41 Model-model pembelajaran yang direkomendasikan di dalam standard proses
adalah Pembelajaran Berbasis Masalah PBM, Pembelajaran Berbasis Proyek PBP, dan Discovery-Inquiry DI. Ketiga model tersebut diharapkan dapat
memperkuat penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
[
Pembelajaran Berbasis Masalah PBM atau dalam bahasa Inggris disebut Problem Based Learning PBL adalah pembelajaran yang menggunakan masalah
nyata sebagai konteks atau sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta membangun
pengetahuan baru. Dalam pembelajaran berbasis masalah, peserta didik secara individual maupun kelompok, menyelesaikan masalah nyata tersebut dengan
menggunakan strategi atau pengetahuan yang telah dimiliki. Secara kritis, peserta didik menemukan masalah, mengevaluasi kesesuaian strategi dan solusi, dan
mengomunikasikan simpulan. Tujuan utama PBM bukanlah penyajian sejumlah besar fakta kepada peserta didik, melainkan pada pengembangan kemampuan
peserta didik untuk berpikir kritis, menyelesaikan masalah, dan sekaligus mengembangkan pengetahuannya Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan RI,
2014: 10.
Berdasarkan pendekatan dan model pembelajaran berbasis masalah PBM yang ada dalam Kurikulum 2013, maka media visual yaitu gambar Picture in The Box
sangat tepat digunakan sesuai dengan langkah-langkah dalam pendekatan saintifik yang pertama yaitu: peserta didik melakukan pengamatan dan mempelajari suatu
fenomena yang berupa gambar, kedua: melalui hasil pengamatan dan mempelajari gambar tersebut, peserta didik mengumpulkan suatu pertanyaan, ketiga: untuk
42 mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui dari hasil pengamatan, peserta didik
mencatat fakta-fakta atau mengumpulkan datainformasi, keempat: kegiatan mengasosiasi yaitu peserta didik merumuskan simpulan hasil dari curah pendapat
terkait permasalahan yang ditampilkan, kelima: peserta didik mengomunikasikan hasil kegiatan curah pendapat di depan kelas dan pada lembar kegiatan.
Sedangkan untuk pembelajaran berbasis masalah PBM, media Picture in The Box juga sangat tepat karena sebagai sarana memunculkan fenomena alam dan
sosial berupa gambar-gambar yang merupakan masalah dan harus dipecahkan peserta didik.
2.8 Konsep Pembelajaran
Seorang pendidik dalam rangka mentransfer pengetahuan kepada peserta didik memerlukan suatu proses pembelajaran. Proses pembelajaran dalam dunia
pendidikan diharapkan peserta didik dapat memperolah pengetahuan serta pengalaman agar dapat merubah tingkah laku yang dapat berguna dalam
kehidupannya.
Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.
Konsep pembelajaran menurut Corey dalam Sagala 2012: 61 adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia
turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
43 menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset
khusus dari pendidikan. Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Sagala 2012: 62, pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional,
untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa pembelajaran adalah rangkaian suatu proses belajar yang difasilitasi oleh pendidik dalam rangka meningkatkan
kemampuan berfikir untuk mendapatkan pengetahuan baru, meningkatkan kreativitas dan merubah prilaku peserta didik atau pembelajaran sebagai proses
belajar yang dibangun oleh pendidik untuk mengembangkan kreatifitas berfikir peserta didik, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan
baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
Sesuai dengan Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Permendikbud Nomor 64 Tahuni 2013 tentang Standar Isi, dan
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang standard proses, mengemukakan sejumlah prinsip pembelajaran sebagai berikut.
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu. 2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis
aneka sumber belajar. 3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah. 4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi. 5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi.
44 7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; peningkatan
dan keseimbangan antara keterampilan fisikal hardskills, dan keterampilan mental softskills.
8. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2014: 6.
2.8.1 Media Picture in The Box Dalam Proses Pembelajaran IPS
Sebagai media komunikasi visual, gambar dapat diterapkan sebagai alat bantu pendidikan dan mampu menyampaikan informasi secara efektif dan efisien.
Seperti diketahui, gaya belajar terdiri atas gaya visual, auditori, dan kinestetik. Gaya belajar visual merupakan gaya belajar yang lebih mengandalkan indra visual
untuk menyerap informasi.
Media pembelajaran yang berupa gambar yaitu Picture in The Box adalah media
pembelajaran yang potensial. Aspek visual yang mengoptimalkan mata untuk mengamati dan mempelajari gambar-gambar dan teks yang disertakan. Sehingga
media Picture in The Box dapat digunakan peserta didik untuk mengenali konsep.
Media pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran IPS. Hal tersebut dikarenakan pelajaran IPS adalah pelajaran yang mengintegrasikan
materi sejarah, ekonomi dan geografi ditambah dengan materi yang berhubungan dengan kehidupan sosial peserta didik. Oleh karena itu dalam satu topik
pembelajaran, diperlukan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan termasuk materi lain yang merupakan bidang kajian yang tercakup
didalamnya.
45 Meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik di dalam proses pembelajaran
sangat dibutuhkan adanya media alat bantu yang sesuai dengan bahan yang akan diajarkan. Penerapan kurikulum baru sekarang ini juga mengarisbesarkan tentang
perlunya meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran dengan berbagai kegiatan. Kegiatan itu tentu saja dapat terlaksana
dengan adanya media alat bantu. Jadi jelasnya bagi kita bahwa penggunaan media pendidikan juga harus didasarkan pada analisa kurikulum Rusyana,
2009: 89.
Dari hasil penelitian Seth Spaulding dalam Sudjana dan Rivai 2011: 12 tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar-gambar, dapat disimpulkan sebagai
berikut. 1. Ilustrasi gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik
minat belajar siswa secara aktif. 2. Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak yang dapat
ditasirkan berdasarkan pengalaman di masa lalu, melalui penafsiran kata- kata.
3. Ilustrasi gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama dalam menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi teks yang
menyertainya. 4. Dalam booklet, pada umumnya anak-anak lebih menyukai setengah atau
satu halaman penuh bergambar, disertai beberapa petunjuk yang jelas. Lebih baik lagi apabila lebih dari separuh isi booklet itu memuat ilustrasi
gambar.
5. Ilustrasi gambar harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar minat para siswa menjadi efektif.
Menurut Munir 2012: 262-263, prinsip-prinsip pemakaian gambar pada setiap kegiatan pembelajaran, antara lain.
1. Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan
inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran.
46 2. Padukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab keefektifan pemakaian
gambar-gambar di dalam proses belajar mengajar memerlukan keterpaduan.
3. Pergunakan gambar seefektif mungkin. 4. Kurangi penambahan kata-kata pada gambar.
5. Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambar-gambar para siswa
akan didorong untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lisan dan tulisan, seni grafis dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya.
6. Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan gambar baik secara umum maupun secara khusus.
Media visual berupa gambar atau Picture in The Box yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah gambar tentang fenomena alam dan fenomena sosial
yang menjadi kajian materi pelajaran IPS yang dibuat dalam bentuk kartu berukuran 10 cm x 7 cm lalu diletakkan dalam kotak seukuran kartu tersebut.
Dalam satu sub-sub tema bahasan terdapat 10 sampai 20 kartu tergantung materi yang akan dikaji. Setiap kotak memiliki satu sub-sub tema yang dituangkan dalam
kartu bergambar tersebut. Masing-masing kartu berisi gambar tentang fenomena- fenomena tersebut. Kemudian setiap kelompok peserta didik memperoleh satu
kotak kartu lalu peserta didik secara berkelompok mendiskusikan untuk menjawab permasalahan dan memberi solusi tentang fenomena yang terjadi dengan panduan
gambar-gambar tersebut. Gambar hanya merupakan simbol, tugas peserta didik untuk mengartikan gambar tersebut sehingga menjadi lebih bermakna.
2.8.2 Penggunaan Media Picture in The Box Dalam Pembelajaran IPS
Picture in The Box adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar yang berukuran 10 x 7 cm. Gambar-gambar tersebut merupakan rangkaian pesan
yang disajikan mengenai fenomena-fenomena alam dan sosial.
[[