Data Biofisik Lahan Gambut Data Sosial, Ekonomi dan Kelembagaan

Data sekunder diperoleh dari instansi terkait di Propinsi Riau, Kabupaten Bengkalis-Meranti seperti Bapeda, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Dinas Kimpraswil, BP DAS, Badan Pertanahan Nasional BPN, Badan Pusat Statistik BPS, Perusahan Perkebunan, Kecamatan dan Desa dalam wilayah Kabupaten Bengkalis-Meranti. Selain itu data sekunder juga diperoleh dari Perguruan Tinggi seperti UNRI, IPB, BPPT, Bakosurtanal dan Badan Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya LahanPuslittanak Bogor. Data primer dikumpulkan dengan metode survei dengan teknik wawancara mendalam, pengamatan lapangan dan pengukuran. Wawancara mendalam indepth interview dengan responden menggunakan kuisioner terstruktur atau semi terstruktur. Sedangkan pendapat para pakar dilakukan melalui wawancara atau Focus Group Discussion FGD.

3.4.1. Data Biofisik Lahan Gambut

Data primer biofisik lahan gambut diperoleh dari hasil survei lapangan melalui pengukuran parameter secara langsung dan laboratorium. Pengambilan contoh tanah gambut utuh undisturbed soil samples pada lahan gambut yang belum dilakukan pembersihan lahan land clearing. Pengambilan contoh tanah terganggu disturbed soil samples pada lahan gambut yang telah dilakukan pembersihan lahan land clearing. Analisis contoh tanah meliputi warna tanah, kedalaman air tanah, komposisi dan ketebalan gambut, substratum, pH H 2 O, KCl, C-organik , kadar air , kadar abu dan biomassa tanaman ton ha -1 , metode analisis tercantum pada Tabel 6. Tabel 6. Parameter dan metode analisis tanah gambut No. Parameter Biofisik Metode Analisis 1. Warna tanah Munsell Soil Color Charts 2. Ketebalan gambut cm Pemboran 3. Kedalaman air tanah Pemboran 4. Kadar air Gravimetri, ring sampel 5. pH H 2 O dan KCl 1:1 pH-meter, Gelas elektrode 6. C-organik Walkley dan Black 7. Kadar abu Gravimetri 8. Biomassa tanaman Persamaan Alometrik Brown et al. 1989; Istomo,2002 Untuk memberi gambaran menyeluruh terhadap kondisi biofisik lahan gambut pengambilan contoh tanah gambut dilakukan antara lain : 1 pada hutan rawa gambut yang alami dan belum banyak mengalami perubahan karakteristik biofisik; 2 perkebunan kelapa sawit usia tanam 3, 3 - 9 dan 10 tahun. Selain itu, digunakan juga teknik wawancara, diskusi, kuisioner pada wilayah studi yang terdiri dari berbagai pakar dan pemangku kepentingan stakeholders yang terkait dengan kegiatan pengelolaan lahan gambut pada agroekologi perkebunan kelapa sawit. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan dan dokumen dari berbagai dinasinstansi terkait dengan penelitian yang dilakukan.

3.4.2. Data Sosial, Ekonomi dan Kelembagaan

Pemilihan responden disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan jumlah responden yang akan diambil yaitu responden yang dianggap dapat mewakili dan memahami permasalahan yang diteliti. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode Expert Survey yang dibagi atas dua cara : a. Responden dari masyarakat selain pakar di lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan Purposive Random Sampling Walpole, 1995. b. Responden dari kalangan pakar dipilih secara sengaja purposive sampling . Responden yang dipilih memiliki kepakaran sesuai dengan bidang kajian. Beberapa pertimbangan dalam penentuan pakar yang akan dijadikan responden, menggunkaan kriteria sebagai berikut : 1 mempunyai pengalaman yang kompoten sesuai dengan bidang yang dikaji; 2 memiliki reputasi, kedudukanjabatan dalam kompetensinya dengan bidang yang dikaji; 3 memiliki kredibilitas yang tinggi, bersedia dan atau berada pada lokasi yang dikaji. Stakeholders yang menjadi responden meliputi masyarakat atau pekebun yang memiliki perkebunan kelapa sawit dengan luasan minimal 2 ha yang berjumlah 50 orang. Jumlah responden tersebut dipilih secara acak sederhana, yang jumlahnya ditetapkan secara proporsional proportional cluster random sampling . Responden dari kalangan pakar atau ahli yang dipilih secara sengaja purposive sampling dari berbagai latar belakang keahlian dan asal instansi yang disesuaikan dengan keterwakilan stakeholders. Jumlah pakar sebanyak 20 orang yang berasal dari Dinas Perkebunan ProvinsiKabupaten Bengkalis-Meranti, Balitbang Provinsi RiauKabupaten Bengkalis-Meranti, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan, Bank Riau, PT. Perkebunan Nusantara V PTPN V, PT.Teguh Karsa Wana Lestari PT.TKWL, PT. Cylandra Perkasa Surya Dumai Group, Perguruan Tinggi Universitas Riau, Universitas Islam Riau, Universitas Lancang Kuning dan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Qosim Pekanbaru, Lembaga Adat Melayu Riau LAMR, Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau FKPMR, LSM Scale UpSawit Watch, Walhi Riau, Jikalahari.

3.5. Metode Analisis Data