menyatakan  bahwa  nilai  tukar  rupiah  kurs  berpengaruh  positif  secara signifikan  terhadap  pembiayaan  mudharabah.  Dengan  menguatnya  kurs
rupiah  khususnya  terhadap  dollar  AS  dalam  hal  ini,  yang  mencerminkan stabilitas  perekonomian  yang  semakin  mantap  akan  menurunkan  risiko
berusaha  yang  pada  akhirnya  akan  direspon  oleh  dunia  usaha  dengan meningkatkan pembiayaan mudharabah.
3
5.  Pengaruh Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Mudharabah Berdasarkan  hasil  perhitungan  uji  t  menunjukkan  bahwa  variabel
tingkat  bagi  hasil  TBH  mempunyai  hubungan  yang  positif  dengan pembiayaan  mudharabah  namun  tidak  signifikan,  sehingga  dapat
disimpulkan  bahwa  berapapun  jumlah  tingkat  bagi  hasil  yang  ada  pada BPRS  maka  tidak  akan  berpengaruh  terhadap  pembiayaan  mudharabah.
Hasil  ini  sesuai  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Lia  Andriani 2010  bahwa  tingkat  bagi  hasil  juga  tidak  berpengaruh  terhadap
pembiayaan  mudharabah  pada  perbankan  syariah.  Berbeda  dengan  hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur Gilang Giannini 2013 bahwa tingkat
bagi  hasil  secara  parsial  berpengaruh  positif  secara  signifikan  terhadap pembiayaan  mudharabah  pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
3
Lia Andriani, Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Mudharabah Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2003-2009
Jakarta: Skripsi S1 UIN Jakarta, 2010
93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh DPK, CAR, inflasi, nilai tukar  rupiah  dan  tingkat  bagi  hasil  terhadap  pembiayaan  mudharabah  pada
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS periode 2009 – 2015, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.  Variabel DPK mempunyai nilai koefisien sebesar 0,542 dan nilai t hitung
sebesar 10,987 lebih besar dari t tabel atau 10,987  1,996. Begitu pula dengan  nilai  probabilitasnya  Sig.  lebih  kecil  dibandingk
an  alpha  α yaitu  0,000    0,05  maka  Ho  ditolak.  Artinya  dapat  disimpulkan  bahwa
variabel  DPK  mempunyai  pengaruh  yang  signifikan  positif  terhadap pembiayaan mudharabah.
2.  Variabel  CAR  mempunyai  nilai  koefisien  sebesar  -0,413  dan  nilai  t hitung  sebesar  2,457  lebih  besar  dari  t  tabel  atau  2,457    1,996.  Begitu
pula  dengan  nilai  probabilitasnya  Sig.  lebih  kecil  dibandingkan  alpha α  yaitu  0,017    0,05  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  variabel  CAR
berpengaruh negatif secara signifikan terhadap pembiayaan mudharabah atau Ho ditolak.
3.  Variabel  inflasi  mempunyai  nilai  koefisien  sebesar  0,178  dan  nilai  t hitung  sebesar  0,782  lebih  kecil  dari  t  tabel  atau  0,782    1,996.  Begitu
pula  dengan  nilai  probabilitasnya  Sig.  lebih  besar  dibandingkan  alpha
α yaitu 0,437  0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha. Artinya bahwa variabel  inflasi  tidak  mempunyai  pengaruh  yang  signifikan  terhadap
pembiayaan mudharabah. 4.  Variabel  nilai  tukar  rupiah  kurs  mempunyai  nilai  koefisien  sebesar
0,282 dan nilai t hitung sebesar 2,842 lebih besar dari t tabel atau 2,842 1,996.  Begitu  pula  dengan  nilai  probabilitasnya  Sig.  lebih  kecil
di bandingkan  alpha  α  yaitu  0,006    0,05  maka  Ho  ditolak  dan  dapat
disimpulkan  bahwa  variabel  kurs  mempunyai  pengaruh  yang  signifikan positif terhadap pembiayaan mudharabah.
5.  Variabel  tingkat  bagi  hasil  TBH  mempunyai  nilai  koefisien  sebesar 0,202 dan nilai t hitung sebesar 1,022 lebih kecil dari t tabel atau 1,022
1,996.  Begitu  pula  dengan  nilai  probabilitasnya  Sig.  lebih  besar dibandingka
n alpha α yaitu 0,310  0,05 maka Ho diterima, yaitu dapat disimpulkan  bahwa  variabel  tingkat  bagi  hasil  tidak  mempunyai
pengaruh yang signifikan  terhadap pembiayaan mudharabah. 6.  Berdasarkan  hasil  uji  F,  variabel  DPK,  CAR,  inflasi,  nilai  tukar  rupiah
dan  tingkat  bagi  hasil  secara  bersama-sama  simultan  berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai  F  hitung    F  tabel  yaitu  327,200    2,35  dengan  nilai  signifikansi sebesar 0,000  0,05, maka Ho diterima.
B. Saran
Berdasarkan  penelitian  yang  telah  dilakukan  dan  hasil  penelitian  yang diperoleh,  penulis  memberikan  beberapa  saran  yang  sekiranya  dapat
mendorong  pertumbuhan  pembiayaan  khususnya  pembiayaan  mudharabah pada bank syariah dan BPRS di Indonesia serta penelitian selanjutnya. Saran-
saran tersebut antara lain: 1.  BPRS  sebagai  lembaga  keuangan  mikro  syariah  sangat  membantu  para
pengusaha  mikro,  kecil  dan  menengah.  Untuk  itu  pengelolaan  BPRS harus  dilaksanakan  dengan  baik  seperti  tetap  menjaga  likuiditasnya  dan
mempunyai  SDM  yang  ahli  dibidangnya  agar  BPRS  tetap  bisa memberikan  layanan  jasa  keuangan  khususnya  memberikan  pembiayaan
kepada para pengusaha kecil untuk mendapatkan tambahan modal. 2.  Sebagai lembaga keuangan syariah yang menganut sistem bagi hasil baik
bank  maupun  BPRS,  seharusnya  komposisi  pembiayaan  mudharabah lebih  ditingkatkan.  Karena  pembiayaan  mudharabah  merupakan
pembiayaan  produktif  yang  dapat  menggerakan  perekonomian  dengan membuka lapangan pekerjaan baru sehingga pengangguran berkurang.
3.  Untuk meningkatkan
pembiayaan mudharabah,
BPRS harus
meningkatkan  CAR  nya.  Karena  dalam  penelitian  ini  data  CAR  pada BPRS dari tahun 2010 hingga 2015 terus mengalami penurunan.
4.  Bagi penelitian
selanjutnya diharapkan
memperpanjang waktu
pengamatan  penelitian  serta  menambah  variabel  internal  dan  eksternal yang  diteliti.  Selain  itu  dapat  juga  dibedakan  antara  skim  pembiayaan
mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyadah.
96
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2013. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi . Yogyakarta: BPFE.
Ali, Muhidin Sambas . 2011. Analisis Korelasi, Regresi Dan Jalur Dalam Penelitian
. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Andriani, Lia. 2010.  Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Mudharabah Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode
2003-2009 . Skripsi S1 UIN Jakarta.
Andraeny, Dita. 2011. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil,
Dan  Non  Performing  Financing  Terhadap  Volume  Pembiayaan  Berbasis Bagi  Hasil  Pada  Perbankan  Syariah  Di  Indonesia
.  Simposium  Nasional Akuntansi XIV Aceh.
Annonimus.  2011.  Undang-Undang  RI  tentang  Perbanakan  Syariah. Yogyakarta:Pustaka.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2009. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani.
Arifin, Zainul. 2006.  Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. . Jakarta: Pustaka Alvabet.
Arthesa, Ade dan Edia Handiman. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Ascarya. 2007. Akad  Produk Bank Syariah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Bank  Indonesia.  Statistik  Perbankan  Syariah:  Komposisi  Pembiayaan  Yang
Diberikan  Bank  Umum  Syariah  Dan  Unit  Usaha  Syariah Periode  Juni
2015.