Data Biofisik Lahan Gambut

Untuk memberi gambaran menyeluruh terhadap kondisi biofisik lahan gambut pengambilan contoh tanah gambut dilakukan antara lain : 1 pada hutan rawa gambut yang alami dan belum banyak mengalami perubahan karakteristik biofisik; 2 perkebunan kelapa sawit usia tanam 3, 3 - 9 dan 10 tahun. Selain itu, digunakan juga teknik wawancara, diskusi, kuisioner pada wilayah studi yang terdiri dari berbagai pakar dan pemangku kepentingan stakeholders yang terkait dengan kegiatan pengelolaan lahan gambut pada agroekologi perkebunan kelapa sawit. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan dan dokumen dari berbagai dinasinstansi terkait dengan penelitian yang dilakukan.

3.4.2. Data Sosial, Ekonomi dan Kelembagaan

Pemilihan responden disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan jumlah responden yang akan diambil yaitu responden yang dianggap dapat mewakili dan memahami permasalahan yang diteliti. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode Expert Survey yang dibagi atas dua cara : a. Responden dari masyarakat selain pakar di lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan Purposive Random Sampling Walpole, 1995. b. Responden dari kalangan pakar dipilih secara sengaja purposive sampling . Responden yang dipilih memiliki kepakaran sesuai dengan bidang kajian. Beberapa pertimbangan dalam penentuan pakar yang akan dijadikan responden, menggunkaan kriteria sebagai berikut : 1 mempunyai pengalaman yang kompoten sesuai dengan bidang yang dikaji; 2 memiliki reputasi, kedudukanjabatan dalam kompetensinya dengan bidang yang dikaji; 3 memiliki kredibilitas yang tinggi, bersedia dan atau berada pada lokasi yang dikaji. Stakeholders yang menjadi responden meliputi masyarakat atau pekebun yang memiliki perkebunan kelapa sawit dengan luasan minimal 2 ha yang berjumlah 50 orang. Jumlah responden tersebut dipilih secara acak sederhana, yang jumlahnya ditetapkan secara proporsional proportional cluster random sampling . Responden dari kalangan pakar atau ahli yang dipilih secara sengaja purposive sampling dari berbagai latar belakang keahlian dan asal instansi yang disesuaikan dengan keterwakilan stakeholders. Jumlah pakar sebanyak 20 orang yang berasal dari Dinas Perkebunan ProvinsiKabupaten Bengkalis-Meranti, Balitbang Provinsi RiauKabupaten Bengkalis-Meranti, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan, Bank Riau, PT. Perkebunan Nusantara V PTPN V, PT.Teguh Karsa Wana Lestari PT.TKWL, PT. Cylandra Perkasa Surya Dumai Group, Perguruan Tinggi Universitas Riau, Universitas Islam Riau, Universitas Lancang Kuning dan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Qosim Pekanbaru, Lembaga Adat Melayu Riau LAMR, Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau FKPMR, LSM Scale UpSawit Watch, Walhi Riau, Jikalahari.

3.5. Metode Analisis Data

3.5.1. Analisis Biofisik dan Kesesuaian Lahan Gambut

Karakteristik biofisik lahan gambut dianalisis secara deskriptif dan untuk melihat hubungan antar parameter dilakukan analisis regresi-korelasi dengan menggunakan model hubungan linier Steel dan Torrie, 1980. Evaluasi lahan dilakukan dengan penilaian kelas kemampuan dan kesesuaian lahan. Kelas kemampuan lahan dinilai berdasarkan sifat-sifat fisik dan kimia lingkungan dan jenis faktor penghambat sesuai dengan kriteria klasifikasi kemampuan lahan Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007. Sedangkan kelas kesesuaian lahan ditentukan dengan menilai atau membandingkan kualitas lahan pada setiap satuan lahan dengan kriteria kesesuaian lahan Lampiran 4 untuk aktivitas perkebunan kelapa sawit pada lahan gambut Puslittanak, 2003.

3.5.2. Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi perkebunan kelapa sawit dilakukan dengan menghitung kelayakan finansial nilai Internal Rate of Return IRR, nilai Net Present Value NPV dan Benefit-Ratio BC pada perkebunan rakyat 1 ha dan perkebunan skala industri 6.000 ha. Data yang diperlukan antara lain skala penggunaan lahan, biaya produksi, perkembangan tingkat harga komoditas, kredit usaha tani KUT dan suku bunga bank. Data kondisi sosial ekonomi diperoleh melalui wawancara terstruktur pada responden yang dipilih secara acak dengan menggunakan kuesioner. Data untuk perkebunan skala industri diperoleh melalui