Penggunaan Media Picture in The Box Dalam Pembelajaran IPS

50 6. Garis Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan khusus. 7. Tekstur Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus yang dapat digunakan untuk penekanan unsur. 8. Warna Warna digunakan untuk memberi kesan pemisahan, penekanan, untuk membangun keterpaduan, mempertinggi tingkat realisme objek, menunjukkan persamaan dan perbedaan, serta menciptakan respons emosional tertentu. Dalam proses pembelajaran, pendidik dapat membuat sendiri media pembelajaran sederhana yang dapat berupa gambar atau foto. Menurut Hamalik 1994: 67-68, sebelum membuat media gambar terlebih dahulu memperhatikan keaslian gambar, kesederhanaan, bentuk item, dan artistik. Media gambar sebagai bagian dari media pembelajaran sederhana sering dipergunakan karena nilai ekonomis dan kepraktisannya. Media pembelajara Picture in The Box yang dihasilkan dalam penelitian ini, memiliki prinsip pengembangan media gambar secara garis besar berkaitan dengan bentuk maupun isi sebagai berikut. 1. Komponen penting yang dikaitkan dengan media pembelajaran adalah media Picture in The Box adalah penyampai pesan secara visual dari rangkaian gambar dan kalimat yang berbentuk deskriptif. Dari mengamati dan mempelajari gambar tersebut, peserta didik dapat terbantu untuk mengumpulkan sejumlah pertanyaan, informasi, dan mengasosiasikannya, kemudian mengomunikasikannya di depan kelas. 2. Dari segi gambar, media pembelajaran Picture in The Box terdiri dari gambar fenomena-fenomena alam, sosial, dan manusia yang terdapat di lingkungan 51 sekitar maupun yang lebih luas lagi. Sebagai media pembelajaran, media Picture in The Box menekankan pada kejelasan gambar, pewarnaan, kemenarikan, dan pemakaain bahasa yang mudah dipahami sebagai kesinambungan antara kalimat dengan gambar. Dengan demikian media Picture in The Box sebagai media pembelajaran memiliki konsep sederhana namun jelas dari segi visualnya. 3. Dari segi bentuk, media pembelajaran Picture in The Box yang dikembangkan berbentuk kartu-kartu dengan ukuran 7 cm X 10 cm dari bahan fiber. Desain kartu yang dikembangkan adalah gambar, tulisan, dan warna. 4. Dari segi isi, media Picture in The Box menceritakan tentang persebaran flora dan kerusakan hutan Indonesia, persebaran fauna dan fauna langka yang semakin langka, kepadatan penduduk dan permasalahannya, dan rendahnya tingkat pendidikan dan permasalahannya. Teknik Pembuatan Media Picture in The Box, sebagai berikut. 1. Menentukan langkah pengembangan media, yaitu Borg dan Gall. 2. Menentukan langkah desain produk media, yaitu desain Dick Carey. 3. Menentukan jenis dan komponen media yang akan dibuat, yaitu. Jenis media: media visual berupa gambar. Bahan dasar media: fiber. Ukuran: 7 cm x 10 cm. Jumlah gambar Satu media Picture in The Box pada satu pertemuan: 10 sampai 20 gambar. 52 Sumber media: buku materi pelajaran IPS kelas VII, downloads internet. Produksi media: percetakan. 4. Mengakses di internet gambar-gambar yang dibutuhkan sesuai dengan tema, sub tema dan permasalahan yang akan dipecahkan oleh peserta didik. 5. Setelah melakukan uji coba produk, lalu dicetak. Memerlukan jasa percetakan. 6. Gambar yang telah dicetak berbentuk kartu lalu diletakkan dalam kotak berukuran kartu tersebut. 7. Menentukan langkah-langkah penggunaan media membuat buku panduan penggunaan media bagi pendidik. Penelitian pengembangan media Picture in The Box dalam proses pembelajaran IPS SMP kelas VII hanya dilakukan di satu sekolah, tetapi langkah-langkah penelitian pengembangan media Picture in The Box pada mata pelajaran IPS SMP ini dilakukan sampai langkah kesembilan dari prosedur pengembangan Borg and Gall. Tahap pengembangan produk media Picture in The Box dalam pembelajaran IPS SMP kelas VII berdasarkan pada langkah-langkah prosedur pengembangan desain instruksional dari Dick and Carey yang meliputi sepuluh langkah.

2.10 Pengertian Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial IPS

Pengertian Pendidikan IPS di Indonesia sebagaimana yang terjadi di sejumlah negara pada umumnya masih dipersepsikan secara beragam. Namun, definisi yang sudah lama dirumuskan sebagai hasil adopsi dan adaptasi dari gagasan global reformers adalah definisi dari Prof. Nu’man Somantri Sapriya, 2009: 11 53 yang mendefinisikan Pendidikan IPS dalam dua jenis, yakni pendidikan IPS untuk persekolahan dan Pendidikan IPS untuk perguran tinggi sebagai berikut. 1. Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu- ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogispsikologis untuk tujuan pendidikan. 2. Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Pengertian Pendidikan IPS yang pertama berlaku untuk pendidikan dasar dan menengah, sedangkan yang kedua berlaku untuk perguruan tinggi atau LPTK. Perbedaan dari dua definisi ini terletak pada istilah “penyederhanaan” untuk pendidikan dasar dan menengah, sedangkan untuk perguruan tinggi ada istilah “seleksi”. Menurut Somantri Sapriya, 2009: 11, istilah penyederhanaan digunakan pada PIPS pendidikan dasar dan menengah dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa tingkat kesukaran bahan harus sesuai dengan tingkat kecerdasan dan minat peserta didik, sedangkan tingkat kesukaran untuk perguruan tinggi adalah sama dengan tingkat kesukaran perguruan tinggi.

2.11 Aktivitas Belajar

Belajar merupakan salah satu faktor penting dalam proses pendidikan. Dengan belajar manusia akan dapat meningkatkan kemampuannya baik dibidang pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang dapat bermanfaat bagi dirinya dalam masyarakat.