2. Dilihat dari segi kemaslahatan al-ashlah, dalam pencatatan sebaiknya digunakan sistem Accrual Basis; akan tetapi, dalam distribusi hasil
usaha hendaknya ditentukan atas dasar penerimaan yang benar-benar terjadi Cash Basis.
3. Penetapan sistem yang dipilih harus disepakati dalam akad. Kemudian prinsip distribusi bagi hasil usaha sudah tertuang dalam
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 15DSN-MUIIX2000 Tentang Prinsip Distribusi Hasil Usaha Dalam Lembaga Keuangan Syariah, dalam
fatwa tersebut ditetapkan sebagai berikut: 1. Pada dasarnya, LKS boleh menggunakan prinsip Bagi Hasil Net
Revenue Sharing maupun Bagi Untung Profit Sharing dalam
pembagian hasil usaha dengan mitra nasabah-nya. 2. Dilihat dari segi kemaslahatan al-ashlah, saat ini, pembagian hasil
usaha sebaiknya digunakan prinsip Bagi Hasil Net Revenue Sharing. 3. Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang dipilih harus disepakati
dalam akad. Dasar perhitungan bagi hasil yang menggunakan revenue sharing
adalah perhitungan bagi hasil yang didasarkan atas penjualan danatau pendapatan kotor atas usaha sebelum dikurangi dengan biaya. Bagi hasil
dalam revenue sharing dihitung dengan mengalihkan nisbah yang telah disetujui dengan pendapatan bruto. Pada umumnya bagi hasil terhadap
investasi dana dari masyarakat menggunakan revenue sharing.
Dasar perhitungan bagi hasil dengan menggunakan profitloss sharing merupakan bagi hasil yang dihitung dari labarugi usaha. Kedua pihak,
bank syariah maupun nasabah akan memperoleh keuntungan atas hasil usaha mudharib dan ikut menanggung kerugian bila usahanya mengalami
kerugian.
32
Hubungan Tingkat Bagi Hasil Dengan Pembiayaan Mudharabah Pembagian keuntungan dalam pembiayaan mudharabah ditentukan
berdasarkan tingkat bagi hasil yang disepakati oleh kedua belah pihak. Faktor tingkat bagi hasil juga dianggap berpengaruh dalam pembiayaan mudharabah.
Tingkat bagi hasil mempunyai hubungan yang positif dengan pembiayaan mudharabah. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat bagi
hasil pada sebuah bank syariah maka akan meningkatkan jumlah pembiayaan mudharabah, karena nasabah selalu mengharapkan keuntungan yang lebih
tinggi daripada kerugian.
H. Penelitian Terdahulu
Penulis menemukan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai tema ini. Terdapat beberapa penelitian yang dapat
menunjang dan membantu penulis dalam menyempurnakan hasil penelitian. Hasil penelitian tersebut juga digunakan sebagai landasan pembanding dalam
menganalisa pengaruh variabel DPK, CAR, inflasi, nilai tukar dan tingkat bagi hasil terhadap pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh BPRS. Beberapa
tinjauan pustaka yang telah dilakukan sebelumnya adalah sebagai berikut:
32
Ismail, Perbankan Syariah Jakarta: KENCANA, 2011, edisi pertama, hal. 98-99
No Judul
Variabel dan Metode
Analisis Hasil
Pembahasan Perbedaan
1
“Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi
Volume Pembiayaan
Berbasis Bagi Hasil
Pada Bank
Umum Syariah
Di Indonesia
”
Agustina Kurniawanti
dan Zulfikar,
Syariah Paper
Accounting 2014 Program
Studi Akuntansi-FEB
Universitas Muhammadiyah
Surakarta Variabel
independen =
DPK, tingkat
bagi hasil, NPF dan total asset.
Variabel dependen
= volume
pembiayaan berbasis
bagi hasil.
Alat analisis
yang digunakan dalam
penelitian ini
adalah regresi
berganda. Hasil penelitian
menunjukan DPK dan NPF
tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan
sedangkan tingkat bagi hasil
dan total asset berpengaruh
signifikan terhadap volume
pembiayaan berbasis
bagi hasil.
Secara simultan variabel
DPK, tingkat
bagi hasil, NPF dan total asset
berpengaruh signifikan
terhadap volume pembiayaan
berbasis
bagi hasil.
Variabel independen
= DPK,
CAR, inflasi,
nilai tukar
rupiah dan
tingkat bagi hasil.
Variabel dependen
= pembiayaan
mudharabah di BPRS periode
2009-2015. Metode analisis
menggunakan regresi
linier berganda.
2
“Analisis Hubungan
Simpanan, Modal Sendiri,
NPL, Prosentase
Bagi Hasil Dan Mark
Up Keuntungan
Terhadap Pembiayaan
Pada Perbankan
Syariah
Studi Kasus
Pada Bank
Muamalat Indonesia
”
Variabel independen
= SimpananDPK,
modal sendiri, NPL
dan prosentase bagi
hasil dan marjin keuntungan.
Variabel dependen
= pembiayaan
pada perbankan syariah.
Alat analisis
yang digunakan
dalam penelitian
ini adalah analisis
Hasil penelitian menunjukan
simpanan mempunyai
pengaruh
yang signifikan,
sedangkan variabel lainnya
yaitu
modal sendiri, NPL dan
prosentase bagi
hasil dan marjin keuntungan tidak
mempunyai pengaruh
yang signifikan
terhadap pembiayaan pada
Variabel independen
= DPK,
CAR, inflasi,
nilai tukar
rupiah dan
tingkat bagi hasil.
Variabel dependen
= pembiayaan
mudharabah di BPRS periode
2009-2015. Metode analisis
menggunakan regresi
linier berganda.
Pratin dan
Akhyar Adnan 2005, Sinergi
Kajian Bisnis
dan Manajemen edisi khusus on
Finance. regresi
linier berganda.
perbankan syariah
di Indonesia.
3
“Faktor Yang Mempengaruhi
Pembiayaan Mudharabah
Pada
Bank Umum Syariah
Di Indonesia” Nur
Gilang Giannini,
Accounting Analysis
Journal 2013 Jurusan
Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas
Negeri Semarang
Indonesia Variabel
independen =
FDR, NPF,
ROA, CAR dan tingkat
bagi hasil.
Variabel dependen
= pembiayaan
mudharabah. Alat
analisis yang digunakan
dalam penelitian
ini adalah
regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukan
bahwa FDR,
NPF, ROA CAR dan tingkat bagi
hasil secara
simultan berpengaruh
terhadap pembiayaan
mudharabah. Untuk
hasil secara
parsial, variabel
FDR berpengaruh
positif terhadap pembiayaan
mudharabah. Variabel
NPF tidak
berpengaruh terhadap
pembiayaan mudharabah.
Sedangkan untuk variabel
ROA, CAR dan tingkat
bagi hasil
berpengaruh positif terhadap
pembiayaan mudharabah.
Variabel independen
= DPK,
CAR, inflasi,
nilai tukar
rupiah dan
tingkat bagi hasil.
Variabel dependen
= pembiayaan
mudharabah di BPRS periode
2009-2015. Metode analisis
menggunakan regresi
linier berganda.
4
“Analisis Pengaruh
Dana
Pihak Ketiga, Tingkat
Bagi
Hasil, Dan
Non
Variabel independen
= DPK,
tingkat bagi hasil dan
NPF. Variabel
Hasil penelitian menunjukan
bahwa DPK dan tingkat bagi hasil
berpengaruh positif
secara Variabel
independen =
DPK, CAR,
inflasi, nilai
tukar rupiah
dan tingkat
Performing Financing
Terhadap Volume
Pembiayaan Berbasis Bagi
Hasil
Pada Perbankan
Syariah
Di Indonesia
”
Dita Andraeny, Simposium
Nasional Akuntansi XIV
Aceh
2011 Fakultas
Ekonomi Universitas
Syiah
Kuala Banda Aceh
dependen =
volume pembiayaan
berbasis bagi
hasil. Teknik analisis
data yang
digunakan adalah Partial
Least Square
PLS. signifikan
terhadap volume pembiayaan
berbasis
bagi hasil. Sementara
itu, variabel NPF tidak
berpengaruh signifikan.
bagi hasil. Variabel
dependen =
pembiayaan mudharabah di
BPRS periode 2009-2015.
Metode analisis menggunakan
regresi
linier berganda.
5
“Pengaruh ROA,
NPF, FDR,
BOPO Dan
Tingkat Bagi
Hasil Terhadap
Pembiayaan Mudharabah
Studi
Kasus Pada BUS Dan
UUS
di Indonesia
Periode 2010-
2013” Siti
Nugraha, Skripsi 2014
Fakultas Syariah
dan Hukum
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Variabel independen
=NPF, FDR,
ROA, BOPO
dan tingkat bagi hasil.
Variabel dependen
= pembiayaan
mudharabah. Metode analisis
data
yang digunakan
dalam penelitian
ini adalah dengan
menggunakan metode regresi
linier berganda. Hasil
analisis menunjukan
bahwa NPF, FDR dan tingkat bagi
hasil
secara bersama-sama
simultan mempunyai
pengaruh signifikan
terhadap pembiayaan
mudharabah. Sedangkan ROA
dan BOPO secara bersama-sama
simultan tidak mempunyai
pengaruh terhadap
yaitu pembiayaan
mudharabah. Variabel
independen =
DPK, CAR,
inflasi, nilai
tukar rupiah
dan tingkat
bagi hasil. Variabel
dependen =
pembiayaan mudharabah di
BPRS periode 2009-2015.
Metode analisis menggunakan
regresi
linier berganda.
6
“Analisis Faktor
Yang Mempengaruhi
Variabel independen
= tingkat
bagi Hasil
analisis menunjukkan
bahwa JII, PDB Variabel
independen =
DPK, CAR,