovery-inquiry based learning, problem based learning, dan project based learning.
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat didefinisikan sebagai
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati, merumuskan pertanyaan, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan menarik kesimpulan serta mengomunikasikan kesimpulan 5M.
Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan mencipta Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan RI, 2014: 8.
40 Pembelajaran dengan pendekatan saintifik antara lain didasarkan pada prinsip
pembelajaran sebagai berikut.
1. Berpusat pada peserta didik. 2. Memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengkonstruk konsep,
hukum, dan prinsip. 3. Mendorong terjadinya peningkatan kecakapan berpikir peserta didik.
4. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik. 5. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan
dalam komunikasi Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan RI, 2014: 8-9.
Secara umum pembelajaran dengan pendekatan saintifik dilakukan dengan langkah-langkah.
1. Peserta didik melakukan pengamatan atas suatu fenomena yang berupa gambarvideo, lingkungan sekitar untuk mengidentifikasi hal-hal yang
ingin diketahui dari hasil pengamatan. 2. Peserta didik merumuskan pertanyaan berdasarkan hal-hal yang ingin
diketahui peserta didik pada saat melakukan pengamatan. 3. Mengumpulkan data atau informasi dengan berbagai teknik, seperti:
membaca Buku Peserta Didik, mencari di internet, wawancara dengan nara sumber atau melakukan pengamatan di lapangan.
4. Menganalisis data atau informasi yang diperoleh dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan sampai diperoleh
suatu kesimpulan atas jawaban dari pertanyaan yang telah dirumuskan. 5. Mengomunikasikan kesimpulan dengan cara mempresentasikan di depan
kelas, menempel kesimpulan pada dinding kelas atau tempat yang telah disediakan sebagai wahana belajar peserta didik.
6. Pengorganisasian materi IPS dalam Kurikulum 2013 dilakukan secara terpadu. Model pendekatan terpadu, memadukan berbagai disiplin ilmu
sosial sedemikian rupa sehingga batas-batas antara disiplin ilmu yang satu dengan lainnya menjadi tidak tampak. Pendekatan terpadu pada
hakikatnya merupakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari,
menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistic dan autentik. Melalui pengembangan materi terpadu, peserta didik dapat
memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kembali pengetahuan
yang dipelajarinya Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan RI, 2014: 9.
41 Model-model pembelajaran yang direkomendasikan di dalam standard proses
adalah Pembelajaran Berbasis Masalah PBM, Pembelajaran Berbasis Proyek PBP, dan Discovery-Inquiry DI. Ketiga model tersebut diharapkan dapat
memperkuat penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
[
Pembelajaran Berbasis Masalah PBM atau dalam bahasa Inggris disebut Problem Based Learning PBL adalah pembelajaran yang menggunakan masalah
nyata sebagai konteks atau sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta membangun
pengetahuan baru. Dalam pembelajaran berbasis masalah, peserta didik secara individual maupun kelompok, menyelesaikan masalah nyata tersebut dengan
menggunakan strategi atau pengetahuan yang telah dimiliki. Secara kritis, peserta didik menemukan masalah, mengevaluasi kesesuaian strategi dan solusi, dan
mengomunikasikan simpulan. Tujuan utama PBM bukanlah penyajian sejumlah besar fakta kepada peserta didik, melainkan pada pengembangan kemampuan
peserta didik untuk berpikir kritis, menyelesaikan masalah, dan sekaligus mengembangkan pengetahuannya Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan RI,
2014: 10.
Berdasarkan pendekatan dan model pembelajaran berbasis masalah PBM yang ada dalam Kurikulum 2013, maka media visual yaitu gambar Picture in The Box
sangat tepat digunakan sesuai dengan langkah-langkah dalam pendekatan saintifik yang pertama yaitu: peserta didik melakukan pengamatan dan mempelajari suatu
fenomena yang berupa gambar, kedua: melalui hasil pengamatan dan mempelajari gambar tersebut, peserta didik mengumpulkan suatu pertanyaan, ketiga: untuk