Nilai indeks keberlanjutan setiap dimensi dapat divisualisasikan dalam bentuk diagram layang-layang kite diagram seperti tertera pada Gambar 6.
Gambar 6. Ilustrasi diagram layang-layang indeks keberlanjutan
3.5.4. Analisis Kebutuhan Stakeholders
Analisis kebutuhan stakeholders dilakukan untuk memperoleh komponen- komponen yang berpengaruh dan berperan penting dalam pengelolaan lahan
gambut pada agroekologi perkebunan kelapa sawit dari seluruh stakeholders yang terlibat. Setelah mendapatkan data pendukung untuk penetapan kebutuhan dasar
yang diperoleh berdasarkan analisis kebutuhan stakeholders, selanjutnya diperkirakan kebutuhan setiap stakeholders.
3.5.5. Analisis Faktor Penentu Pengelolaan Lahan Gambut
Analisis prospektif digunakan untuk menentukan faktor-faktor penting dalam pemanfaatan lahan gambut secara berkelanjutan. Analisis prospektif tidak
sama dengan peramalan karena analisis prospektif dapat memprediksi alternatif- alternatif yang akan terjadi dimasa yang akan datang baik bersifat positif
diinginkan ataupun yang negatif tidak diinginkan. Kegunaan analisis prospektif adalah mempersiapkan tindakan strategis yang perlu dilakukan dan
melihat apakah perubahan dibutuhkan dimasa depan Bourgoise, 2007.
20 40
60 80
100 Ekonomi
Ekologi
Sosial Infrastruktur dan
Teknologi Hukum dan
Kelembagaan
Dari analisis prospektif diketahui informasi mengenai faktor kunci key factors
pengelolaan lahan gambut sesuai kebutuhan stakeholders. Menurut Hardjomidjojo 2004 tahapan dalam analisis prospektif antara lain: 1 definisi
dari tujuan sistem yang dikaji perlu spesifik dan dimengerti oleh semua pakar yang akan diminta pendapatnya. Hal ini dilakukan agar pakar mengerti ruang
lingkup dan kajian penyamaan pandangan tentang sistem yang dikaji; 2 identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam pencapaian tujuan tersebut,
yang biasanya merupakan kebutuhan stakeholders. Berdasarkan tujuan studi yang ingin dicapai, pakar diminta mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh
dalam pencapaian tujuan tersebut. Pakar diharapkan dapat mewakili stakeholders, sehingga semua kepentingan dapat terwakili. Pada tahapan ini definisi dari setiap
faktor harus jelas dan spesifik, dimana intergrasi pendapat pakar dilaksanakan dengan mengambil nilai modus; 3 penilaian pengaruh langsung antar faktor.
Seluruh faktor yang teridentifikasi akan dilakukan penilaian terhadap pengaruh langsung antar faktor, sebagaimana disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Pedoman penilaian analisis prospektif Skor
Keterangan Tidak ada pengaruh
1 Berpengaruh kecil
2 Berpengaruh sedang
3 Berpengaruh sangat kuat
Sumber: Bourgeois 2007
Analisis prospektif akan digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dominan faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengelolaan lahan gambut
berbasis sumberdaya lokal pada agroekologi perkebunan kelapa sawit. Analisis dilakukan dengan tiga tahapan antara lain: 1 analisis peubah dominan dan
sensitif yang diperoleh dari analisis status keberlanjutan; 2 analisis peubah dominan dan analisis kebutuhan atau peubah penting dari responden yang
representatif; 3 analisis peubah gabungan yang berada pada kuadran satu dan dua. Hasil peubah kuadran satu dan dua yang akan digunakan dalam analisis
model. Penilaian dilakukan dengan memberi skor 3 jika pengaruh langsung antar faktor sangat kuat; skor 2 jika pengaruh langsung antar faktor sedang; skor 1 jika
pengaruh langsung antar faktor kecil, dan skor 0 jika tidak ada pengaruh langsung antar faktor.
Setelah diperoleh faktor-faktor kunci dilakukan analisis matrik pengaruh dan ketergantungan untuk melihat posisi setiap faktor dalam model pengelolaan
lahan gambut berbasis sumberdaya lokal pada agroekologi perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan software analisis prospektif, tampilan seperti pada
Gambar 7. Gambar 7. Penentuan tingkat pengaruh dan ketergantungan antar faktor dalam
pengelolaan lahan gambut pada agroekologi perkebunan kelapa sawit. Masing-masing kuadran dalam diagram mempunyai karakteristik faktor
yang berbeda dan bisa di ”adjust” untuk memperoleh skenario strategis Bourgeois dan Jesus, 2004 sebagai berikut: 1 kuadran pertama faktor penentu
atau penggerak driving variables: memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh kuat namun ketergantungannya kurang kuat. Faktor-faktor pada kuadran
ini merupakan faktor penentu atau penggerak yang termasuk ke dalam kategori faktor paling kuat dalam sistem yang dikaji; 2 kuadran dua faktor penghubung
leverage variables: menunjukkan faktor yang mempunyai pengaruh kuat dan ketergantungan yang kuat antar faktor, dimana faktor-faktor dalam kuadran ini
sebagian dianggap sebagai faktor atau peubah yang kuat; 3 kuadran tiga faktor terikat output variables: mewakili faktor output, dimana pengaruhnya kecil
tetapi ketergantungannya tinggi; 4 kuadran empat faktor bebas marginal variables
: merupakan faktor marginal yang pengaruhnya kecil dan tingkat ketergantungannya juga rendah, sehingga faktor-faktor ini dalam sistem bersifat
bebas.
Faktor Penentu
Faktor Bebas UNUSED
Faktor Penghubung
Faktor Penentu OUTPUT III
Bourgeois 2007 menyatakan bahwa terdapat dua tipe sebaran variabel dalam grafik pengaruh dan ketergantungan antara lain: 1 tipe sebaran yang
cenderung mengumpul pada diagonal kuadran empat ke kuadran dua. Tipe ini menunjukkan bahwa sistem yang dibangun tidak stabil karena sebagian besar
variabel yang dihasilkan termasuk variabel marginal atau leverage variable. Hal ini menyulitkan dalam membangun skenario strategis untuk masa mendatang; 2
tipe sebaran yang mengumpul di kuadran satu ke kuadran tiga, sebagai indikasi bahwa sistem yang dibangun stabil karena memperlihatkan hubungan yang kuat,
dimana variabel penggerak mengatur variabel output dengan kuat. Selain itu dengan tipe ini maka skenario strategis bisa dibangun lebih mudah dan efisien.
Tahapan berikutnya dari analisis prospektif adalah analisis morfologis dengan tujuan untuk memperoleh domain kemungkinan masa depan agar skenario
strategis yang diperoleh relevan. Tahapan ini dilakukan dengan mendefinisikan beberapa keadaan yang mungkin terjadi di masa mendatang dari semua variabel
kunci yang terpilih. Analisis morfologis diteruskan dengan analisis konsistensi untuk mengurangi dimensi kombinasi variabel-variabel kunci dalam merumuskan
skenario di masa yang akan datang melalui identifikasi saling ketidaksesuaian di antara keadaan-keadaan variabel kunci incompatibility identification.
Tahapan akhir dari analisis prospektif adalah membangun skenario strategi pengelolaan lahan gambut berbasis sumberdaya lokal pada agroekologi
perkebunan kelapa sawit. Skenario ini merupakan kombinasi dari beberapa keadaan variabel-variabel kunci yang mungkin terjadi di masa mendatang
dikurangi dengan kombinasi keadaan yang tidak mungkin terjadi secara bersamaan. Secara umum skenario yang dipilih terdiri dari 3 skenario yaitu
minimal I, optimal II dan maksimal III. 3.5.4. Analisis Model Pengelolaan Lahan Gambut Berbasis Sumberdaya
Lokal
Untuk membangun model pengelolaan lahan gambut berbasis sumberdaya lokal pada agroekologi perkebunan sawit dilakukan dengan melakukan
penggabungan hasil analisis MDS, laverage dan prospektif. Dalam merumuskan model pengelolaan dilakukan dengan tahapan yang dilakukan seperti tertera pada
Gambar 8.
Gambar 8. Tahapan penyusunan model pengelolaan lahan gambut berbasis
sumberdaya lokal pada agroekologi perkebunan kelapa sawit rakyat. Penyajian strategi pencapaian model pengelolaan lahan gambut berbasis
sumberdaya lokal pada agroekologi perkebunan kelapa sawit dilakukan dengan menggunakan diagram alir flow chart.
Agroekologi Perkebunan Kelapa Sawit pada Lahan Gambut
Survei Lapangan
Kondisi Eksisting potensi, kendala
Identifikasi Kebutuhan
Stakeholders Penentuan Dimensi
Keberlanjutan, atribut dan Skala
Permasalahan Pengelolaan Lahan
Gambut Analisis Kebutuhan
Stakeholder Prospektif Analisis
Keberlanjutan Analisis Biofisik,
Sosial, Ekonomi Lahan Gambut
Status Keberlanjutan, Kebutuhan
Stakeholders
Atribut Kunci Berpengaruh
Faktor atau Atribut Kunci
Indeks Keberlanjutan
Karaketeristik Biofisik, Sosial,
Ekonomi Lahan Gambut
Faktor Pengungkit atau Dominan
Faktor Dominan Berpengaruh
Model Pengelolaan
Strategi Pengelolaan Lahan Gambut pada Agroekologi Perkebunan
Kelapa Sawit Model Pengelolaan Lahan Gambut pada
Agroekologi Perkebunan Kelapa Sawit
Skenario I
Strategi Pengelolaan Reference
desk study Kebijakan Pengelolaan Lahan
Gambut di Perkebunan Kelapa Sawit
Skenario II Skenario III
Skenario
3.6. Definisi Istilah-Istilah Penting yang Digunakan dalam Disertasi